[𝐒𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧 𝟐] 𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟐𝟐: 𝐓𝐚𝐠𝐞𝐭𝐞𝐬 𝐄𝐫𝐞𝐜𝐭𝐚

132 17 12
                                    

DISCLAIMER:

⤷ All characters belong to © Satoru Nii.
⤷ 100% Fiction!
⤷ Local AU
⤷ Boy x Boy ❗
⤷ All media tweets are not mine & belong to rightful owners.
⤷ Out Of Character/OOC.
⤷ Don't take this AU too seriously.
⤷ Grammatical errors/typos and harsh words.
⤷ Ignore the timestamps.

For More Experience (Untuk Pengalaman membaca yang lebih baik)

1. Gunakan mode warna halaman putih 🪄💡

2. Pilih font Source Sans Pro✒️

❗Content Warning: ANGST, Vulgar language, spoiler-free❗

❗Content Warning: ANGST, Vulgar language, spoiler-free❗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

────୨ Happy Reading ৎ────

Pagi datang dengan sinar matahari yang hangat menembus tirai jendela kamar Sakura, tetapi suasana di dalam ruangan terasa dingin dan hening. Ibu Sakura perlahan membuka pintu kamar, mencoba membangunkan anak perempuannya yang biasanya selalu bangun lebih awal. Namun, ketika ia melangkah mendekat, wajah Sakura yang pucat membuatnya tertegun. Ia menyentuh dahi putranya dengan lembut, dan segera menyadari bahwa Sakura sedang demam tinggi.

"Sakura? Sayang, bangun, nak," panggilnya lembut sambil menggoyangkan bahu Sakura. Namun, Sakura hanya bergumam pelan, matanya tetap terpejam. Tubuhnya terasa panas, dan napasnya sedikit tersengal.

Ibu Sakura merasa hatinya mencelos. Dia tahu kondisi ini bukan hanya karena kehujanan tadi malam, tapi juga karena tangis dan tekanan emosional yang Sakura alami. 

"Oh, Sakura..." bisiknya dengan penuh rasa iba. Ia segera mengambil kompres dingin dari kamar mandi dan kembali ke kamar, menempatkannya dengan hati-hati di dahi Sakura. Ia memastikan anaknya nyaman di tempat tidur, menyelimuti tubuhnya dengan selimut tebal.

Setelah memastikan Sakura tertidur kembali, ia duduk di sisi kasur, mengusap lembut rambut putranya. Sebuah pikiran muncul di benaknya—seseorang perlu tahu tentang ini, seseorang yang bisa membantu. Dengan berat hati, ia mengambil ponsel dan membuka kontak Umemiya. Ia tahu situasinya rumit, tetapi melihat Sakura seperti ini membuatnya merasa harus memberi tahu pria itu. Ia mengetik pesan singkat:

Pesan itu dikirim. Hanya dalam beberapa detik, layar ponsel menunjukkan bahwa pesan tersebut telah dibaca.

.

.

.

Di tempat lain, Umemiya, yang sebenarnya juga sakit karena semalam kehujanan mencari Sakura tanpa henti, segera bangkit dari sofa begitu membaca pesan itu. Tubuhnya lemah, tetapi pikirannya penuh kekhawatiran.

 Tubuhnya lemah, tetapi pikirannya penuh kekhawatiran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Designated Kings; umesakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang