Tujuh

1 0 0
                                    

Ruangan itu sudah gelap dari sejam yang lalu,hanya ada sebuah cahaya dari layar monitor komputer yang menerangi seseorang yang sedang duduk didepannya.

Sebenarnya ia tak benar-benar membutuhkan penerangan karena ia memang sedang tidak bekerja.Matanya hanya terfokus pada satu arah.Layar monitornya yang sedang memutar sebuah video konfrensi pers.

"Berita tentang Cha Hak-Yeon mengalami bulliying sama sekali tak benar.Kami tak tahu dari mana berita ini menyebar.Cha Hak-Yeon memang pindah ke Amerika saat ia masih disekolah tinggi,namun alasannya bukan karena bulliying tapi untuk menyusul kakaknya yang tinggal disana.Bahkan tanpa sepengetahuan media Cha Hak-Yeon sudah mengkonfrimasikan dirinya untuk hadir dalam acara ulang tahun sekolahnya yang diadakan satu minggu lagi.Jadi kami mohon untuk tidak membuat spekulasi dan terus mendukung karir Cha Hak-Yeon."

Begitu video itu berhenti hal yang pertama kali dilakukan Jae-In hanya tertunduk, menghembuskan napas dan menjatuhkan dirinya dimeja kerjanya.

Ia akan datang kemari?Seminggu lagi?

Jae-In memang menunggu saat-saat ia bisa bertemu lagi dengannya.Tapi secepat ini?Mungkinkah hatinya sudah siap untuk kembali menghadapi orang itu.

Jae-In menghantuk-hantukkan dahinya kemeja untuk menghilangkan rasa gundahnya.

Memori dalam otaknya kembali berputar.

****

Empat belas tahun yang lalu

"Hak-Yeon..Cha Hak-Yeon."Teriak Jung Jae-In melambaikan tangan lalu berlari menghampiri Hak-Yeon yang sedang berdiri didepan halte.

Hak-Yeon menoleh kearah Jae-In yang kini berada dihadapannya.

Ia mengerutkan bibir dan mencubit kedua pipi Jae-In."Ayolaah..Aku bisa telat setiap hari karena menunggumu."Sahutnya sedikit kesal,namun dalam beberapa detik wajah kesal itu berubah menjadi sebuah senyuman."Sudahlah..Ayo pergi."Sambungnya lalu melangkah menaiki bis yang berhenti tepat dihadapan mereka.

Jae-In memegangi kedua pipinya dengan wajah cemberut,namun saat melihat senyuman diwajah Hak-Yeon tadi entah kenapa iapun ikut tersenyum.

Ia menoleh kearah Hak-Yeon yang sudah naik kedalam bis."Hey..Kau mau meninggalkanku?"Sahutnya lalu berlari menaiki bis itu.

Mereka selalu duduk dipojok belakang bis itu setiap hari.

Yah..Karena rumah mereka berdekatan,merekapun selalu berangkat bersama.

Sebenarnya Hak-Yeon punya alasan lain yang tidak Jae-In ketahui.Wanita ini selalu membuatnya khawatir,karena wanita ini selalu dikejar-kejar orang-orang tak jelas.Semuanya terjadi karena tampilannya yang tak terlihat seperti pelajar kebanyakan.

Wajahnya pun memang terlihat dewasa,namun berbanding terbalik dengan kelakuannya.

"Terima kasih sudah menungguku.Pasti sepi jika berangkat sendirian."Ucap Jae-In tersenyum memandang Hak-Yeon lalu memandang keluar."Syukurlah kita sudah kembali kesekolah,liburan musim panas kemarin benar-benar membosankan."Tambahnya cemberut.

higher than meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang