Dalam beberapa menit Jae-In sudah kembali keruang guru,ia meletakkan majalah dewasa itu kedalam lacinya.Dan memasrahkan tubuhnya jatuh kekursi kerja miliknya.Apa yang ia pikirkan barusan?
Sampai kapan ia terus-terusan berkhayal seperti seperti orang bodoh seperti ini?Jae-In mengusap kedua wajahnya dan menjatuhkan kepalanya dimeja kerja.
"Kau mendapat pernyataan cinta lagi dari murid?Kali ini siapa?"Sahut wanita mungil,berambut hitam sebahu dan berwajah bulat yang sedang berdiri didepan mejanya,menatap Jae-In dengan kening berkerut karena rasa penasarannya.
Walaupun bukan pertama kali ia tetap penasaran.Entah sudah berapa kali gadis ini mendapatkan pernyataan cinta dari muridnya.
Tentu saja,Jae-In memang sangat dekat dengan kebanyakan murid karena kebaikannya.Dan karena kebaikannya yang berlebihan itulah banyak siswa salah paham dan menyukainya.
Ditambah lagi dengan tubuh tinggi proposional dan wajah mungilnya.Mata Jae-In tak terlalu besar juga tidak sipit,namun ia mempunyai mata coklat yang indah.Ditambah dengan hidung mancung dan bibir tipisnya Jae-In memang terlihat bersinar dari kebanyakan wanita.
"Aku sangat lelah..Kali ini dua orang dan mereka bertengkar karena aku."Katanya tanpa melihat wanita yang bernama Kim Ha-Ni itu.
Kim Ha-Ni tersenyum senang,tidak..
Bahkan lebih dari itu,mendengar hal seperti ini membuatnya seakan sedang menonton drama ditv.Kehidupan temannya ini memang lain dari pada orang lain.Ia sering dikejar-kejar para agen pencari bakat,digoda om-om.Bahkan dipaksa masuk keklub malam oleh para lelaki tak jelas.
Dan kepopulerannya juga tak bisa ia sembunyikan disekolah.
Sama seperti saat ini.
"Lalu kau menerima salah satu dari mereka?"
Jae-In langsung bangkit karena mendengar ucapan itu,matanya menyipit menatap Ha-Ni."Apa kau pikir aku sudah gila?"Sahutnya cemberut lalu membereskan buku-buku yang ada dimejanya.
"Kau mau pulang?"
"Mm..Aku bisa gila jika berlama-lama ada didekatmu."Jawab Jae-In masih cemberut.Ia mengambil tasnya dan beberapa buah buku yang ia bawa didada dengan sebelah tangannya.
Ia tersenyum pada Ha-Ni sebelum ia meninggalkan ruangan itu.
Temannya yang satu itu pasti sangat senang sekarang.Ia selalu senang jika ada hal yang buruk terjadi padanya.Jae-In sendiri heran mengapa ia bisa mempunyai teman kerja sepertinya.Hanya selalu ingin tahu urusan orang dan tertawa jika melihat orang lain kesulitan.
Langkah Jae-In terhenti saat ia melihat seseorang berdiri tak jauh dari tempatnya berdiri.Seorang laki-laki dengan jacket hitam kulit khas gayanya.Sebuah motor sport terparkir disampingnya dengan helm yang senada dengan warna jacketnya.Dan sekali lihat saja Jae-In sudah tahu kalau itu adalah Park Heung-Soo sahabatnya sejak ia masih sekolah.
Jae-In tersenyum seraya melambai-lambaikan tangannya"Heung-Soo."Panggilnya ramah.
Park Heung-Soo yang menyadari panggilan itu langsung menoleh kearah Jae-In dan tersenyum tipis.
Jae-In akhirnya duduk dibangku belakang motor yang Park Heung-Soo kendarai.Park Heung-Soo memang sering menjemput Jae-In saat ia sedang tak sibuk dengan pekerjaannya.
Biasanya mereka minum soju bersama atau makan tteoboki pedas yang tak jauh dari apartement tempat Jae-In tinggal.
Malam ini Jae-In tak tahu kemana Heung-Soo akan membawanya.Ia hanya memandang kearah jauh melihat jalanan kota Seoul yang seakan berjalan meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
higher than me
Romanceketika semuanya terpisah jauh.. dan ketika semuanya kembali.. maka semua harus siap untuk perpisahan kembali