Chapter 10

65 9 0
                                    


Bethany pov

"Beth, ayo! Emma dan Chloe sudah menunggu." ucap Elena yang tiba-tiba masuk kamarku.

"Iya sebentar. Kalian duluan saja ke bawah." ucapku. Ia pun mengangguk.

Aku mendekati meja belajar ku,kubuka laci meja itu. Aku ingin mengambil kalung pemberian Bradley. Aku ingin membawa nya ke toko perhiasan supaya rantai nya di perbaiki.

"Loh kok gak ada." ucapku panik. Aku mengobrak abrik laci tersebut tapi kalung itu tetap tidak ada. Aduh bagaimana ini?

Drtt drtt

"Ya halo?"

"Hei ayo cepat kami menunggumu."

"Oke,oke aku akan ke bawah."

Aku pun langsung menuju lantai bawah dan memasuki mobil Emma.

Sepanjang perjalanan aku hanya diam memikirkan kalung tersebut. Kalau Bradley marah bagaimana?

"Beth,kau kenapa? Daritadi kok diam saja.." ucap Emma.

"Tidak apa-apa." ucapku sambil tersenyum.

Kami pun sampai di kampus. Oke bagaimana aku bilangnya kalau bertemu dengan Bradley..

Kami pun berjalan ke cafetaria dan duduk di tempat biasa. Disitu sudah ada Harry,Nash,dan Greyson. Huh..untung Bradley belum datang.

Aku masih memikirkan kalung itu. Kenapa bisa tiba-tiba menghilang?

Kemarin, siapa saja ya yang ke kamar ku? Seperti nya hanya aku dan..Lauren. Masa iya Lauren yang mengambilnya?

Ia kan tidak sejahat itu. Apa aku sudah membawa kalung itu ke toko perhiasan? Sepertinya tidak..

Ya Tuhan, aku harus bilang apa pada Bradley? Apa aku harus jujur? Bagaimana kalau ia marah?

"Beth,kenapa kau diam saja? Kau ada masalah?" tanya Chloe tiba-tiba,membuat pikiranku buyar.

"Tidak,aku sedang memikirkan ulangan yang akan di berikan miss Alice minggu ini." Bohong ku.

"Tenang kali Beth, biasa saja tidak usah terlalu di pikirkan." Ucap Harry. Aku hanya mengangguk.

Aku pun memutuskan untuk ke kelas saja. Aku berdiri dan langsung berjalan meninggalkan mereka,tanpa menghiraukan pertanyaan mereka yang menanyakan aku ingin kemana.

Oh God,

Aku tidak bisa tenang. Aku sangat takut Bradley menjadi marah padaku.

"Beth,"

Aku yang merasa di panggil pun menoleh,dan mendapati Bradley berjalan ke arah ku.

Mampus,bagaimana ini?

Ia pun tersenyum ke arah ku,lalu menciumku lembut.

"Hei,kau ingin ke kelas?" Tanya nya,setelah melepaskan ciuman kami.

"Ya," ucapku sambil tersenyum. Ia mengangguk,ketika aku ingin berjalan. Ia menarik tanganku.dan mengerutkan kening nya bingung.

"Dimana kalungnya?" Tanya nya. God..aku harus apa?

"Emm..rantainya putus,aku ingin membawanya ke toko perhiasan nanti untuk ku perbaiki." Ucapku.ia mengangguk.

"Kalau begitu nanti aku antar,bagaimana?" ucapnya. Aku langsung menggeleng cepat-cepat.
"Tidak usah.aku bisa sendiri.." ucapku.

"Biar aku saja yang mengantar mu," ucapnya. Aku menggeleng.lagi.

Ia pun terlihat bingung. "Why?" tanyanya. Mungkinkah aku harus jujur?

Scéal grá (love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang