Bab 9. Intrik

3.5K 474 22
                                    

"Pangeran, apakah Anda baik-baik saja?" Kepala prajurit berjalan mendekat dengan langkah yang hati-hati menghampiri Eugene. Matanya tampak gelisah, jelas ia menyadari kesalahannya.

Eugene menoleh dengan tatapan tajam, "Apa kerjamu, kenapa begitu lama mencari pngeran ini ?" desisnya kesal. Jika saja ia tidak cukup beruntung, mungkin saat ini ia sudah berada di akhirat.

Kepala prajurit itu langsung terjatuh berlutut, tangannya mengepal di lantai tanah "Mohon maaf, Pangeran Kabut sihir....."

"Hentikan bicaramu!" potong Eugene dengan cepat, "Kembali ke kereta kuda," tambahnya.

Kepala prajurit segera bangkit dan tanpa bicara lagi, dan langsung bangkit memimpin jalan kembali ke arah kereta.

Sesampainya di kereta, Ergio langsung menghampiri Eugene dengan langkah tergesa gesa "Pangeran, apakah Anda baik-baik saja?" tanya Ergio dengan raut wajah khawatir.

Eugene menaiki kereta tanpa melihat Ergio. "Aku baik-baik saja. Lanjutkan perjalanan," potong eugene lelah, tidak ingin mendapatkan sesi wawancara.

"Baik, Pangeran" jawab Ergio dengan suara rendah.

Saat Ergio melihat pangeran ke-5 naik ke dalam kereta, ia memperhatikan sesuatu yang berbeda, ia menyadari ada orang tambahan.

"Pangeran, siapa pemuda ini?" tanya Ergio curiga, kereta yang sebelumnya dihuni dua orang kini menjadi tiga.

Zeferon menatap pemuda berambut hijau yang duduk di dalam kereta dengan tatapan tidak suka, terutama saat melihat bagaimana pemuda berambut hijau itu menatap istrinya.

Ergio menangkap tatapan tajam Zeferon dan balas menatap lebih tajam. Apapun niat pria itu, Ergio merasa perlu berhati-hati. Tangannya secara refleks bergerak ke gagang pedangnya, siap berjaga-jaga untuk melindungi pangeran.

Eugene yang sudah lelah menyandarkan punggungnya "Gio, ini Zeferon, ular yang menyelamatkan pangeran ini"

Eugene menyilangkan tangan di depan dada sambil memejamkan mata, seolah tidak ingin repot menjelaskan lebih panjang. "Dan Zeferon, ini Ergio, selir pangeran ini"

"Selir? Istri, Apa yang kamu bicarakan? Kamu hanya milikku" Zeferon menoleh, wajahnya berubah penuh ketidakpercayaan. Tatapan shock langsung tertuju pada istrinya.

Ergio yang mendengar itu, ikut menatap Zeferon dengan kaget dan marah "Berani sekali Anda tidak bersikap hormat pada Pangeran Agung!" Ergio meninggikan suaranya satu oktaf, sorot matanya penuh permusuhan.

"Kalian berdua hentikan, Gio bangunkan pangeran ini ketika kita sampai." Setelah mengatakan itu, Eugene memejamkan matanya.

Kini Eugene tidak takut seperti sebelumnya, karena ia tidak sendiri apalagi ada prajurit kekaisaran yang melindunginya.

Melihat sikap istrinya yang dingin, Zeferon menundukan kepalanya.

***

Setelah sampai di tempat tujuan, Eugene langsung menuju kamar tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Tanpa basa-basi, ia merebahkan dirinya di atas kasur empuk yang sudah menunggunya.

Ketika Eugene membuka matanya kembali di pagi hari, ia mendapati Viscount Rabeola sudah berdiri di sampingnya, menyambutnya dengan semangat yang hampir berlebihan.

Wajah Rabeola penuh antusiasme, dan tanpa ragu, ia memerintahkan pengawal untuk memberikan penjagaan ekstra ketat demi keamanan pangeran kelima untuk menuju pantai.

Sepuluh menit setelah rombongan meninggalkan area hutan, dan kini suara desiran ombak yang merdu mulai terdengar di telinganya.

Tanpa membuang waktu, ia segera memerintahkan prajurit-prajuritnya untuk mengumpulkan air laut. Meskipun sedikit bingung dengan perintah tersebut, tetapi para prajurit tetap melaksanakan tugas tanpa bertanya.

[BL] Be A Figuran PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang