"Emily.." pangil auntum ketika menemukan Emily sedang duduk di ruang keluarga bersama dengan ratu rose
"auntum kau ingin bergabung dengan kam.."
"aku ingin bicara denganmu temui aku di perpustakaan" kata auntum tanpa memperdulikan ratu rose lalu pergi meninggalkan mereka berdua
"aunty.." lirih Emily ketika melihat ratu rose menundukan kepalanya
"ya.." jawab ratu rose dengan senyuman yang dapat menipu semua orang jika dia adalah wanita yang paling bahagia di dunia ini, tapi senyuman itu tak dapat menipu Emily dia tau senyuman itu hanya sebuah topeng, dia tau bahwa ratu rose sangat sedih dengan perilaku auntum.
"dari awal aku tak menetujui pernikahan ini, kenapa kau harus menjalani hidup seperti ini?" desis tajam Emily yang tersulut oleh emosi
"aku berjanji dengannya, untuk menjaga auntum"
"janji itu.. seharusnya kau tak perlu menepati janji itu, JANJI ITU HANYA MEMBUATMU TERLUKA !" murka Emily kepada ratu rose, ratu rose tertunduk dengan air mata yang telah mengalir membasahi mata serta pipinya.
"maafkan aku aunty.." lirih Emily sambil berlutut di hadapan ratu rose
"kemarilah" kata ratu rose dengan suara seraknya, kemudian merengkuh Emily kedalam pelukannya. Tangis Emily pecah di dalam pelukan ratu rose
"kenapa gadis yang periang dan hangat sepertinya harus berubah menjadi anak yang dingin dan arogan, aku merindukan peri kecil ku" bisik Emily yang semakin membuat rato rose terisak dalam tangisnya.
***
Auntum duduk di sofa perpustakaan dengan gusar dia memikirkan apa saja yang di lakukan hyden dan Emily di waler dan tanpa sepengetahuannya, pikirannya pecah ketika pintu perpustakaan itu terbuka dan munculah Emily yang tengah mengagu pikirannya beberapa jam ini
"ada apa?" tanya Emily dengan suara sedikit serak
"harusnya aku yang bertanya" Emily meneryit mendegar nada marah didalam ucapan auntum "apa yang kau lakukan dengan hyden di waler?" lanjut auntum
"bagaimana kau tau?" tanya Emily terkejut
"huh.. terkejut karna kelakuan jalangmu telah terkuak?" tanya auntum dengan nada sinis
"apa maksudmu?" Emily semakin bingung dan sedikit emosi denagn kata 'jalang'
"apa yang kau lakuakn dengan tunaganku di waler?"
"kenapa kau takut aku akan merebutnya? Kau takut karena hanya dia yang kau miliki di dunia ini, aha kau takut kehilangan dia seperti kau kehilangan ayahmu?" pertanyaan Emily membuat api kemarahan di diri auntum semakin menyala, dengan cepat auntum berjalan menghampiri Emily dan langsung menamparnya, namun Emily menakap tangan auntum sebelum tangan itu mendarat di pipinya "kau akan menyesal memperlakukanku seperti ini, setelah tau apa yang aku lakukan dengan hyden di waler" bisik Emily lalu melepaskan tangan auntum dengan kasar dan meninggalkannya
Auntum memandang pungung Emily dengan nanar "kenapa kau berubah seperti ini? Aku merindukan peri kecilku" bisik Emily lalu meningalkan auntum yang berdiri mematung di perpustakan akibat ucapan Emily.
Peri kecil
Peri kecil
peri kecil
tok.. tok..tok..
"siapa?"
"saya yang mulia, ada paket dari pangeran hyden"
"letakan saja di mejaku" kata auntum dengan nada dinginnya
Pelayan itu meletakan sebuah amplop berwarna cokat di meja baca auntum kemudian keluar meninggalkan putri mahkotanya itu.
"saya permisi yang mulia" membukuk untuk terahir kaliya lalu pergi meninggalkan kamar auntum
Auntum berjalan mendekati meja bacanya kemudian mulai membuka amplop coklat itu, entah kenapa tangan auntu sedikit gemetar untuk membuka segelann amplob tersebut. Dengan jantung yang entah kenapa tiba-tiba berdegub kencang mengeluarkan selembar kertas putih dan beberapa lembar foto yang benar-benar tak asing lagi di mataku.
"aunty? Liliy?"