82. Peringatan Darurat

835 143 72
                                    

***

Hati-hati banyak typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hati-hati banyak typo.

Oh ya, chapter ini banyak yang loncat-loncat tapi saling terhubung kok. Jadi banyak flashbacknya. Semoga gak membingungkan, ya.


***



"Gimana, Sya? Suka gak?" Tanya Zizi yang kini tengah memperlihatkan hasil kerja kerasnya dalam merombak isi rumah calon pengantin di depannya. Sebenarnya tidak hanya Zizi, Gia pun turut berkontribusi untuk merombak ruangan lain. Meski dua-dua nya bukan lulusan design interior, baik Zizi atau pun Gia memiliki selera yang sama-sama bagusnya. Konsep rumah yang asalnya bertema industrial dirombak secara keseluruhan dengan teman modern minimalis, atas request Meisya si calon pengantin wanita.

Meisya menganguk senang, matanya begitu berbinar indah. "Bagus banget, Kak! Aku puas banget. Makasih ya... apalagi ini ruang tamunya terasa lebih luas ya. Perpaduan warna putih dan beige-nya bikin suasana jadi tenang banget."

"Nah. Iya, pemilihan warna yang netral kayak gini emang bisa bikin ruangan terasa lebih luas dan juga elegan. Ditambah juga sama pencahayaan yang alami dari jendela besar sini, rumah kalian jadi lebih terang tanpa perlu banyak lampu waktu siang." Tunjuk Zizi sambil mempresentasikannya pada Meisya.

Meisya berjalan dengan semangat, "Furnitur yang kakak pilih pun aku suka! Simpel tapi tetap terasa nyaman. Dan meja ini aku pun kaget, ternyata bisa dilipat juga!" Serunya tanpa sadar.

Zizi pun terkekeh gemas, "aku tuh sengaja pilih yang multifungsi gini, Sya. Meja ini bisa kamu lipat kalau butuh lebih banyak ruang. Jadi tetap fungsional tanpa membuat rumah kalian terasa sesak."

"Wah makasih banget Kak! Sedetail itu kamu."

"Hai. Kalian belum pada makan kan?" Tak lama muncul lah Aji dari pintu garasi dengan pakaian kasualnya, laki-laki itu membawa beberapa jinjingan ditangannya. Lalu di susul Gavin dan Ravi di belakangnya. "Habis ini kita makan dulu yuk? Dapat kiriman nih dari Bunda. Ini porsi gede soalnya."

"Wiiiihhh makan besar kita!" Seru Zizi. Kemudian netranya menatap Ravi. "Nina mana, Pi?"

"Lagi sama Vania dulu, Teh. Nanti nyusul." Balas Ravi. Laki-laki itu tengah menyiapkan beberapa box makanan yang ia bawa juga dari rumah orang tuannya. "Ada makanan Chinesse juga, walaupun gak nyambung sama menu utama, tapi bisa lah buat nyemil-nyemil. Mami gue sengaja kirim buat calon pengantin katanya."

"Makasih, Kak Ravi dan Maminya Kak Ravi." Ujar Meisya yang dibalas senyuman ramah dari laki-laki itu.

"Nanti di sampaikan ke Mami, Sya."

"Naren sama Indra gak ikut, Yang?" Kemudian Zizi menghampiri suaminya yang akan memotong buah semangka dan beberapa buah lainnya. 

Gavin menoleh pada sang istri,  "Naren lagi ke Bali, Hon, anak istri nya di boyong semua. Ada peresmian hotel katanya. Caca juga ikut." 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pengabdi Istri (The Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang