Eugene merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk berlapis kain sutra. Rasa lelah menyelimuti dirinya usai sarapan bersama keluarga kerajaan tadi pagi.
Basa-basi yang melelahkan dengan para bangsawan membuat energinya terkuras. Ia menghela napas panjang, matanya terpejam sejenak.
"Abis makan ga boleh remahan" gumamnya sambil mengingat nasihat lama bahwa tidur setelah makan tidak baik untuk pencernaan.
Dengan gerakan malas, ia bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju jendela untuk menikmati angin segar.
Saat jendela terbuka, pemandangan hamparan bunga mawar berbagai warna menyambutnya. Mawar-mawar itu terlihat lebih banyak daripada sebelumnya hingga memenuhi taman.
Tok, tok, tok.
Suara ketukan di pintu menginterupsinya. Kepalanya menoleh, dan ia mendapati Ergio berdiri di ambang pintu, membawa setumpuk kertas.
"Pangeran, berikut ini adalah desain pakaian dari penjahit," kata Ergio sambil melangkah masuk dan meletakkan tumpukan kertas itu di atas meja.
"Jika Anda sudah memilih, saya akan memerintahkan penjahit untuk datang," lanjutnya.
Eugene mengangguk sambil meraih salah satu kertas secara acak. Namun, tiba-tiba sebuah ide melintas di pikirannya. Ia menatap Ergio dengan semangat yang kembali terpancar.
"Gio, bagaimana jika kita yang mengunjungi penjahit? Pangeran ini sudah lama tidak jalan-jalan," katanya dengan nada riang.
"Sesuai perintah Anda, saya akan menyiapkan kereta kuda dan pengawal," jawab Ergio dengan senyuman yang lembut dan menenangkan.
"Tidak, jangan bawa pengawal," Eugene langsung memotong, senyum kecil menghiasi wajahnya.
"Sebagai gantinya, bawa Zeferon, Isodore, dan Alistair. Kita akan menghabiskan waktu bersama hari ini"
Ergio tertegun sejenak, tetapi sebelum ia sempat membalas, Eugene melangkah mendekatinya dan tiba-tiba memeluk erat tubuhnya.
"Pangera...n?" gumam Ergio dengan suara lirih, bingung dengan situasi ini. Tetapi tak butuh waktu lama baginya untuk rileks.
Nafasnya melambat, dan perlahan ia membalas pelukan itu, tangannya naik untuk mengelus lembut punggung pengerannya.
"Sudah kubilang, jangan terlalu formal jika hanya berdua," ucap Eugene, suaranya terdengar merajuk.
Nada lembut itu membuat suasana di antara mereka terasa hangat, dan membuat Ergio menghentikan waktu saat ini juga, untuk menikmati pelukan hangat itu lebih lama.
"Dipahami" jawab lirih Ergio. Bibirnya melengkung membentuk senyum kecil.
Tangannya yang kokoh perlahan terangkat, jari-jarinya menyusuri lembut helaian rambut Eugene.
Gerakan itu begitu hati-hati, seperti ia tengah menangani sesuatu yang sangat rapuh. Aroma manis bunga mawar yang tertiup angin pun menyelinap di rongga penciumannya.
o0o
"Wah, akhirnya kita naik kereta kuda lagi! Ini mengingatkan kita pada perjalanan waktu itu," seru Eugene gembira.
Kepalanya menyembul keluar dari jendela, matanya memandang antusias ke arah suasana ramai di luar yang dipenuhi dekorasi perayaan.
"Yang Mulia, sepertinya suasana hati Anda sedang bagus" tanya Isodore menyadari ada hal yang tidak biasa dari pangerannya hari ini.
"Hmm, Pangeran ini tidak sabar untuk mendandani kalian semua," jawab Eugene dengan senyum sumringah. Matanya berbinar-binar membayangkan selir-selirnya tampil tampan bak pangeran dari negeri dongeng.
![](https://img.wattpad.com/cover/376631766-288-k941753.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Be A Figuran Prince
FantasyNOTE: BXB, BL, HAREM Eugene terjebak di novel bertema kerajaan barat dan harus berperan sebagai tokoh figuran yang sama sekali tidak penting. ia menjalani hari-hari dengan santai sebelum ulang tahunnya yang ke delapan belas dan menurut tradisi dihar...