20

47 11 1
                                    

Aurora menatap seluruh ruangan aman, ia yakin kini pangeran Benjamin benar-benar telah pergi. "Aku memberi tahumu. Ini kalung milikku pergilah ke kerajaan Estella bawa ini berikan pada seorang nenek didekat hutan. Dia bisa menyembuhkan anak mu. Maaf hanya ini yang bisa aku berikan." Pelayan itu bersimpuh merasa senang.

"Terimakasih putri hiks...saya sangat berhutang nyawa padamu." Aurora menggeleng.

"Tidak, kita saling memberi keuntungan disini, segera pergi bawa putramu, karena besok Benjamin tidak akan mengampuni kita jika sampai dia tau kita kabur dari sini." Pelayan itu mengangguk. "Putri di tepi laut ada sebuah perahu kecil untuk sampai di hutan darat menuju kerajaan Demeter anda bisa menggunakannya." Aurora memeluk pelayan itu.

"Terimakasih, aku sangat mengharapkan kita bisa bertemu lagi suatu saat, siapa namamu?"

"Silvi." Aurora mengangguk. "Aku Aurora putri dari Estella suatu saat kau harus mengingatku Silvi." Silvi mengangguk patuh.

Akhirnya Aurora pun berlari ke arena menuju laut itu, dan benar saja ia menemukan perahu di tepi laut dan menggunakannya untuk bisa menuju daratan kerajaan Demeter.

"Aku bisa!"

Aurora pun mulai mendayung perahu kecil itu semalaman, ia tidak bisa melepas kesempatan ini untuk bisa pulang ke rumahnya.

Namun sialnya malam itu datang hujan badai hingga saat ditengah laut ia kesulitan untuk menggerakkan perahunya, ia mencoba sekuat tenaga menjaga keseimbangan perahunya namun sepertinya kekuatannya lebih kecil hingga perahu itu berbalik dan ia tenggelam karena tidak bisa berenang akhirnya ia pingsan ditengah laut.

✒️✒️

Esoknya Benjamin pulang dengan hasil yang sama, kosong.

Brakk

Saat ingin mengecek keadaan putri itu ternyata ruangan sudah kosong. "SILVI!!" Teriak Benjamin, namun yang datang pengawalnya.

"Ada apa pangeran?" Tanya pengawal.

"Kemana putri tawananku, dan kemana pelayan bernama Silvi?" Tanya Benjamin dengan wajah merah padam.

"Maaf pangeran, kami semalam diberi obat tidur oleh pelayan itu sepertinya mereka kabur." Ucap pengawal membuat Benjamin tidak bisa mengontrol emosinya dan menghajar bawahannya itu.

"Sialan!" Teriak Benjamin.

"Kenapa kau berteriak di pagi hari Benjamin? Dan dimana Yuni selama ini Ayah mencoba menerima alasan mu tapi bukankah untuk hanya menginap di rumah putri bangsawan tidak selama ini? Katakan dengan jelas!" Benjamin menatap Victor.

"Anak perempuan berbeda dengan anak lelaki Ayah, mereka lebih banyak bercerita Yuni pasti pulang sebentar lagi." Dan kini Victor setuju dengan perkataan putranya.

"Ayah harap kau tidak menyembunyikan sesuatu dari Ayah, dan kenapa pagi ini kau terlihat marah?" Benjamin mengepalkan tangan dan seketika membalas dengan senyum kecut.

"Tidak ada hasil mengenai obat Ibu." Victor menghela nafas.

"Jangan terlalu keras, Ayah pun akan usahakan tapi jangan sampai lupa tugas mu bukan hanya untuk Ibu tapi untuk rakyat Aquare!" Benjamin mengangguk dan memberi hormat pada Ayahnya. "Sesuai dengan perintah Ayah." Victor menepuk bahu putranya.

"Ayah selalu bangga padamu jangan kecewakan Ayah nak." Benjamin mengangguk.

✒️✒️

Chiquita kini tengah memainkan panahan, ia meminta di ajari oleh Ethan karena ia membutuhkan kemampuan ini untuk bisa menemukan putri Aurora.

Ethan pun berdiri di belakang Chiquita sambil mengarahkan cara memanah yang baik. "Tegakkan tubuh mu, fokus matamu pada warna merah!" Chiquita menarik padah itu.

Generation Of Prince And Princesses Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang