part 9

17.3K 589 5
                                    

Sandra POV

Aku duduk di ruang keluarga bersama om Vier dan kak Rama.
Aku meringis melihat tonjolan di dahi om Vier akibat lemparan botol lotion ku,sungguh aku tak sengaja aku refleks melempar botol itu.
"A-apakah masih sakit?"
"Kau bertanya apakah masih sakit?apa isi lotion mu itu?batu?pantas saja kau keras kepala sekali"
Ucapnya sambil terkekeh ke arah ku.Apa katanya?batuuu?!!
"Heh enak saja!lagian apa hubungannya body lotion dengan kepala?kau kemana kan otak mu itu hah?!"
Ucap ku berapi api.
Om ini....harusnya aku melemparnya dengan kotak music yang ada di meja rias!
"Kalian ini....kerjaannya bertengkar terus bagaimana nanti kalau kalian meni-"
Kak Rama tidak melanjutkan kata katanya.
"Meni?"
Ucap ku penasaran.Kak Rama terlihat bingung dan berfikir sebentar.
"Maksudnya me...m-meninggal iya..."
"Kok meninggal sih?apa hubungannya?ngaco deh.Kalian itu kenapa sih?"
Kak Rama dan Om Vier bertatapan
'Bagaimana-ini?'
Aku semakin bingung,seperti ada yang mereka sembunyikan dari ku.
"Sandra ya tuhan mama sangat khawatir pada mu,kau kenapa sayang?"
Mama memeluk ku sangat erat,uuugh aku tak bisa bernafas!!
"Mommy...Sandra tidak bisa bernafas nanti"
Om Vier memanggil mama...mommy?tunggu aku semakin bingung.
"Mommy?apa apaan ini?kalian menyembunyikan sesuatu dari ku,iya kan?"
Semuanya bertatapan.
"Jangan bertatapan seperti itu,jelaskan pada ku se-kar-ang!"
Hening.Semuanya terlihat bingung dan aku juga ikut bingung saat sepasang suami istri datang ke arah kami,aku familiar dengan wajahnya.
"So?siapa yang akan menjelaskannya?"
Ucap sang istri sambil melihat ke arah om Vier.Ada apa sebenarnya?

Author POV

Alec berdeham menyudahi kecanggungan ini.
"Sebaiknya kita duduk dulu"
Semuanya duduk serempak,Vier yang ingin berdiri untuk pindah di sebelah Sandra hanya pasrah saat mendapat tatapan dari papanya.
"Papa akan menjelaskannya tapi kamu harus diam dan dengarkan papa baik baik"
Sandra hanya mengangguk.
Alec mulai bercerita,ekspresi Sandra berubah ubah dari mulai kesal,heran dan...terkejut.
"M-MENIKAH?!"
Sandra berdiri dari tempat duduknya di ikuti oleh semua orang.
"Dengar kan dulu Sandra ini sem-"
"PAPA YANG DENGARKAN AKU!AKU TAK AKAN PERNAH BERHUBUNGAN DENGAN SIAPAPUN LAGI,TAK AKAN PERNAH!"
Bentak Sandra kasar pada papanya.
"Sandra!"
Mamanya yang melihat tingkah putrinya yang keterlaluan akhirnya angkat bicara.
Sandra meneteskan air matanya.Bukan maksudnya untuk membentak papanya dengan kasar ia hanya....masih trauma akan pernikahan.Isakan lolos dari bibir Sandra,Vier dengan sigap merengkuh Sandra pada pelukannya.
"Sshh...everything will be alright honey i'm here"
Sandra menangis sejadi jadinya di bahu Vier,menumpahkan segala kesedihan pada masa lalunya yang masih tersisa.Vier menginsyaratkan semua orang untuk meninggalkan mereka berdua.

Saat tangisan Sandra sudah reda,Vier mendudukan Sandra di pangkuannya,entah kenapa Sandra nyaman dengan posisi ini.Ia meletakan kepalanya pada dada bidang Vier yang hangat dan nyaman.
"Kau tak jauh beda dengan kucing yang menempel pada induknya"
Vier terkekeh,Sandra hanya bisa tersenyum dan memukul punggung Vier.
"Aduh sakit sayang,iish kamu galak banget sih"
Sandra menarik kepalanya dari dada Vier dan menatap mata Vier dengan melotot.
"Hehe..ampun yang"
"Ayang ayang aja kamu....dasar om mesum"
"Kok om mesum sih yang?"
Tiba tiba Sandra mendekatkan wajahnya pada wajah Vier membuat bibir mereka hanya berjarak beberapa centi dan Vier langsung saja memajukan wajahnya tapi belum sempat menyentuh bibir,wajah Sandra sudah menjauh.
"Nah mesum kan?main sosor aja kaya bebek kwek kwek... hahahaha"
'Sial,kena tipu'
Batin Vier sambil mengumpat.
"Udah ah aku mau berdiri!"
Ronta Sandra.
"Gausah di sini aja,kita lanjutin yang barusan"
Pletaak...
"Adaaw sakit Sandra!"
"Makanya jangan mesum"
Sandra tertawa melihat Vier memegangi dahinya.Vier yang melihat Sandra tertawa akhirnya tersenyum.
'Biarlah asal Sandra bisa tertawa lagi'
"Berarti kamu setuju kan?"
"Setuju ap-....."
Sandra yang mengetahui arah pembicaraan ini berhenti tertawa lalu menunduk.
"A-aku gak bisa...aku-"
"Aku tau kamu masih trauma sama masa lalu kamu"
Sandra mendongak kan kepalanya dan menatap Vier kaget.
"O-om...tau?"
Vier mengangguk dan langsung melanjutkan saat Sandra melihatnya bingung.
"Om Alec yang memberitau ku,aku janji Sandra aku tak akan meninggalkan mu aku akan selalu ada bersama mu aku janji.Jadi biarkan aku membuka pintu di hati mu dan mengisi kekosongan di sana"
Sandra menunduk di pangkuan Vier.Bukannya ia malu tapi jantungnya berdebar sangat kencang...
"I love you Alexandra reina varisa"
Bukan pertama kali Vier mengucapkan kata kata itu tetapi tetap saja membuat Sandra melebarkan matanya.
"Kau tak percaya?apa yang membuat mu percaya Sandra katakan lah?"
Tanya Vier frustasi sambil mengacak rambutnya.
Sandra hanya diam lalu tersenyum dan memeluk Vier erat.
"I love you to,don't ever leave me"
Vier yang masih kaget juga balas memeluknya.
"I won't"
Mereka berpelukan hingga keduanya terlelap,terbang ke alam mimpi.
-------------
Wow tinggal epilog yaa dan extra part.Maaf kalau typonya bertebaran.Di tunggu vommentnya!!

Loving youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang