Part 3

3.1K 149 3
                                    

Bete pokoknya pagi ini. Tidak ada guru akan menjadi musibah besar bagi cewek berkacamata ini. Bukannya kehilangan ilmu atau apa, tapi, kelasnya ini ramai banget kayak pasar ikan. Cowok maupun cewek sama saja. Mulutnya nggak bisa diem, dan Sivia benci dengan keramaian. Tapi ada pengecualiannya sih, semisal nonton CRAG maen basket.

Kayaknya, Ify tenang-tenang aja tuh. Dalam kekhusyukan Ify membaca novel yang kemarin belum sempat ia selesaikan. Aha! Sivia pun mendapatkan ide.

"Fy, kita ke kelas Kak Dayat yuk!" Ajak Sivia.

Ify menatap Sivia aneh. "Ada apa kesana? Mau minta uang?"

Sivia tetawa. "Ya enggaklah, gue lupa kalo gue belum melaksanakan perintah dari Bu Maya. Kemarin, dia nyuruh gue anterin buku anak kelas 2IPA-1. Yuk deh! Mumpung disana ada Kak Rio. Gue juga mo lakukan aksi gue ke Kak Alvin."

Ide yang konyol, namun ada benarnya juga sih. Itu kan amanah dari Bu Maya untuk mengantar buku ke kelas 2IPA-1. Akhirnya, Ify menurut aja. Buku itu ada di ruang guru. Sivia mengambil sebagian buku dan sisanya dibawa Ify. Dua cewek itu pun berjalan pelan menuju kelas 2IPA-1 di lantai dua.

Sesampai di depan kelas 2IPA-1...

"Fy, lo yang panggilin Kak Dayat. Berat nih buku." Kata Sivia.

Buku yang dibawa Sivia jauh lebih banyak dari Ify. Terpaksa deh, Ify yang manggil Kak Dayat walau sejujur-jujurnya malu banget. Apalagi disana ada CRAG. Tapi biarlah. Hitung-hitung sedekah nolongin sahabat. Hihihi...

"Mmm, permisi.." Kata Ify malu-malu. Sementara Sivia ngikik di luar sana.

"Yuhuu... Ada cewek cantik.." Heboh Riko.

Semua mata pun memandang Ify yang lagi salting. Cantik? Kayaknya Kak Riko bercanda deh. Nggak mungkin kakak kelas secakep Riko ngatain dirinya cantik, ya kecuali Kak Dayat yang merupakan Kakak kandung Sivia dan ia akrab banget ama Kak Dayat.

"Ada apa neng?" Tanya Riko mendekati Ify.

Kak Dayat mana ya? Dia nggak masuk deh. Banyak bangku yang kosong. Terus, buku itu akan ia kasih ke siapa? Sivia yang berada di luar segera masuk mendengar kelas 2IPA-1 ribut.

"Kak Dayat mana?" Tanya Sivia. Matanya mencari-cari Dayat, eh salah ding. Sivia nyari Alvin. Tapi yang dicari nggak ada.

"Dayat nggak masuk hari ini. Bukannya lo adeknya Dayat?" Tanya+Jawab Riko.

Kak Dayat nggak masuk? Bukannya tadi dia yang ngantarin gue sekolah? Batin Sivia. Oalaala... Bolos nih ye ceritanya. Awas ya di rumah nanti!

"Ya. Terus, buku ini gimana?"

"Buku ap.."

Seisi kelas menjadi ribut sendiri. Sivia menjadi bingung. Begitu pula Ify. Emangnya, itu buku apa sih? Kok heboh sekali? Karena penasaran, Sivia membuka salah satu dari buku itu. Ternyata, buku itu adalah buku yang dikhusukan untuk ulangan saja.

"Tenang-tenang. Ulangan kalian semua bagus-bagus kok." Kata Riko pada teman-temannya.

Lalu, seorang cowok mendekati Riko. Cowok itu yang menjadi wakil ketua kelas. Ia mengambil buku yang di bawa Ify dan Sivia. Tentu dua cewek itu bagaikan terbang ke atas langit. Cowok itu tak lain adalah Rio!

"Makasih ya udah antarkan ulangan ini." Kata Rio ramah. Senyum selalu ia tunjukan. Nah, ini baru sikap baik Rio. Ntar juga sikap lainnya yang berkebalikan muncul juga.

"I..Iya kak.. S..sama-sama." Jawab Ify gemetaran. Baru kali ini ia berada sangat dekat dengan Rio. Tuhan.. Kenapa aku ini? Apa aku bukan kagum saja sama Kak Rio? Apa aku..

Apa aku benar-benar suka ama Kak Rio dan berharap jadi pacarnya?

"Teman kamu yang satu itu kok cuek amat sih? Gayanya kayak cowok cool aja." Kata Rio setelah buku yang dibawa Ify dan Sivia sudah ia ambil.

Miracle of RainbownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang