Tak apa menjadi rapuh di depan orang yang Anda anggap rumah, itu lebih baik daripada hanya memendamnya dalam diam!
Dalam kehidupan banyak orang, kisah cinta kita tidak dapat ditebak. Itu bersifat rahasia. Bagaimana cara kita bertemu, bagaimana kisah itu bersemi, apakah akan bersama atau hanya jadi pelarian saja, hanya diri kita sendiri serta yang bersangkutan yang tahu?!
Sering kali hubungan yang diawali dengan manis dalam kepura-puraan perlahan akan sirna adanya. Kita menaruh banyak kepercayaan dan bahkan rasa empati yang tinggi bahwa hubungan kita akan bersemi dengan manis. Namun, nyatanya dipatahkan begitu saja oleh ekspektasi imajinasi polos kita sendiri. Tak ayal itu membuat rasa benci menjadi-jadi.
Begitulah kisah cinta dari Sekretaris Shin dan Nan. Mereka menaruh simpati yang tinggi satu sama lain. Sekretaris Shin yang dari kecil hanya mempercayai keluarga Sumettikul yang pikirnya saat itu namun, tak sengaja bertemu dengan sosok Nan yang unik dimatanya yang tiba-tiba menusuknya dari belakang.
Nan yang begitu polos menyetujui permintaan dari anak atasannya demi bonus yang ditawarkan untuknya menjadi gelap gulita. Walau pertemuan mereka berdua rekayasa namun, perasaan mereka murni tak disengaja.
Nan tau resiko akhir mengkhianati kepercayaan Sekretaris Shin adalah satu hal yang fatal dilakukan. Namun, dia tak dapat menghindarinya. Pantang untuk menarik kesempatan yang berharga pikirnya saat itu.
*****
Beberapa hari setelahnya, Sekretaris Shin dan Nan telah pulang ke mansion Sumettikul. Mereka mengerjakan tugas masing-masing setelah cuti lama mereka. Tak ayal Sekretaris Shin juga pulang pergi ke Bar Parriot untuk menemui Anan Wong membahas masalah pekerjaan lanjutannya.
Waktu berlalu begitu cepat adanya. Berbulan-bulan telah terlewati, saking bahagianya menunggu kelahiran buah hati yang keluarga Sumettikul damba sejak lama, tiba hari dimana mereka tinggal menghitung kelahiran buah hati Baiben dan Biu, pulang pergi RS untuk menjaga Sang Ibu pengganti. Semua orang sibuk tak terkecuali sekretaris Shin dan Nan.
Nan yang sibuk bersama Biu, mempersiapkan kamar untuk anak kembar anggota baru rumah mereka. Mereka berdua memang cocok satu sama lain, dari penampilan, rasa humor, kepribadiannya sebelas duabelas bahkan selera apapun juga hampir sama. Tak ayal itu membuat Baiben merasa heran, bagaimana cara Shin menemukan orang sama persis dengan Biu, bahkan Nan cenderung membuat Baiben pusing saking anehnya dia.
"Wahhh, kamarnya telah selesai kita dekor tuan Biu, hmmm apa yang kurang ya kira-kira?"
Biu tersenyum dalam diamnya, menatap Nan yang begitu antusias dalam mendekor kamar tersebut.
"Kurang kehadiran bayinya sih Nan kataku!"
Sambil menyilangkan kedua tangan, Nan manggut-manggut mengitari sudut demi sudut melihat hasil dekoran mereka.
"Hmmm...Anda benar juga tuan Biu!"
Mereka berdua memandang satu sama lain, memastikan kesempurnaan dekor tersebut. Bukan tanpa alasan, mereka berkeringat juga, susah dalam mendekor sendiri apalagi dengan kekuatan pria tampan nan cantik seperti mereka. Padahal Baiben sudah memerintahkan seseorang yang pro untuk melakukannya, tapi seperti biasa Nan mengacaukannya. Dia mempengaruhi Biu dengan gampangnya dan itu membuatnya pusing.
"Saya rasa sudah sempurna tuan Biu, hahhh astaga...saya lupa bahwa Sekretaris Shin mengajak saya menemui client di Bar Parriot, bagaimana ini?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Temuku Denganmu Di Musim Semi
Teen FictionHai guysss...! Ini lanjutan cerita Baiben Biu ya tapi dilanjutkan dengan kisah sekretaris Shin dan Nan. Tapi tenang, tetap ada Baiben Biu nantinya di cerita ini. Ada calon anak-anaknya juga nanti. Stay tune...! Sekretaris Shin adalah seorang pria ya...