20. Kenyataan Pahit

342 42 8
                                    


Spesial Tahun Baru🙏🙏🎉
Selamat membaca🙏
Maafin ya kalo gaje😅









Setelah hujan pasti ada pelangi kan?

    

Samudra berjalan dengan tertatih-tatih untuk pulang kerumah, tubuhnya sudah dibasahi keringat kala ia terus menahan rasa sakit yang menghantam tubuhnya.
    
Dengan keadaannya tersebut Samudra menatap ke arah bola yang menggelinding ke tengah jalan, seorang anak laki-laki berlari untuk mengambil bola tersebut.
    
Tiiiinnnnn tiiinnnn
    
Mata Samudra membelalak kala melihat sebuah truk melaju dengan kencang ke arah anak tersebut, dengan sekuat tenaga, Samudra berlari ke arah anak tersebut mendorongnya menjauh dari jalan, namun belum sempat ia menyelamatkan diri tubuhnya sudah terlempar karena hantaman keras dari truk tersebut.
    
Brakkk
    
Orang-orang mulai mengerumuni tubuh Samudra yang kini sudah dipenuhi dengan darah, tulangnya seakan remuk karena hantaman keras dari truk tadi.
    
"Nenek, tolong jemput Samudra"ucap Samudra dalam hati sebelum kegelapan merenggut kesadarannya.
    

•• SAMUDRA BERCERITA ••

    

Suara EKG terdengar mengalun merdu dalam ruangan oprasi yang begitu sunyi, di dalam ruangan tersebut hanya terdapat seorang pemuda yang terbaring lemah dengan nasal kanula yang terpasang di sela-sela hidungnya ditemani beberapa alat lain sebagai penunjang kehidupanya.
    
"Dokter keadaan pasien menurun"ucap Suster kepada sang Dokter.
    
"Siapkan alat pacu jantung"
    
"100 Joule"
    
"200 Joule"
    
"300 Joule"
    
Sang Dokter menghela nafas kala merasakan detak jantung Samudra yang mulai kembali, ia dia Samudra, pemuda yang kini tengah berjuang antara hidup dan mati.
    
"Beritahukan keadaannya kepada keluarganya"ucap Sang dokter kepada salah satu suster, setelah melihat keadaan samudra yang sudah setabil tapi masih dalam keadaan kritis.
    
Saat kecelakaan tadi, benturan di tubuhnya sangat kuat menyebabkan beberapa tulangnya patah dan keretakan pada tengkorak bagian kepala.
    
"Tapi Dokter"ucap Sang suster, sang Dokter menghela nafas kala tau apa yang akan sang suster katakan.
    
"Kita harus tetap memberitahu keluarganya"ucap sang Dokter kemudian pergi meninggalkan ruangan oprasi diikuti yang lainnya.
    
"Halo, kami dari pihak rumah sakit ingin memberi tahukan bahwa saudara Samudra mengalami kecelakaan, dan keadaannya sekarang teng--"ucap sang suster terhenti karena mendengar jawaban dari Stevan.
    
"Kirim saja nomer rekeningnya nanti akan saya transfer biayanya"ucap Stevan kemudian langsung menutup telepon tanpa menunggu penjelasan dari sang suster.
    
Beberapa suster yang ikut mendengar percakapan tersebut wajahnya langsung menyendu, mereka tak bisa membayangkan bagaimana jika Samudra sendirilah yang mendengarnya, bahkan di saat sang putra tengah berjuang di antara hidup dan mati pun tak ada satupun keluarga yang peduli dengan Samudra.
    


•• SAMUDRA BERCERITA ••

    
7 hari telah berlalu tadi pagi akhirnya Samudra dapat melewati masa kritisnya, tapi sampai sekarang mata hezel itu belum juga terbuka.
    
Selama seminggu ini baik suster dan Dokter yang datang untuk mengeceknya, tak henti-hentinya menatap kasihan dan sedih ke arahnya, sudah seminggu namun tak ada satupun keluarga yang datang untuk sekedar menanyakan keadaannya.
    
"Suster, apa orangtua pasien belum ada satupun yang datang"ucap sang Dokter setelah mengecek keadaan Samudra.
    
"Belum Dokter"ucap sang Suster.
     Sang Dokter hanya bisa menghela nafas, padahal ia perlu memberitahu tentang kondisi dari Samudra tapi sepertinya percuma.
    
Setelah memastikan bahwa keadaan Samudra baik-baik saja, sang Dokter mulai pergi meninggalkan ruang rawat milik Samudra diikuti oleh Suster.

•• SAMUDRA BERCERITA ••

    

Pagi harinya mata hazel yang selama seminggu ini tertutup kini akhirnya terbuka lagi, perlahan mata itu mulai mengerjap-ngerjap pelan menyesuaikan cahaya di sekitarnya.
    
Eungh
    
Hal pertama yang menyapa indra penglihatan Samudra adalah ruangan putih yang terlihat sepi dengan suar EKG yang terdengar sangat nyaring di telinganya.
    
Cklek
    
Dokter yang melihat Samudra telah sadar akhirnya mulai menghampiri Samudra, dengan cekatan sang Dokter mulai memeriksa keadaan Samudra memastikan semuanya setabil dan tidak ada yang salah.
    
"Bagaimana perasaanmu baik"ucap sang Dokter yang dijawab anggukan pelan oleh Samudra.
    
"Baiklah kau bisa istirahat dahulu"ucap sang dokter.
    
"Dokter, apa keadaan saya baik-baik saja?"ucap Samudra hanya dengan menggerakkan bibirnya saja.
    
"Samudra saya akan mengatakan sesuatu, tapi saya harap kamu bisa tetap tegar"ucap Sang Dokter, sedangkan Samudra hanya menatap sang dokter seakan bertanya tentang apa yang ingin dikatakan oleh sang Dokter.
    
"Samudra karena kecelakaanmu kemarin beberapa tulangmu patah, tapi bukan itu yang membahayakan, sum-sum tulang belakangmu sekarang benar benar tidak bisa berfungsi dengan baik, dan dengan penyakit yang kamu derita itu, kamu harus segera melakukan operasi sum-sum tulang belakang kalo tidak" ucap sang Dokter terhenti.
    
"Berapa waktu yang Sam punya?"tanya Samudra, ia tahu apa yang di maksud oleh sang dokter.
    
"Mungkin sekitar 50 hari atau sekitar 2 bulan lagi"
    
Dunia Samudra hancur, tapi itu seakan biasa untuknya, ia hanya diam dengan pandangan kosong saat mendengar ucapan sang dokter pagi tadi, apakah semuanya benar-benar berakhir sekarang?, apakah pada akhirnya ia akan meninggalkan dunia tanpa pernah merasakan kebahagiaan sedikitpun?.
   
Samudra benar benar kehilangan arah, 12 hari yang lalu Putra dan Sinta memberi tahunya bahwa mereka sekeluarga akan pindah ke luar negri karena ada urusan penting, padahal Samudra sudah merasa nyaman dengan mereka, mereka satu-satunya yang bisa membuat Samudra merasa bahagia tanpa memandang rendah kekurangannya.
    
"Pada akhirnya Sam kalah sama takdir"ucap Samudra dengan air mata yang sudah tidak dapat ia bendung lagi.
    
Bisakah dalam 50 harinya kali ini ia mendapatkan kebahagiaan tanpa harus mendapatkan rasa sakit yang begitu menyesakkan.
    
Bisakah ia berharap dalam 50 hari ini keluarganya akan menyayanginya.
    
Bisakah ia berharap tuhan?
    
Samudra takut terjatuh, ia takut jatuh ke dalam jurang penderitaan yang tak berujung.
     
Pada saat-saat seperti ini yang Samudra butuhkan sebenarnya hanya sebuah pelukan dan kata-kata dukungan dari keluarganya, tapi sepertinya itu mustahil untuk didapatkan.

    
    

    
    
  

~notqueen_1~


SAMUDRA BERCERITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang