part 3 "I See You"

624 23 1
                                    

aku terbangun, kubuka mataku karna ada yang aneh dengan isi perutku. aku lupa aku belum sarapan dari tadi pagi. dilihat sudah jam 1 siang! huft pantesan saja. tersadar Justin sedang tertidur disampingku memegang tangan kiriku. ya Tuhan.... aku masih teringat kata katanya waktu pagi. dia suamiku, apakah aku harus percaya padanya! seketika itu justin terbangun, ia langsung terkejut.

"hai...!" kataku

"akhirnya kau sadar,,, kau baik baik saja?" tanyanya khawatir

"ya aku baik baik saja, kau tidak usah mengkhawatirkanku" ucapku jutek

"aku tau kau tak percaya padaku"

"yah kau benar... aku tak percaya padamu. dan rupanya kau bisa mengetahui pikiranku"

"aku tau semua tentang dirimu Carla, apa aku perlu membuktikan??"

"tentu saja,,, semua harus ada bukti! bukankah itu seharusnya"

"baiklah..." justin memegang tanganku dan menunjukan cincin dijari manisku "ini... adalah cincin perkawinan kita. kau tak pernah melepasnya sampai saat ini. begitu juga denganku Carla. ini" dia menunjukan cincin yang sama denganku. aku terkesiap ya itu benar, cincin yang sama tapi aku perlu bukti lain.

"aku perlu bukti lain"

"baiklah aku masih punya banyak bukti,,, " Justin mengeluarkan ponselnya dan dia menunjukan foto padaku "ini adalah foto pernikahan kita" ya ampun dia benar... di foto itu adalah aku. aku terlihat cantik sekali dengan wedding dress putih. rambutku dikelilingi bunga melati, dan Justin terlihat sangan tampan. foto itu sungguh menunjukan pasangan yang sangat serasi. kini aku mulai yakin, dia adalah suamiku...aku merasa bersalah telah melupakannya. meskipun rasa cinta terhadapnya tidak ada. tapi aku akan mulai belajar mencintainya.

"apa ini belum cukup?" tanyanya

"tidak,,, ini sudah cukup" ucapku datar

"bolehkah aku memelukmu sekarang?"

deg... memeluku? ya itu wajar Carla, ijinkanlah dia memelukmu. dia suamimu. kau harus menyerah pada lelaki tampan bak pangeran ini. hem itu benar.. wajahnya bikin aku meleleh.

"oh, tentu saja" ucapku tersenyum. justin segera memelukku dengan rasa sayang. aku merasakan pelukan eratnya dan akupun membalasnya. ia mencium keningku "kau tau, aku dari tadi ingin memelukmu seperti ini sayang, aku merindukanmu. aku bahagia sekali kau masih hidup dan datang padaku. terima kasih Tuhan" 

dan ya... perutku mulai terasa aneh lagi "Justin bolehkah aku meminta sesuatu padamu"

ia melepaskan pelukannya dan menatapku "apa permintaanmu sayang?"

"aku sangat lapar"

                                                                                **********

justn membawakanku makanan yang banyak sekali, kami makan disalah satu ruangan kerjanya.

"waw.. . mewah sekali, dan keliatannya enak!!!" aku mencicipi hidanganku yang banyak di meja. justin tak segan segan memberikan makanan yang banyak sekali padaku.

"itu makanan kesukaanmu sayang,"

"benarkah? ini terlalu banyak justin. kau menyuruhku untuk gendut ya?" ucapku mencubit tangannya dengan iseng.
iapun tersenyum "kau kehilangan beberapa kilo sebelum aku melihatmu"

"hum...aku jarang makan.. seadanya aku makan" ucapku sedih

"bisakah kau ceritakan, dimana kau tinggal dengan nanny?"

hem... pertanyaan itu membuatku kehilangan selera makanku

"justin, bisakah kau menunda pertanyaanmu itu? aku ingin fokus pada makananku sekarang ini!" mohonku padanya. ia pun terkejut dan merasa bersalah

"umh,,, im sorry. kau benar, kau sangat lapar"

setelah kuhabiskan semua makananku,  perutku kenyang dan justin terkejut melihatku, mungkin ia tak menyangka aku bakal menghabiskan semua hidanganku dimeja, kupasang muka cuek dan jutek saja.

"aku senang melihatmu makan seperti ini. kau berbeda sekali Carla"

"hem, kau tau kan aku sedang lapar sekali, jadi setelah ini apa aku akan langsung bertemu orang tuaku?"

"tidak, tidak hari ini. aku sudah menghubungi mereka tentang dirimu, dan mereka saat ini sedang dalam perjalanan pulang dari kanada. besok pagi mereka sampai. mereka sudah tidak sabar ingin segera bertemu denganmu"

"aku ragu apa mereka akan menerimaku?" tanyaku sedih

justin pun memegang kedua tanganku " tentu saja mereka akan menerimamu. orang tuamu sangat baik dan sangat menyayangi anaknya, apalagi jika anak satu satunya dikbarkan sudah kembali dari kecelakaan tahun lalu, mereka sangat merindukanmu Carla, percaya padaku" tatapan matanya membuatku yakin dan aku benar benar pasrah dengan orang ini,

"baiklah, apa tujuan kita sekarang?"

"rumah kita!"

 deg...!!!

"rumah? maksudmu, apa itu berarti aku harus tinggal denganmu?"

"tentu saja sayang, kau adalah istriku, kau harus ikut dengan suamimu!"

"bagaimana dengan.... aw" tiba tiba justin menyeretku kedalam pelukannya "sudah sayang jangan bertanya lagi. semua akan beres ditangan Lucas" dengan getir aku mengikuti kata katanya. sungguh aku tak bisa berbuat apa apa bila berhadapan dengan lelaki ini.





i'm comeback "honey"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang