Membongkar rahsia yang terkubur

7 0 0
                                    

Di sebuah ruangan gelap di sebuah bangunan tersembunyi di Tokyo, Gin duduk dengan tatapan tajam sambil memainkan korek apinya. Di sekelilingnya, beberapa anggota Organisasi Hitam, termasuk Vodka, Korn, dan Chianti, sedang menunggu perintah.

"Jadi, Kudou Shinichi masih berani bermain api," ujar Gin dengan nada dingin. "Dia tidak hanya menyelidiki kita, tapi juga ingin membongkar masa lalu yang seharusnya terkubur."

Vodka mengangguk. "Sepertinya dia mulai mencium keterlibatan kita dalam pengeboman keluarga Miyano. Jika dia terus menyelidik, semuanya akan terbongkar."

Gin menyalakan rokoknya, menghembuskan asap tipis. "Kalau begitu, kita selesaikan masalah ini sebelum menjadi lebih buruk."

Chianti menyeringai. "Biar aku yang menembaknya dari kejauhan. Kudou itu sudah jadi duri dalam daging."

Namun, Gin menggeleng. "Tidak semudah itu. Kudou bukan target biasa. Dia selalu selangkah di depan. Tapi ada satu cara untuk membuatnya lengah..."

Tatapan Vodka berubah penasaran. "Apa maksudmu?"

Gin menyeringai licik. "Targetkan sesuatu yang lebih berharga baginya. Tunangan rahsianya,Miyano Shiho."

Korn mengangguk pelan. "Jika kita menjadikannya umpan, Kudou pasti akan datang sendiri ke dalam perangkap kita."

Gin mematikan rokoknya, senyumnya mengerikan. "Siapkan tim. Kita akan menculik Shiho Miyano... dan menghancurkan sisa keluarga Miyano yang masih hidup."

" Aku sudah tidak sabar ingin memburu." Kata Korn sambil mengelap senapangnya lalu menyeringai penuh kegembiraan.

...

Private Holmes Detectives ~ Labaratory penyelidikan Forensik miliknya Shiho.

Shiho duduk di hadapan skrin komputernya, matanya tajam meneliti setiap maklumat yang dia peroleh mengenai "Irene." Dia tidak bodoh. Shinichi jelas menyembunyikan sesuatu darinya. Jika Irene ini bukan seorang wanita, pasti ada sesuatu yang lebih besar di sebaliknya.

Shiho berbisik pada diri sendiri "Apa yang kau sembunyikan, Kudou-kun...?"

Shiho  sebenarnya hanya ingin memulai pencariannya untuk mengungkap kebenaran di balik pengeboman yang merenggut keluarganya beberapa tahun lalu. Awalnya, akses ke data lama itu sangat sulit, apalagi penyelidikan kasusnya telah dihentikan oleh pihak kepolisian dan pengadilan dengan alasan kurangnya bukti.

Namun, beruntung tunangannya, Shinichi, memiliki perusahaan swasta dengan jaringan luas. Hal itu memudahkannya untuk mengakses informasi yang telah lama terkubur, membuka kembali jejak-jejak yang sebelumnya tak terjangkau.

Niat awalnya hanya untuk mengungkap kasus lama, namun fokusnya mulai terganggu oleh satu hal—"Irene." Entah kenapa, nama itu membuat hatinya gelisah.

"Siapa sebenarnya Irene?" pikirnya, kedua alisnya berkerut dalam kebingungan.

Shinichi jelas berusaha merahasiakan sesuatu. Jika ini hanyalah kasus biasa, kenapa dia begitu serius menutupinya? Apakah Irene adalah seseorang yang penting baginya? Atau…

"Apa dia selingkuh?" Pertanyaan itu melintas di benaknya tanpa disadari, menimbulkan rasa tak nyaman yang aneh dalam hatinya.

Namun sebelum Shiho bisa membuang jauh pemikiran itu, matanya terpaku pada satu fail sulit yang tersembunyi dalam sistem arkib Tokyo Metropolitan Police.

Tangannya sedikit bergetar saat membaca tajuknya.

"Operasi 'Irene' – Pembunuhan Keluarga Miyano."

Nafasnya tercekat. Jantungnya berdegup kencang, seolah ingin melompat keluar dari dadanya. Jemarinya mengepal erat tetikus, berusaha mengendalikan emosinya.

Dengan tangan sedikit gemetar, Shiho mengklik fail itu—membukanya, membaca tiap baris kata yang akan mengubah segalanya.

"Subjek: Elena dan Atsushi Miyano. Status: Terbunuh dalam letupan yang disengajakan. Penyiasat utama: Kudou Shinichi. Motif: Penolakan terhadap kerjasama dengan Organisasi Hitam dalam penyelidikan dadah berbahaya."

Matanya membulat, nafasnya tercekat saat otaknya mencerna kenyataan di hadapannya. Tangannya yang menggenggam tetikus semakin erat, seakan ingin menghancurkannya.

Shinichi telah menyelidiki ini… tanpa memberitahunya.

Shiho merasakan dadanya sesak, campuran antara marah, kecewa, dan perasaan dikhianati memenuhi hatinya.

Dia menggigit bibirnya, mencoba mengendalikan emosinya, namun gagal. Suaranya keluar sebagai bisikan tajam, penuh dengan kemarahan yang tertahan.

Shiho berbisik, marah "Jadi selama ini… kamu tahu segalanya? Kamu tahu siapa yang membunuh keluargaku… dan kamu tak pernah memberitahuku?"

Dadanya naik turun dengan tak teratur, amarah mengalir deras di setiap inci tubuhnya. Seketika, semua tindakan Shinichi selama ini terasa mencurigakan. Perhatiannya yang berlebihan, perlindungannya yang selalu datang tepat waktu, bahkan caranya mengalihkan pembicaraan setiap kali topik keluarganya muncul.

Pikiran Shiho berkecamuk. Apakah semua ini bagian dari rencana Shinichi? Apakah pertunangan mereka juga termasuk dalam permainan ini? Jika ya, maka selama ini dia telah diperdaya dengan sempurna. Tapi… mengapa? Jika ini hanya bagian dari strateginya, mengapa Shinichi memperlakukannya dengan begitu lembut, seolah-olah dia benar-benar mencintainya?

Shiho menutup matanya sejenak, mencoba menarik nafas dalam, tapi gagal. Perasaannya terlalu berantakan untuk bisa berpikir jernih.

Shiho suara gemetar, nyaris berbisik "Kamu… sengaja menyembunyikannya dariku, bukan?"

Jari-jarinya mengepal di sisi meja, kukunya hampir menembus telapak tangannya sendiri. Darahnya terasa mendidih, mengalir dengan panas yang menyakitkan.

Tidak—ini bukan sekadar perlindungan bodoh. Ini adalah pengkhianatan.

Bagaimana Shinichi bisa menyembunyikan hal sebesar ini darinya? Bagaimana dia bisa menatap Shiho setiap hari, berkata bahwa dia mencintainya, sementara di saat yang sama, dia menyembunyikan kebenaran tentang keluarganya?

Matanya kembali tertuju pada layar. Dia membaca ulang setiap baris dalam fail itu, tetapi yang dia dapatkan hanyalah lebih banyak alasan untuk semakin marah.

Shiho suara meninggi, marah."Beraninya kau, Kudou Shinichi... Beraninya kau!"

Tiba-tiba, ruangan terasa begitu sempit. Napasnya tersengal, dadanya sesak oleh kemarahan yang tak bisa dia redam. Dengan kasar, dia meraup wajahnya dengan kedua tangan, jari-jarinya mencengkeram rambutnya yang berantakan.

Bagaimana mungkin dia bisa tenang? Orang yang paling dia percayai… adalah orang yang telah mengkhianatinya paling dalam.

Shiho mengepalkan tangannya begitu kuat hingga buku-buku jarinya memutih.

Jika Shinichi berpikir dia akan tinggal diam setelah ini… dia sangat salah.

Have you Fallen in Love with me yet ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang