'Cause not everything that leave will leave forever. Sometimes, it leave to come back and stay forever.
--->
Sella's POV"SH*T !!" umpatku frustasi.
"Kenapa lo, dek?" tanya seseorang dari balik pintu. Oh, ternyata itu kakakku-- maksudnya kakak tiriku-- Kak Aldi.
"Eh, tadi kata Mami, lo disuruh nemenin mami ke acara di rumah temennya gitu. Tadi Mami lagi buru-buru sih kelihatannya"
Aishh,, mami mah kebiasaan. Gak tau apa, anaknya yang satu ini males banget ikut acara gituan. Dulu juga mama gak pernah nyuruh-nyuruh aku pergi ke acara temennya. Argh,, mama.. jadi kangen, kan. Eh, jangan bingung ya. Aku belom bilang ya, kalo mami yang tadi dimaksud kak Aldi itu ibu tiri aku? Ibu kandung aku udah meninggal sejak aku SMP dulu, tepatnya sehari setelah-- Ah udahlah,, gak usah dibahas. Itu masa-masa kelamku banget.
"De?" panggil kak Aldi, mungkin karena aku tidak menjawabnya sejak tadi.
"Eh, iya iya kak. Jam berapa?"
"Jam enam udah siap katanya" katanya santai.
"Enam malem?" tanyaku pura-pura bego. Haha.
Ia memutar kedua bola matanya. "Enggak, de. Jam enam siang" jawabnya sembari berjalan ke arah ranjangku dan duduk di tempat kosong disampingku.
"Emang ada ya?" tanyaku sok-sok manja. Ya, sebenernya aku emang manja ama kakakku yang satu ini. Sangat manja malah.
"Ada lah. Apa sih yang ga ada buat adekku yang satu ini?" Dia mengecup keningku sekilas-- kebiasaannya sebelum aku tidur atau saat aku baru bangun seperti pada pagi ini.
"Mandi gih. Bau tau gak?" Dia mentoel hidung mancungku.
"Kakak juga bau wekk" Aku membalas toelan kakak tersayangku itu sambil memeletkan lidahku.
"Yaudah, cepetan mandi sono. Nanti telat loh kamu ke sekolahnya. Atau.. " Kak Aldi memasang seringaian jahilnya, perasaanku tidak enak kalo dia udah kayak gini. Pasti aneh-aneh. "..mau mandi bareng kakak ya?"
"Ishh,, najong! KAKAK MESUM, MAAA!!" teriakku yang membuat kak Aldi tertawa terbahak-bahak.
---
"Bye, de! Sampai jumpa pulang sekolah. Kakak jemput di tempat biasa""Bye! Don't miss me!" Tanpa membalas perkataanku, ia melajukan mobil sport miliknya yang kian menjauh dari tatapanku, lalu hilang dibelokan.
Aku memang diantar kak Aldi ke sekolah pagi ini. Dan nanti akan dijemput saat pulang sekolah--bila ia tak punya urusan kuliah. Dia emang masih jomblo, jadi gak ada yang bisa dianter-jemput sama dia. Jadinya, aku deh yang dianter-jemput dia. Sosok kakak yang baik, bukan?
Dan satu lagi, aku diturunin di pinggir jalan. Kenapa? Karna aku gak mau ada yang lihat aku yang semanja ini sama kakakku. Aku di sekolah terkenal sebagai seorang cewek berandalan yang sangarnya minta ampun.
Sesampaiku di Einstein-Wannabe High School--sekolahku-- aku langsung berjalan dengan gaya sangarku seperti biasa. Tak ada yang berani menghalangi jalanku, jika mereka tak ingin mencari masalah denganku. Semua siswa-siswi disini takut kepadaku. Aku tidak punya sahabat sama sekali disini, karena mengajak berteman saja, mereka sudah tak berani.
Brukk!!
Aku menabrak seseorang. Ralat. Seseorang menabrakku."LO JALAN PA--" Teriakanku terhenti saat mengetahui siapa yang menabrakku. Angga. Hah, sangat menyebalkan. Kenapa harus dia?!
Aku melihat ke sekeliling. Tak ada satu pun siswa-siswi yang berani bertengger di sepanjang koridor ini. Apalagi sekarang ada dua manusia sangar yang lagi bertemu. Eh, salah deng, mungkin akan berantem. Seperti biasa.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
ANGGI : When Love Understands
Teen FictionLo gak bakal tau apa itu 'ANGGI' sampe lo baca kisah cinta gue. Menurut lo, gimana rasanya kalo lo dijodohin sama musuh bebuyutan lo yang notabene-nya adalah mantan pacar lo? Ya, itulah yang gue rasain. ---> Namanya Gisella Amanda Canadyan. Seoran...