Yuni nampak mengendap hari ini ia harus bertemu dengan ratu Alice. Karna tujuannya kesini hanya untuk bisa mendapat obat untuk Ibu nya.
"Aku dengar ratu Alice akan dibawa pergi oleh raja Justin ke kerajaan timur." Bisik salah satu pelayan.
"Kau benar, karna menghilangnya putri Chiquita tentu saja membuat ratu Alice mendadak jatuh sakit, putri kesayangan ratu sedang dimasa mencari jati diri." Timpal salah satunya.
"Hushh jangan keras-keras bagaimana jika ada yang dengar?" Ucapnya.
"Bukankah pangeran pun sedang keluar kau tenang saja, disini sedang aman. Pagi tadi raja dan ratu sudah memulai perjalannya menuju kerajaan Demeter." Yuni mengepalkan tangan, rupanya ia terlambat karena baru mengetahui tentang ini.
Yuni pun segera bergegas ia harus segera pergi ke kerajaan Demeter.
"Kenapa mereka pergi ke kerajaan Demeter? Bukankah kerajaan Demeter adalah kerajaan berbahaya?" Gumam Yuni sedang mengemasi pakaiannya.
Ia harus segera bertemu dengan ratu Alice, sudah terlalu lama ia disini, ia takut ibunya kenapa-napa.
✒️✒️
Kereta kuda milik Pharita dan Rami kini sudah menuju kerajaan Demeter. Rami sendiri sudah tidak sabar sampai disana.
Ia sudah berkhayal bisa menggunakan alat musik itu.
✒️✒️
"Ayah, aku benar-benar menyesal telah memilih Viscount David, ternyata dia hanya memanfaatkan Asa." Suga menghela nafas.
"Sudah Ayah katakan sejak awal." Asa mengangguk. "Maafkan Asa ayah, yang keras kepala." Suga mengusap kepala putrinya. "Asal kamu sadar dengan kesalahan mu Ayah maafkan." Asa tersenyum dan memeluk Suga dengan senang.
"Ayah??"
"Hmm?"
"Bolehkah Asa ke negri timur?" Suga menjauhkan putrinya menatap bingung. "Untuk?"
Asa seketika merona. "Waktu David melukai Asa seseorang datang menyelamatkan Asa, dia dari negri timur jika diperbolehkan Asa ingin kesana." Suga tersenyum sepertinya putrinya sedang tertarik pada seseorang.
Suga mengangguk. "Pergilah Ayah tidak melarang kali ini, tapi bawa beberapa pengawal!" Asa tersenyum bahagia.
"Terimakasih ayah.." Suga mengangguk mendapat rasa senang putrinya.
✒️✒️
Chiquita kini tengah tersenyum di depan Duke Jay, sambil melipat kedua tangan. "Aku telah menemukan putri Aurora jadi aku akan menagih imbalan ku Duke!" Jay terdiam sesaat.
"Pertemukan aku dengannya baru aku akan setuju dengan keinginan mu!" Chiquita memejamkan mata sesaat.
"Oke, tapi sore nanti datanglah ke kediaman Archduke Xaviero, tenang saja keadaan putri baik-baik saja kok." Jay mengangguk setuju. "Saya akan menjemput putri sore nanti saat keadaannya sangat pulih."
Chiquita pun hendak pergi namun satu anak panah melesat ke arahnya dan Jay yang peka menarik Chiquita ke pelukannya. "Apa itu!" Ujar Chiquita panik, rasanya jantungnya hampir copot saat panah itu kini mendarat di tanah.
Hampir saja ia kena.
Saat merasa seseorang memeluknya barulah Chiquita menjauhkan tubuhnya. "Sepertinya seseorang berniat mencelakai mu." Chiquita menatap ke sekeliling pasar. Orang-orang nampak melihat mereka sesaat dan kembali beraktivitas.
Chiquita meneguk ludahnya. "Apa aku dalam bahaya disini?" Jay menatap ke arah Chiquita yang cemas.
Jay mengamati wajah itu lebih dalam, ketakutan yang muncul diyakininya. Jay memegang kedua pundak Chiquita. "Sebentar lagi kau akan mendapat identitas baru. Tinggal lah di kerajaan Estella, disana lebih aman dari pada disini." Chiquita meremat tangannya gelisah.
"Tapi...."
Brakkk.
Mereka berdua menoleh bersama saat kereta kuda menabrak seorang pedagang yang tengah Melawati jalan.
Seseorang turun dengan raut wajah cemas. "Apa anda terluka?" Tanya gadis itu.
"Dagangan saya jatuh semua, dan sudah tidak bisa di jual lagi." Ucapnya. Gadis itu mengambil sesuatu di dalam keretanya dan memberikan satu kantung kecil kepada pedangan tadi. "Maafkan saya, sepertinya kami lalai." Pedagang itu mengangguk memahami.
"Anda..."
"Saya Pharita Abella Golldy." Mendengar namanya pedagang itu Munduk hormat. "Maafkan saya putri, saya tarik kembali anda tidak perlu mengganti rugi." Dengan anggun Pharita menenangkan pedangan itu membuat bisik-bisik masyarakat Demeter terdengar ditelinga nya. Banyak pujian yang di dengarnya.
"Saya melakukannya dengan tulus mabilah untuk keluarga di rumah." Pria itu bersujud karena bahagianya. "Terimakasih.... terimakasih banyak putri." Pharita mengangguk.
"Kak, apakah masalahnya belum selesai?" Tanya Rami yang ikut turun dari kereta karena pharita cukup lama menyelesaikan masalahnya.
"Sudah kok." Ucap Pharita.
"Oh wow, disini ada putri dari kerajaan Golldy, senang bertemu dengan anda putri salam hormat dari saya selaku calon rakyat Estella." Ucap Chiquita membuat Pharita menaikkan sebelah Alis.
"Calon rakyat?" Mendengar itu Chiquita terkekeh sedangkan Jay menyenggol tangan Chiquita agar tidak berbuat ulah. "Salam hormat pada putri kebanggan Golldy." Pharita tersenyum saat tau siapa yang menyapa.
"Duke Jay, senang bertemu dengan anda. Bukankah pastinya karena tugas menemukan putri Rora?" Ujar Pharita.
"Kebetulan saya telah menemukan nya lewat gadis ini." Rami terkejut. "Sudah di temukan? Wah aku sangat ingin bertemu dengannya juga." Ucap Rami.
"Datanglah kediaman Archduke Xaviero. Kebetulan putri sedang beristirahat disana." Tutur Chiquita.
Deg
Pharita menjadi terdiam mendengar nama Ethan, sudah lama tidak bertemu dengan pria yang dulu ia tolak, terkadang ia takut menjadi canggung, atau Ethan ada dendam padanya?
Chiquita tersenyum ramah. "Ouh ya namamu siapa? Aku rasa kamu bukan orang sembarangan sampai bisa kenal dengan Archduke, putri Rora bahkan dengan Duke Jay?" Tanya Rami.
"Namaku Chiquita, hanya manusia yang belum punya tujuan. Bolehkah aku berteman dengan kalian. Aku tau status drajatku tidak sepadan." Rami terkekeh, ia memeluk Chiquita sambil menepuk pundaknya.
"Aku rasa kamu lebih meyakinkan sekedar jadi teman curhat." Goda Rami. "Astaga kau ini." Balas Chiquita dibalas tawa Rami.
"Sudahi, Chiquita sampai bertemu di kediaman Archduke Xaviero kami akan datang kesana untuk mengunjungi putri Aurora bersama Duke Jay, bisakah Duke?" Tanya Pharita.
"Tentunya putri." Ucap Jay dengan sopan.
"Bagus, kalau begitu kami pamit undur diri selamat siang." Ucap Pharita diangguki Chiquita dan Jay.
"Dia cantik sekali bukan?" Tanya Chiquita. Jay mengangguk setuju. "Pangeran Jake bahkan sudah terpikat olehnya, siapa lagi yang menolak bunga Golldy." Chiquita melipat kedua tangan.
"Tapi aku lapar, sebelum pulang alangkah baiknya traktir aku satu mangkuk bakso di kedai paman!" Jay hendak pergi namun di cekal Chiquita.
"Anggap saja ini sebagai tanda terimakasih mu, kau tidak perlu repot lagi mencari putri kan?" Jay menghela nafas. "Merepotkan! Aku salah memilih orang untuk membantu." Chiquita menatap tidak percaya.
"Tidak tau diri, sudah aku kasih kemudahan malah mau cari yang sudah, sadarlah di depan mata tugas mu hampir selesai, masih saja mengomel seperti tetangga girang." Jay menatap tajam ke arah Chiquita yang mengatainya.
"Sudahlah, wajah tampan mu rusak karena terlihat seram!" Chiquita menarik tangan Jay ke kedai paman untuk makan bakso sedangkan Jay langsung memegang wajahnya.
"Aku baru sadar aku tampan, tapi kenapa tidak ada yang tertarik padaku ya?" Batinnya.
TBC.
Wah kalian punya pasangan yang sudah di ship kan? Siapa pasangan yang paling kalian tunggu di akhir cerita??
Yuk komen dan like😍😍

KAMU SEDANG MEMBACA
Generation Of Prince And Princesses
Historical FictionEmpat keluarga bangsawan yang saling terikat karena masalalu kelam keluarga mengakibatkan mereka harus terus memupuk rasa dendam, bagaimana sejarahnya mereka bisa mewujudkan perdamaian ditengah intrik romansa yang ada.