Kini Chiquita berada di kediaman Archduke, semua pelayan Nampak menunduk hormat. "Elegan. Berbeda dengan punya Ayah, sangat suram." Batinnya.
Ethan menyenggol Chiquita yang nampak sibuk sendiri dengan arah pandangannya. Chiquita terkekeh. "Aku baru saja menganggumi istana mu."
"Ini hanya tempat kecil." Chiquita mengangguk saja tidak mau berdebat.
"Salam kepada pelindung kami Lord Archduke Timur." Ethan hanya mengangguk sebagai balasan.
"Ekhem, perkenalkan semua ini Lady Chiquita dan sekarang akan tinggal disini, kalian harus menghormatinya sama seperti kalian menghormati ku, jika ada yang melanggarnya maka akan berhadapan langsung denganku, mengerti!" Mereka semua mengangguk patuh. "Siap Tuan."
Ethan menggapai bahu Chiquita. "Sekarang anggap ini rumah mu, kamu bebas melakukan apapun disini." Chiquita menghela nafas. "Terimakasih tuan, aku sudah terlalu banyak merepotkan mu." Ethan menggeleng tidak setuju.
"Aku senang direpotkan oleh mu." Chiquita tersenyum senang.
✒️✒️
Pharita kini tengah berjalan di Padang rumput yang indah. "Cantik seperti dirimu." Pharita lantas tersenyum indah ke arah Jake.
Rasanya ia menjadi malu sendiri saat Jake berkata demikian.
"Terimakasih pangeran pertama." Jake pun memetik salah satu bunga berwarna kuning dan menyelipkan ke telinga kanan Pharita.
"Tidak ada yang bisa mengalahkan kecantikan mu, bahkan bunga itupun tidak bisa mengalahkan sinarnya." Pharita pun berlari menjauh, berdiri di belakang pohon sambil meraup udara yang rasanya berpasok sedikit. Jantungnya berdetak kencang.
Jake yang melihat tingkah menggemaskan Pharita tersenyum juga. Ia akhirnya menyusul Pharita.
"Kenapa bersembunyi?" Melihat Jake menyusulnya Pharita menjadi malu hingga rona merah di pipinya terlihat jelas membuat Jake terpesona, memegang pipi itu.
Kian dekat dan lebih dekat hingga satu ciuman lembut terjalin antara keduanya dengan ditemani sinar sore dari mentari hari ini.
✒️✒️
Niki nampak sudah berdiri di depan jendela kamar Ruka, ia nekat datang karena jika lewat depan pastinya ia tidak diizinkan bertemu dengan ruka.
Trakk
Niki melempar batu hingga membuat Ruka yang hendak tidur menjadi mengurungkan niatnya ia pun membuka jendela dan melihat ada Niki dengan ketapel kecilnya.
Ruka berkacak pinggang dengan kelakuan Niki.
"Ada apa?" Sambil melihat sekeliling takut ada penjaga datang. "Tenang saja aku sudah membuat mereka pingsan." Ruka menepuk jidatnya.
Ia pun inisiatif membuat tali dari kain hingga membuat Niki bisa memanjat lewat itu. Akhirnya Niki berhasil berada di depan kamar Ruka.
"Malam." Ucap Niki dengan senyum senangnya. Ruka sendiri menghela nafas meminta Niki duduk di kursi luar dan ia pun menuangkan teh yang memang biasa sudah ada disana.
Niki yang diperlakukan dengan baik membuat senyumnya tidak pernah luntur. "Aku mendengar jika peraturan disini tidak bisa menikahkan putra putri mereka dengan orang yang berbeda usia. Apalagi perempuan tidak dengan lelaki usia lebih muda?" Ruka menghentikan aktivitas nya dan menatap Niki dengan serius.
"Tujuan mu sangat terlihat jelas dengan penjelasan mu secara langsung itu." Niki mengalihkan pandangannya karena merasa malu.
"Jujur saja aku tertarik sejak awal padamu putri, kamu wanita yang aku cari selama ini, wanita dewasa namun lembut hati." Ruka menatap ke arah bulan yang bersinar indah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Generation Of Prince And Princesses
Historical FictionEmpat keluarga bangsawan yang saling terikat karena masalalu kelam keluarga mengakibatkan mereka harus terus memupuk rasa dendam, bagaimana sejarahnya mereka bisa mewujudkan perdamaian ditengah intrik romansa yang ada.