Happy Reading!
💐🏥🥼🩺📋
_____________________
_______________________________Juna mengerjapkan mata ketika alarm di ponselnya berbunyi nyaring. Kepalanya masih terasa berat setelah semalam berdiskusi panjang lebar sampai larut dengan Bintang mengenai desain bangunan toko bunga impiannya. Ia melirik jam di layar—pukul lima pagi. Dengan setengah hati, ia meraih ponselnya dan menekan tombol snooze. Namun, baru saja ia hendak memejamkan mata lagi, Juna teringat pesan Mamanya yang meminta untuk menjemput sang ayah dan menjenguk Arunika. Dia langsung tersadar alasannya menyetel alarm pagi ini dan harus bangun cepat, kepalanya pusing karena kurang istirahat, tapi Juna sudah terbiasa mengalami fase kurang tidur sebagai mahasiswa kedokteran. Mungkin segelas kopi pagi akan meredakan kantuknya.
Mau tidak mau, Juna menyeret tubuhnya keluar dari tempat tidur. Ia meregangkan tubuh, menguap lebar, lalu melangkah ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Udara pagi masih dingin saat ia keluar rumah untuk bersiap jogging dengan segelas kopi pagi yang baru saja diseduhnya. Jalanan kompleks perumahan masih sepi, hanya ada beberapa orang yang juga sedang berlari kecil atau berjalan santai. Tukang kebun sudah rajin mengurus taman depan rumah Juna. Suara wanita berseru, mengetuk gerbang membuat Juna ingin sedikit menoleh, tinggi badan dan ukuran badan itu membuatnya langsung sadar siapa yang datang pagi-pagi sekali. Pembantu di rumah Juna sudah kembali. Satpam langsung membukakan pintu.
"Bik, cepet banget baliknya," sapa Juna pada pembantunya yang kini berjalan masuk sambil menenteng beberapa tas.
Dengan beberapa tas plastik oleh-olehnya dari kampung, "Dua minggu sudah lama, Den. Saya kemarin malam di telepon Bu Yunia, ditanya kapan balik ke sini. Saya jawab hari ini. Katanya suruh cepet-cepet balik, kasihan Den Juna gak ada yang ngurusin pola makannya."
Mendengar hal itu, Juna merasa geli sekaligus sangat berterima kasih pada Mamanya. Dia masih diperlakukan seperti anak kecil.
"Non Lestari ndak nginep, Den?" tanya Pembantu Juna.
Juna menggeleng dan menjawab, "Dia ada perlu di kosan sama siap-siap buat kuliah besok. Paling dateng lagi lusa." Juna kemudian pamit pergi jogging.
Setelah menyelesaikan rute jogging-nya selama satu jam, Juna kembali ke rumah. Ia langsung menuju dapur, mengambil segelas air putih, lalu meneguknya sampai habis. Perutnya mulai menuntut perhatian, tapi ia tidak punya banyak waktu untuk duduk santai dan menikmati sarapan. Ia hanya menyambar satu potong roti dengan selai buatan pembantunya dan memasukkan ke dalam mulut sambil memeriksa ponselnya. Bilang pada pembantunya kalau tidak pulang larut berarti Juna tidur di rumah orang tuanya. Menitipkan banyak hal pada sosok yang sudah Juna anggap ibu keduanya.
Selesai mandi dan mengenakan pakaian lebih rapi, Juna mengambil kunci mobil civic putih milik sang ayah dan bergegas menuju rumah sakit keluarganya di kawasan Sentra Duta. Mobil ini juga harus dikembalikan ke rumah, begitu pikirnya tenggelam selama menyetir. Perjalanan menuju rumah sakit cukup lancar. Entah kenapa Juna selalu ingin menarik napas setiap hendak bertemu Papanya. Berat.
Di depan ruangan, ayahnya sudah dipapah oleh Om Yohan. Juna bersiap menuju mobil sampai Om Yohan menghentikannya, "Aku dan Pak Ayyas yang akan mengantar ayahmu pulang. Kak Yunia ingin bertemu denganmu di ruangan tempat Aruni dirawat, Jun." Ayah Juna hanya meliriknya sinis. Itu bagus, Juna juga tidak ingin bertemu dengan ayahnya.
Juna bahkan tak sempat bertanya kenapa sampai Mamanya ingin repot-repot datang dan menunggu di kamar Aruni.
Mama Juna sudah duduk di samping Aruni saat Juna tiba di ruangan. "Apa putraku tidak menjagamu dengan baik sampai kamu ingin buru-buru pulang ke rumah?" tanya Yunia. Aruni langsung menggeleng. Juna yang mendengar pertanyaan itu semakin kebingungan, apa maksud ibunya? Apa Aruni memaksa ingin pulang?

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐚𝐫𝐭 𝐨𝐟 𝐃𝐞𝐜𝐚𝐥𝐜𝐨𝐦𝐚𝐧𝐢𝐚 | Part of Purple Universe Project
Lãng mạnPurple Universe Project || RM BTS Part Kim Namjoon (RM) as Juna Nam COWOK KOK SUKA BUNGA, KAYAK BANCI! Semenjak apa yang diucapkan sang ayah setelah mengatakan mimpinya ingin menjadi Florist, Juna mulai memahami mengapa ada yang mengatakan bahwa hid...