[𝐒𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧 𝟐] 𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟏𝟒: 𝐎𝐫𝐜𝐡𝐢𝐝𝐚𝐜𝐞𝐚𝐞

146 19 5
                                    

DISCLAIMER:

⤷ All characters belong to © Satoru Nii.
⤷ 100% Fiction!
⤷ Local AU
⤷ Boy x Boy ❗
⤷ All media tweets are not mine & belong to rightful owners.
⤷ Out Of Character/OOC.
⤷ Don't take this AU too seriously.
⤷ Grammatical errors/typos and harsh words.
⤷ Ignore the timestamps.

For More Experience (Untuk Pengalaman membaca yang lebih baik)

1. Gunakan mode warna halaman putih 🪄💡

2. Pilih font Source Sans Pro✒️

❗Content Warning: Sensitive content, vulgar language, spoiler-free❗

❗Content Warning: Sensitive content, vulgar language, spoiler-free❗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

────୨ Happy Reading ৎ────

Hari Minggu akhirnya tiba, membawa suasana yang berbeda dari hiruk-pikuk hari kerja yang melelahkan. Matahari pagi mengintip malu-malu di balik tirai jendela, menyinari ruang tamu dengan kehangatan lembutnya. Minggu pagi memang selalu memiliki nuansa yang lebih santai, seolah-olah waktu berjalan lebih lambat. Setelah serangkaian hari yang dipenuhi tenggat waktu, rapat, dan lembur, Sakura memutuskan untuk memanfaatkan hari ini dengan sepenuhnya bersantai.

Sang Dwiwarna terlihat tengah berbaring di sofa empuk ruang keluarga. Dengan mengenakan piyama santainya, dia menggulung tubuhnya seperti kepompong di balik selimut tipis. Di hadapannya, layar TV menampilkan kartun pagi yang penuh warna cerah dan suara lucu. Di tangan kanannya, sekantung snack kentang menjadi teman setia untuk menemani acara santai ini. Setiap gigitan terasa seperti hadiah kecil setelah minggu yang berat.

Namun, suasana hening itu tak sepenuhnya mutlak. Dari dapur yang terhubung dengan halaman belakang, terdengar suara sayup-sayup aktivitas seseorang. Itu Umemiya. Sang Enigma, seperti biasa, sibuk dengan kebunnya. Di luar sana, dia terlihat sedang bercengkerama dengan tanaman-tanaman favoritnya—barisan tomat yang mulai memerah, paprika hijau yang segar, dan bunga-bunga kecil yang mekar di pinggiran.

["Pasti dia lagi berpacaran sama sayur-buah kesayangannya,"] pikir Sakura sambil terheran-heran, membayangkan bagaimana Umemiya menatap penuh cinta pada hasil jerih payahnya di kebun.

Namun, Sakura yang mudah merasa bosan tak bisa bertahan terlalu lama hanya dengan TV dan camilan. Dengan tangan yang masih belepotan sisa bumbu snack, dia meraih ponselnya. "Hhh... males banget besok malah ada rapat di luar kota," keluhnya sambil mendesah, jemarinya menggulir layar ponsel.

Tiba-tiba, suara yang familiar menyahut dari belakang, "Rapat apa?"

"ANJIK!!" Sakura menjerit sambil memegang dadanya, snack di tangannya hampir melayang ke udara. Dia menoleh, dan di sana, berdiri Umemiya yang menatapnya dengan senyum lebar.

"Ih, shibal sekkiya! Ngagetin anjir..." gerutunya sambil melemparkan bantal kecil ke arah Umemiya.

Sang CEO hanya tertawa renyah. "Perasaan tadi udah manggil-manggil loh. Kamu nya aja yang bengong..." ujarnya santai sambil mengambil duduk di kursi dekat meja dapur. "Oiya, tadi bilang ada rapat apa?" tanyanya lagi, kali ini dengan nada lebih serius.

The Designated Kings; umesakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang