Satu

22 1 0
                                    

"Cha Hak-Yeon!Cha Hak-Yeon!Cha Hak-Yeon!"

Suara itu terus berdegung digendang telinga Cha Hak-Yeon.Ia hanya bisa memandangi orang-orang yang mengerubungi gedung agensi tempatnya bernaung.

Tidak..Sebenarnya tak hanya disini.

Bahkan disemua tempat yang Cha Hak-Yeon datangi ia selalu mendengar suara itu.

Suara teriakan para wanita muda yang menjerit-jerit saat mereka melihatnya seperti kerasukan sesuatu.

Dan ia lelah.

Tenaganya saat ini sudah tak ada untuk menghadapi para wanita muda yang bahkan lebih kuat daripada seorang pegulat.

Ia melirik kearah depan.

Kearah Managernya yang duduk dikursi supir mobil van hitam yang ia naiki.

"Tak bisakah kau mengusir mereka?"Tanyanya datar.

Dagunya bertumpu ditangan yang menempel disudut jendela.Wajahnya tak mengeluarkan ekspresi apapun.Hanya memandang para wanita-wanita muda diluar sana yang terus berteriak seraya memegangi papan yang bertuliskan namanya.

Cha Hak-Yeon tak merasa senang,juga tak merasa kesal.

Ia hanya lelah,lelah melihat orang-orang yang terus bergerumul hanya untuk bertemu dengannya.

Semua ini karena ketenaran Cha Hak-Yeon yang sudah tak perlu diragukan lagi.

Nama Cha Hak-Yeon tak hanya dikenal di Korea,bahkan namanya sudah merambah keseluruh Asia karena suara sendu dan kemampuannya mencapai nada-nada yang sulit dicapai penyanyi kebanyakan.

Sebenarnya tak hanya suaranya yang membuatnya setenar ini.Tubuh tinggi,dengan wajah yang terlihat begitu menarik dimata para wanita.

Satu senyuman yang ia lontarkan dapat membuat ribuan hati wanita kalang kabut.Bahkan menurut survey salah satu majalah remaja popular Cha Hak-Yeon mendapat peringkat tertinggi menjadi pria yang paling diinginkan di Korea Selatan,walaupun kepribadiannya berbeda dengan penyanyi yang ada.

Ia jarang bicara...

Jarang tersenyum...

Apalagi tertawa!!

Namun bagi para penggemarnya,hal itu justru menjadi kelebihannya,membuatnya mendapat sebutan sebagai Ice Prince.

"Ah..Itu."Sahut Manager Han mengelus-elus tengkuknya.Ia melihat kerumunan wanita itu"Agak sulit untuk menyingkirkan mereka sekaligus.Tapi pihak keamanan terus berusaha membubarkan mereka."Tambahnya lalu melirik Cha Hak-Yeon dari kaca spionnya.

Hak-Yeon tak menjawab,hanya menghembuskan napas samar sambil terus memandang keluar.Bola matanya kembali berputar kearah kerumunan itu.

Apakah mereka tidak lelah?

Padahal ia saja sudah sangat lelah menjalani seluruh aktifitasnya.

Kini Hak-Yeon membuang tatapannya kearah lain,memandangi jalanan kota Seoul yang masih padat seperti hari-hari sebelumnya.Mungkin pemandangan ini sangat biasa bagi orang lain.Namun baginya yang suka mengamati sesuatu,hal ini cukup menarik.Melihat mobil-mobil terus berlalu lalang dengan para pejalan kaki yang berjalan diujung-ujungnya.Belum lagi pepohonan yang menguning dan membentang membentuk sebuah pagar dipinggir jalanan itu.

Apakah sebentar lagi musim dingin akan tiba?Hak-Yeon memandangi guguran daun dari pepohonan yang tertiup angin.

****

Manager Han mengelus rambut hitam berantakannya dengan kasar.

Ia bosan..

Benar-benar bosan!!!

higher than meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang