Tujuh Pangeran

1 0 0
                                    

IB: Amethyst video on Tiktok

Sepanjang jalan menuju alun-alun itu kini lebih ramai dari biasanya. Semua toko hanya membuka setengah pintu mereka. Melayani pembeli dengan lebih cepat agar tak melewatkan parade yang di gelar istana. Pun dengan alun-alun yang merupakan bagian dari istana itu, sudah terasa sangat padat. Pada satu sisi alun-alun itu, terdapat sebuah panggung megah, lengkap dengan 4 singgasana mewah yang berjajar. Panggung yang melebar ke bagian samping itu, memiliki sebuah panggung kecil lain yang terhubung melalui jalur kecil diantaranya.

Gerbang istana terbuka lebar. Ragam makanan tersaji dengan jumlah yang sangat banyak. Para pramusaji istana telah memesan ragam jenis makanan dari mereka para penjual sejak jauh hari sebelumnya. Memastikan semua menggunakan bahan-bahan berkualitas dan sangat layak untuk dinikmati pada hari besar ini. Tak hanya di luar, di aula utama istana itu, juga sudah tersaji banyak makanan dengan kualitas rasa yang luar biasa. Para koki yang sudah bekerja bahkan sejak matahari belum menampakkan sinarnya.

Hari ini, perhelatan perayaan besar yang hanya akan terjadi sekali saja. Hari ini, para putra istana yang sejak dulu hanya bisa mereka dengar namanya, hanya mereka bisa dengar betapa tampan dan rupawan dari rumor istana, hanya bisa mereka kagumi dalam pergunjingan sehari-hari, akan ditunjukkan pada masyarakat luas. Tanda bahwa mereka telah siap dengan segala tugas yang akan istana berikan. Bahkan untuk pergi ke medan perang sekalipun.

Terompet berkumpul telah dibunyikan. Warga yang sedari dari saling bergunjing, berbisik, dan berbicara seketika hening, dan memusatkan perhatian pada raja mereka di sana. Sang raja berdiri, yang diikuti para adik raja yang juga memberi penghormatan ketika sang kakak melangkah dengan tegas dan berwibawa menuju tengah panggung. Telah siap sebuah podium untuknya berbicara. Tak ada basa basi. Ia berbicara langsung pada intinya.

"Hari ini, istana akan memperkenalkan para pangeran yang selama ini hanya menjadi rumor dikalangan rakyat. Para pangeran persepupuan yang akan menjalankan tugas-tugas yang diperintahkan istana. Mereka selama ini kami didik dan latih, agar dapat menjalankan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab dan dedikasi yang tinggi. Bila ada dari mereka yang melakukan kesalahan, jangan pernah ragu untuk melaporkan kepada istana. Hukuman akan tetap diberlakukan dengan adil," ungkap sang Raja dengan tegas dan lugas.

Sementara itu, di belakang panggung megah itu, tujuh pemuda tengah saling mengutarakan kekhawatiran mereka. Mereka yang tak pernah tampil di ruang umum dengan khalayak, kini harus menghadapi itu. Sebenarnya, sering kali mereka diperintahkan keluar istana dan berbaur dengan masyarakat. Namun, tak ada yang menyadari itu karena sejak awal, masyarakat tak pernah tau persis bagaimana rupa tampan tujuh pangeran yang selalu jadi perbincangan para orang tua, dan dambaan para gadis.

Sebuah tirai yang berada di tengah panggung perlahan terbuka. Menyajikan pemandangan yang sungguh tak biasa. Tujuh pemuda berdiri di sana. Mengenakan pakaian serba putih, yang potongannya begitu pas dengan tubuh mereka. Aura, pesona, bahkan ketampanan mereka sungguh memikat hati para gadis bahkan para orang tua.
Pangeran pertama yang mereka kenalkan, bahkan dari senyumannya saja sudah terpancar aura pemimpin penuh yang diidamkan semua orang. Malik Manggala, begitu ia dinamai oleh sang raja. Sekali waktu matanya mengedar ke sekeliling, meski terlihat ramah namun, sedikit tersirat intimidasi dalam pandangannya. Ia adalah putra pertama dari Raja pertama. Setelah sang Raja tak lagi menjabat, ia yang akan di dapuk menjadi raja berikutnya.

Laki laki ke dua yang mereka kenalkan merupakan putra tunggal dari Raja ke empat. Tubuhnya nampak lebih kecil dari yang lainnya. Wajahnya sekali terlihat tampan, namun para wanita tak mampu mengingkari jika ia juga terlihat cantik dari kejauhan. Pipinya yang tembam, menambah kesan menarik dalam dirinya. Nyatanya ia dikenalkan sebagai salah satu seniman kerajaan. Beberapa karyanya pun ikut di tampilkan di atas panggung megah itu. Aria Artie, sang pangeran yang juga mengusulkan tentang apa yang para pangeran lainnya harus kenakan hari ini.

Jantung semua orang kini semakin berdebar kencang. Inilah saatnya mereka mengetahui sang panglima perang yang ternyata salah satu pangeran dan penerus kerajaan. Seorang laki laki dengan tubuh tegap dan rahang yang tegas. Tak nampak senyum di wajahnya, namun, itulah yang menjadi pesona dari dirinya. Liam Baskara, putra pertama Raja ke tiga. Sejak kecil ia sudah memiliki keinginan untuk belajar berkuda, memanah, bermain pedang dan serangkaian alat perang lainnya. Sang Ayah pun mendukung sepenuhnya keinginan putra sulungnya.

Aelius Hito, sang sulung dari Raja ke dua. Kulitnya yang lebih kecoklatan dibandingkan saudara persepupuan yang lain, justru menambah kesan eksotis dan menarik bagi siapapun yang melihatnya. Ia pun sangat mudah tersenyum dan selalu menebarnya dengan wajah yang ramah. Kepalanya terlihat sangat kecil. Sehingga pipinya yang tembam membulat selerti bola. Penuh percaya diri ia melambaikan tangan dengan ceria ke sekelilingnya dari atas panggung itu.

Yang kelima mereka kenalkan adalah Adhikari Putra. Seorang pangeran dari saudara ke tiga Raja. Wajahnya memancarkan keteduhan dan ketampanan. Begitu cerah, hingga hanya dengan melihatnya saja, orang-orang akan mengatakan dia sangat tampan dan memiliki budi luhur. Teduh pandang matanya membuat semua orang terpana. Ia yang akan bertugas untuk segala hal tentang pendidikan di kerajaan bahkan di sekolah sekolah desa. Bila melihatnya dengan sekilas, tak akan ada yang menyangka bila ia berbagi rahim dengan Liam Baskara di waktu yang sama.

Ra Naolin. Bukan, ia bukan seorang perempuan meski nama uniknya seperti milik anak perempuan. Laki-laki yang ketika berbicara terdengar biasa saja, namun, ternyata memiliki kemampuan bernyanyi yang indah. Rasa percaya dirinya sangat mirip dengan kakak laki-lakinya yaitu Aelius Hito. Ia yang terlihat sangat ceria dan mampu membawa keceriaan lain bagi orang-orang yang berada di sekelilingnya.

Pangeran terakhir yang mereka kenalkan hari itu Galen Orion. Meski namanya memiliki arti 'kecil', ia tidak se 'kecil' namanya. Tubuhnya justru menjadi yang paling tinggi diantara saudaranya. Suaranyanya terdengar lebih rendah dan dalam. Yang mengisyaratkan seorang Galen Orion kecil hanyalah kenyataan bahwa ia adalah bungsu dari Raja ke tiga, dan bungsu dari jajaran persepupuan itu. Tampannya ia mampu menarik bahkan para gadis yang usianya lebih tua.

Begitulah hari itu berlalu. Semua pangeran persepupuan itu dikenalkan pada khalayak sebelum mereka kahirnya akan membaur untuk menjalankan misinya masing masing yang diberikan oleh sang Raja yang berkuasa.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: a day ago ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Goresan TintaWhere stories live. Discover now