29

587 31 8
                                    

kini bulan dan bintang telah di gantikan oleh matahari, sinar matahari itu menyorot masuk menembus jendela kamar, dan sinar matahari itu mampu membuat sepasang kekasih yg sedang tertidur pulas itu merasa terganggu dan mencoba untuk membuka kelopak matanya.

"eugh.."
erang seorang namja manis yg baru bangun dari tidurnya, ia masih mencoba membuka sepenuh matanya saat ini

baru saja ia berhasil membuka sepenuh matanya, tiba² matanya langsung tertuju dengan laki² yg memeluknya dengan menindihnya astaga! bagaimana dengan perut yg berisi bayi itu? apa baik² saja di tindih oleh laki² itu?

siapa lagi kalau bukan jisung yg menindih chenle

"JIEE BANGUN!!!"
teriak chenle yg membuat sang empu langsung terbangun dan duduk di atas kasur karna saking kagetnya dengan suara teriakan khas lumba² itu

"astaga sayang kenapa??"
tanya jisung dengan santai

"kamu tidur dia atas perut kuu!"
jawab chenle dengan nada kesalnya

"ooh yaudah.."
jawab jisung dengan santai dan langsung kemabli menjatuhkan tubuh nya di kasur

"HAH!? Yaudah!? are you nuts jie?!"
ujar chenle sambil mencubit perut kiri jisung

"ah ahhh sakittt lee emang kenapa kalo aku tindih??"

"tau ah, geger otak kamu!"
kesal chenle yg langsung pergi keluar kamar sambil menghentak² kan kakinya ke lantai

"hah??, OH IYA ASTAGA DEDE BAYI NYA!"
ujar jisung yg baru sadar, dengan cepat jisung pun langsung berlari menyusul si manis ke bawah

....... ..... ......

"sayaang maaf dong, tapi dede bayinya gapapa kan beneran?? sumpah aku lupa sayang maaf.."
ujar jisung yg kini mencoba melihat wajah si manis, namun tatap saja chenlenya memalingkan wajah nya

"ihhh maaf aku minta maaf sayang.."
ujar jisung lagi yg kini sudah bersimpuh di belakang si manis,yg masih sibuk dengan barang² dapur

sampai chenle selesai dengan pekerjaan nya jisung masih tak berdiri sama sekali, ia masih tetap bersimpuh di belakang si manis, dan akhirnya chenle pun membalikan badanya dna menatap jisung dari bawah nya

"berdiri.."
ucap chenle dengan wajah datarnya

"ga mau, kamu harus maafin aku dulu yaa,
atau gak,dede bayii maafin papah yaa papah ga sengaja papah lupaa"
ujar jisung sambil memandangi perut chenle yg langsung berhadapan dengan wajah jisung

dan hal itu tak bisa chenle untuk menahan senyuman nya

"iyaa udah berdiri aku maafin ko"
jawab chenle

"beneran?"

"iyaa astagaa"

"makasih sayang, sekali lagi maafin papah yaa dedek"
ujar jisung yg langsung bangun dan mengelus perut chenle, dan menciumi pipi, bibir, dan dahi si manis

"eh jie, aku pengen melukis deeh"
ucap chenle tiba² yg membuat jisung berhenti dengan aksinya yg menciumi si manis

"melukis??"

"iyaa, melukis yuuk"
ajak chenle

"ada sih aku alat² lukisnya tapi ga terlalu lengkap sayaang karna udah beberapa pada ilang"
jelas jisung sambil mengelus rambut si manisnya

"gapapa udah ayook!"
jawab chenle yg langsung menarik tangan jisung, entah menariknya kemana

....||....

kini sepasang kekasih ini tengah duduk di taman belakang pada biasanya, tempat ini mungkin akan menjadi sejarah turun menurun di mana tempat inilah yg menjadi saksi semua cerita tentang mereka apapun itu aktifitas nya pasti akan di lakukan di tempat ini.

okey back to the topik

di hadapan chenel maupun jisung sudah terdapat sebuah kanvas yg berukuran 10×10 dan sebuah palet dengan warna khas kayu beserta dengan cat dan kuas

jisung memang kebetulan mempunya alat² lukis karna dulu juga mafia satu ini sangat suka melukis walaupun yg ia lukis bukan lah sebuah pemandangan yg indah melainkan sebuah manusia yg sudah ia siksa dan habisi nyawanya, mungkin ia melukis itu karna saking dendam nya.

jadi kalau chenle tau itu alat² lukis bekas ...
mungkin ia akan melemparnya

"jie, mau lukis apa?"
tanya chenle saat merasa bingung ingin melukis apa?

"eumm mungkin jie bakal lukis pemandangan terindah di depan jie"
jawab jisung

"apa??"

"kamu sayang, jie mau lukis kamu, jie mau lukis orang yg udah bikin jie bahagia yaitu kamu cintaku"
jawab jisung

"emang bisa?"
astaga le, lagi mau romantis loh bisa² nya malah nanya gtu

"yaa bisalah jie kan juga jago melukis"
jawab jisung dan di angguki oleh si manis

"kalo sayang, mau lukis apa??"
tanya balik jisung

"lukis pemandangan aja, sama kaya yg ada di taman ini"
jawab chenle yg mulai mengambil palet yg sudah di isi dengan warna² itu

kini mereka sudah sama² memulai melukis,dengan chenle yg terlihat serius dengan kanvas nya, dan jisung yg justru malah senyum² karna melihat orang yg sedang ia lukis begitu menggemaskan ketika sedang serius

dengan semua yg mereka lakukan ini, walaupun hanya sederhana namun ini semua bahkan membuat mereka lupa dengan masalah yg semalam, dalam lubuk hati mereka, mereka berdua sudah saling memaafkan dan melupakan semua kejadian  yg telah terjadi

mereka hanya ingin membuka lembaran baru untuk selanjutnya.

"kan ku arungi tujuh laut samudera~~"
saat sedang sibuk dengan kanvas nya masing² namun tiba² jisung menyanyikan sebuah lagu yg berjudul "Penjaga hati"

dan membuat si manis menoleh ke arahnya karna suara nya yg begitu halus dan merdu, suara jisung seperti sangat cocok untuk di jadikan lagu pengantar mimpi

"kan ku daki pegunungan Himalaya~~"
"apapun kan ku lakukan tuk dirimu sayang~
kau penjaga hatiku~"
lanjut jisung yg terus menyanyi

chenle masih sangat terpana dengan suara kekasihnya sampai ia terus memandangi jisung tanpa henti

"heyy sayang?"
ucap jisung  yg sadar bahwa dirinya sedang di tatap dan sekaligus menyadarkan chenle
yg sedang asik melamun memandangi wajah jisung

"kamu kenapa?"
tanya jisung sambil terkekeh melihat kekasihnya sendiri

"eh engga ko lanjut nyanyi aja, aku suka suara kamu"
jawab chenle, yg masih tak terputus melihat wajah tampan milik kekasihnya

dan jisung hanya bisa terkekeh mendengar jawaban dari si manisnya ini.





























































































sekian || rorr 😔🤟🏻

MAFIA 0223 || JICHEN  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang