"apa? Tidak mungkin" teriak auntum kaget dengan kata-kata veronica
"apakah dia tampan?"tanya veronica
"siapa? Hyden?"
"aha.." jawab veronica dengan angukan
"yahh diamemilikitubuhyangtingikekarmat.."
"bagaimana aku bisa mengerti jika kau berguman"kata veronica dengan kesal
"baiklah, dia memiliki tubuh yang tinggi, mata hijaunya, rahang kokohnya, otot lengannya.."
"cukup sepertinya aku akan meleleh jika kau meneruskanya" kata veronica sambil mengipas mukanya
"dan dia melamarku"
"APA?!"pekik veronica
"iya, dan sekarang aku harus memberi jawabannya.."kata auntum gelisah, veronica memegang kedua lengan auntum dan menatapnya
"terima lamaran itu, auntum"
"tapi.."
"terima saja setidaknya ada orang yang mau menikahimu, aku harus pergi" kata veronica sambil beranjak keluar dari kamar auntum.
Auntum mengambil iphonenya di nakas samping ranjangnya
"hallo.."
"hai rea, apakah kau sudah mentukan pilihanmu?" tanya seseorang di telfone
"hyden apakah kau masih di villa? Atau kau sudah pulang ke waler kingdom?"
"aku masih di villa menuggu jawabanmu sayang"
Deg sayang mendegar kata sayang dari hyden entah kenapa membuat hatinya menghangat, dan bibir yang selalu tersenyum sinis itu kini tersenyum manis
"datanglah ke cambrigde ada yang ingin ku bicarakan"
"apakah kau merindukanku?" goda hyden
"jangan bercanda, cepat datang kemari dan aku tak merindukanmu"
"baiklah aku kesana, hey rea.." pangil hyden ketika autum ingin menutup telfon
"apa lagi?" tanya antum jengah
"aku lebih suka kau pakai bahasa informal seperti ini" lalu sambungan di putus oleh hyden
Auntum memaki kecil dia baru sadar kalu tadi dia tak memakai bahasa formal tetapimemakai bahasa infornmal
"sepertinya aku sudah mulai gila"
Auntum tengah menyisir rambutnya ketika salah seoran pelayan mengetuk pintu
"masuklah" kata auntum sambil menyisir rambutnya
"pangeran hyden demetrus menunggu anda di ruang tamu yang mulia"lapor seorang pelayan sambil membukuk
"antar dia ke ruang bacaku aku akan menemuinya di sana, ini kuncinya" kata auntum sambil memberikan kunci ruang baca pribadinya ke seorang pelayan
"baik yang mulia, saya undur diri"
Setelah merasa rapi auntum segera keluar dari kamarnya turun menyusuri tangga istana dengan langkah anggun. bahkan aku berdandan ulang demi menemuinya, aku benar-benar gila !
"hey.."sapa hyden yang duduk di sofabed coklat di tengah ruang baca "apakah ini ruang baca pribadimu? Banyak sekali buku buku cerita dan novel romance disini"kata hyden masih tetap duduk
"saya ingin..." kata-kata auntum berhenti ketika hyden mengakat tangannya membuat auntum menegryitkan dahi
"duduklah dulu disini" kata hyden sambil menepuk sofa kosong di sisinya, auntum berjalan dengan ragu kemudian duduk di samping hyden, ketika auntum ingin membuka mulut hyden kembali menyela "aku tak ingin mendegar kau memakai bahasa formal" auntum menatap hyden tajam emosinya sedikit terpancing lalu dia meghela nafas untuk mengatur emosinya
"baiklah, hyden apakah jika kita menikah aku akan meningalkan istana ini?"
"ya tentu kau akan tinggal di istana waler denganku dan keluargaku, tapi kau dapat mengujugi istana ini kapanpun kau mau"
Auntum menganguk "apakah jika aku menikah ayahku akan senang?" tanya auntum ragu
"tentu saja semua ayah akan bahagia jika anaknya menikah" jawab hyden
"baiklah hyden aku setuju menikah denganmu"jawab auntum
"rea.."pangil hyden lirih
"mungkin hanya ini yang dapat membuat ayah bahagia, setelah ratu rose keguguran dan tak dapat memiliki anak lagi, mungkin hanya ini"kata auntum lirih sambil menundukan kepalanya
"rea.." kata hyden lalu memeluk auntum dengan penuh perasaan
Mata itu memancarkan kepedihan, rea apa yang membuatmu terluka? Aku akan membuatmu bahagia di sampingku,dan melupakan kepedihan itu selamanya janji itu terucap begitu saja dari hati hyden dan tak akan pernah hilang sampai ia menepati janjinya
"hyden apakah kau mencintaiku?" tanya auntum yang masih berada di pelukan hyden dengan nada ragu.