ANGGI - 07

172 13 7
                                    

Jangan pernah membenci apalagi melupakan masa lalumu. Terkadang, masa lalu dapat membawa suatu kehangatan dalam diri yang bahkan tak kau sadari.

Karena masa lalu tak selalu buruk dan tak seburuk yang kau pikirkan.

--->
BRAK!

Lelaki itu membanting pintu agar semua penghuni rumah keluar dan datang menemuinya. Ia melemparkan sebuah amplop coklat ke atas meja ruang tamu. "NIH! INFORMASI YANG ANDA MINTA!"

"Berbicaralah perlahan! Bagaimana jika ada tetangga yang mendengar, huh?" ucap lelaki tua itu.

"Saya tidak tahu itu adalah kabar baik atau kabar buruk, tapi saya yakin isi amplop itu akan sangat mengejutkan bagi anda berdua. Permisi, saya ke kamar dulu"

"Apa sih isinya?" gumam lelaki yang lain seraya mengambil amplop coklat itu dan membukanya. Matanya terbelalak begitu melihat isi amplop coklat itu. Sungguh diluar dugaan. Namun tak lama kemudian, sebuah seringaian jahat tercetak jelas di wajahnya.

Satu permainan, dua korban. Ini menarik, batinnya.

---
"DUARR!!" Gisella tersentak mendengar teriakan itu. Dengan malas, ia mengangkat kepalanya. Ingin mengetahui siapa yang berani-beraninya mengganggu tidur nyenyak seorang Gisella.

Baru saja ia ingin mengoceh, suaranya langsung tertahan begitu melihat siapa yang mengagetkannya.

Angga.

"Gimana tidurnya, cantik?" tanya Angga dengan senyum manisnya. Ia duduk di bangku sebelah Gisella.

"Angga ah.. Ganggu banget tau gak! Baru juga mo tidur!" ambeknya dengan wajah jutek.

"Yaudah deh. Tidur lagi, udah. Sorry ya udah gangguin" ucap Angga seraya mengelus puncak kepala Gisella. Gadis itu menaruh kepalanya di lipatan tangannya lagi. Angga yang melihat itu tersenyum dan mulai beranjak antara rela dan tak rela. Tujuannya kesini kan untuk ngobrol dengan gadis itu, tapi ia malah asik dengan tidurnya.

Mungkin Gisel memang lagi pengen tidur, batinnya.

"Ga!" Suara teriakan seorang gadis masuk ke indra pendengarannya, berhasil menghentikan langkah kakinya dan membuat senyum mengembang di wajah tampannya.

"Gue ikut lo!" tambahnya.

"Emang gue mau kemana?" tanya Angga sambil menaikturunkan alisnya.

"Serah mau kemana, pokoknya gue ikut!" ucap Gisella langsung menggandeng lengan Angga.

Lelaki itu sempat terkesiap, namun setelah sadar apa yang terjadi, senyum mengembang lagi di wajah tampannya.

.

"Ini Picture Hunting Garden nya anak fotografi kan ya?" tanya Gisella sambil memandang sekeliling. Keren banget, batinnya. Rugi dia gak ikut ekskul fotografi yang bisa main kesini tiap minggu. Ya, taman ini memang khusus untuk anak fotografi, gak ada yang dibolehin masuk selain mereka. Alasannya sih, biar tamannya gak kotor.

Angga mengangguk seraya berjalan ke arah bangku panjang di taman itu. Ia duduk di atas bangku itu, diikuti Gisella yang duduk disampingnya.

"Bukannya kita gak boleh kesini?" tanya gadis itu.

"Apa sih yang gak bisa kalo bareng gue"

"Songong banget!" Gisella meninju pelan bahu Angga.

"Gak songong kok, cantik" Angga melarikan jari-jarinya di rambut Gisella. Menyisirnya pelan.

Gisella dapat merasakan jari-jari Angga di atas kepalanya. Rasanya seperti dibelai-belai sayang. Gisella memang jablay. Jarang dibelai.. haha!

Gadis itu menoleh ke arah Angga. Ternyata sejak tadi, Angga sedang memperhatikannya. Mata mereka bertemu. Tanpa disadari, wajah keduanya saling mendekat perlahan. Tinggal satu senti lagi dan, "EHEM!"

ANGGI : When Love UnderstandsHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin