𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟓: 𝐉'𝐀𝐝𝐨𝐫𝐞

284 35 1
                                    

DISCLAIMER:

⤷ All characters belong to © Satoru Nii.
⤷ 100% Fiction!
⤷ Local AU
⤷ Boy x Boy ❗
⤷ All media tweets are not mine & belong to rightful owners.
⤷ Out Of Character/OOC.
⤷ Don't take this AU too seriously.
⤷ Grammatical errors/typos and harsh words.
⤷ Ignore the timestamps.

For More Experience (Untuk Pengalaman membaca yang lebih baik)

1. Gunakan mode warna halaman putih 🪄💡

2. Pilih font Source Sans Pro✒️

❗Content Warning: Jaga-jaga vulgar language, kinda angst, spoiler-free❗

❗Content Warning: Jaga-jaga vulgar language, kinda angst, spoiler-free❗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

────୨ Happy Reading ৎ────

────୨ Happy Reading ৎ────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cip—cipp—cipcip

Sakura membuka matanya perlahan, menyesuaikan diri dengan cahaya pagi yang menerobos masuk melalui jendela. Suara burung yang berkicau menjadi latar belakang lembut di ruangan itu. Tubuhnya masih terasa panas, seolah-olah demamnya belum sepenuhnya hilang. Ia ingin bangun dan meregangkan tubuhnya, tapi entah mengapa tubuhnya terasa begitu berat, seperti enggan untuk bergerak.

"Hm..."

Sakura menggeliat pelan di bawah selimut yang tebal, merasakan sisa-sisa kehangatan yang tertinggal dari pheromones yang begitu menenangkan. Aroma itu begitu akrab, menimbulkan perasaan nyaman yang sulit dijelaskan. Seolah-olah tubuhnya mengenali sumber aroma itu—dan tak ingin kehilangannya. Sakura membiarkan dirinya tetap berbaring, mencoba mengumpulkan kekuatan dan kejernihan pikiran. Perlahan, ingatan tentang semalam kembali padanya—

"?!?!?!"

Mata Sakura melotot dengan perasaan terkejut yang meluap-luap, baru saja ia menyadari dengan jelas apa yang terjadi semalam. Ia bangkit dengan gerakan cepat, tapi tiba-tiba rasa sakit yang hebat menyerang kepalanya, membuatnya terhuyung sejenak. Ia memegang kepalanya dengan satu tangan, menunggu sampai denyutan itu mereda perlahan-lahan.

The Designated Kings; umesakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang