Uhukk, sebelumnya author mau kasih tau dulu. Dipart ini mungkin ada kata kasarnya. Maafin ya kalau menurut kalian ga pantes.
Selamat menikmati.. eh, membaca maksudnya.
"Kalau jalan liat liat Rix." Aku terdiam. Dia melangkah pergi. Entah kenapa suaranya begitu datar dan dingin. Dia seperti bukan Jojo yang kemarin. Mengapa rasanya sakit saat dia menjadi dingin? Padahal dia hanya berkata seperti itu? Ah, apa sih yang kufikirkan.
Aku masih bisa melihat punggungnya yang semakin mengecil. Kenapa rasanya aneh sekali? Aku.. cemas? Baru kusadari, raut wajahnya sangat datar tadi. Dia.. Jojo kenapa?
"Orin!" Aku menengok. Rena?
Aku mengukir senyum diwajahku, meski aku tau dari wajah Rena kalau ia membawa berita buruk.
"Kenapa Re?"
"Lo liat Kevin gaa?!" Aku tersentak. Ada apa dengan Kevin? Apa yang sebenarnya terjadi?
"Rinn!" Aku menatap Rena kosong.
"Tadi dia.. dia jalan ke sana.. kayanya dia mau ke kantin." Jawabku pelan.
"Kantin?? Lo yakin?" Aku menggangguk. Lorong ini kan hanya menuju kantin dan.....
"Enggak. Dia ga mungkin ke kantin.. dan kalau bukan kantin, dia pasti ke..." Rena menggantung kalimatnya.
"Gudang!" Ujarku. Kami saling menatap, seolah berfikir tentang kemungkinan yang terjadi. Rena langsung berlari menyusul Jojo. Aku masih terdiam. Untuk apa Jojo kesana?
Entah kenapa kaki ku melangkah dengan terburu buru menuju gudang.
"Vin! Astaga Kevin!" Teriakkan Rena membuat jantungku semakin terpacu.
Aku hanya bisa terdiam, tanpa mampu berkata kata. Didepan mataku. Dihadapanku. Disini.
"Kevinn, lo kenapa Vin?! Astaga!" Rena terus menjerit. Apa ini hanya khayalanku? Atau ini nyata?
"Jangan mendekatt! Arghh, Jangan!" Jojo terus menjambak rambutnya. Ia duduk di ujung gudang. Ditangannya ada sayatan. Sebenarnya apa yang ia fikirkan!
"Vin, jangan gini! Inget Ortu lo Vin! Inget!" Bukannya merasa tenang, Jojo malah terus berteriak. Sepertinya masalahnya adalah orang tuanya.
"Vin, inget Tuhan Vin.." Perlahan Rena mendekat.
"Pergi Re! Pergi! Jangan mendekat! Pergi.." Suara Jojo terdengar seperti menggigil.
"Jo.." Hanya itu yang mampu kuucapkan. Jojo melihat kearahku. Ia berhenti memukul dan menjambak rambutnya sendiri. Rena menatapku dengan tatapan memohon.
"Dia.. Kevin.. Dia kayanya punya suatu trauma Rin.. Tara keserempet motor waktu nyebrang ke fotocopy depan sekolah. Kevin liat kejadian itu. Dia langsung jadi kaya gini. Dia bahkan mukul Glen! Dia pasti pernah ngalamin sesuatu yang bikin dia kaya gini!" Aku bingung. Trauma? Kecelakaan? "Dia lebih tenang saat liat lo. Bantu dia Rin."
"Bantu dia Rin." Kalimat yang sama. Terulang. Lagi.
"Rin.." Aku masih diam. Kevin hanya menatapku kosong. Aku berjalan mendekatinya.
"Jo.." Airmatanya jatuh.
"Orinva.. Orinvaa..." Suara Jojo terdengar semakin lirih. Orinva? Aku tersentak. Jojo kenal Orinva??
Aku merasakan Rere meremas bahuku. "Bantu dia Rix.. Bantu diaa.." Haruskah? Aku? Membantu Jojo?
"Jojo.." Aku jongkok didepan Jojo.
Jojo langsung memelukku erat. "Rinnn.. Orin, Jangan tinggalin aku Rin.. Jangan pergi Rin.." Aku membalas pelukkan Jojo.
"Gue ga akan ninggalin lo Jo.. Ga akan."
"Cieeee Orix sama Kevin Cieeee.. Uhukk!" Suara lengkingan Cia membuatku tersadar. Disekelilingku sudah ada banyak orang. Sekarang mereka menatap Cia yang 'menghancurkan moment' dengan ganas. Aku mendesah pasrah. Cia sama Riska itu sebelas duabelas.
Jojo masih memelukku erat. Dia seperti ketakutan. Aku yakin, pasti masa lalunya sangat buruk. Tapi kenapa Jojo bisa kenal Orinva? Kenapa Jojo bisa kenal dengan dia? Kenapa??
-ORI(N)X-
"Rin." Aku memalingkan wajahku kearah Rere.
"Jojo.. tadi.. Dia tau Orinva?" Aku membuang muka. Aku lelah secara batin. Sudah lama nama itu terkubur dalam masa lalu. Sekarang kenapa Orinva harus muncul lagi dalam hidupku? Dia memang hantu.
"Gue ga mau bahas ini Re. Lo tau itu." Tanganku masih dalam genggaman Jojo. Aku memerhatikan wajah Jojo, aku baru sadar, Jojo itu... apa ya? Manis manis ganteng gimana gitu. Ah, apa sih.
"Rin.. Gue tau lo ga suka tentang Orinvady Oriya. Tapi, gue yakin Rin, masa lalu Jojo ada hubungannya sama Riya, dan seperti yang lo lihat.. keadaan Jojo ga baik Rin." Aku memejamkan mataku. Rasa sakit itu datang walau aku hanya mendengar namanya.
Orinvady Oriya.
Orin.
Riya.
PERSETAN DENGAN GADIS ITU!
-ORI(N)X-
"Gimana kalau Kevin cuma sekedar kenal sama Riya?" Tanyaku. Entah mengapa Jojo berganti menjadi Kevin.
"Rin, coba lo fikir pake logika lo.. Kevin ga mungkin nyebut nama orang yang udah meninggal kalau dia cuma kenal doang! Gimana pun, kita harus cari tahu tentang hubungan Kevin dan Riya. Lo dan Kevin tuh keadaannya sama Rin." Rahangku mengeras. Aku yakin, tatapanku saat ini pasti menusuk hingga kehati Rere.
"Kenapa harus gue Re? Kenapa gue harus buka luka lama? Kenapa gue harus peduli sama Kevin? Kenapa? DAN KENAPA LO NGURUSIN BANGET SOAL MASALAH INI? KENAPA LO PENASARAN SOAL INI? LO GA ADA HUBUNGANNYA SAMA INI! LO CUMA TAHU CERITA GUEE! BUKAN MENGALAMINYA BANGS*T!" Aku membentaknya. Ya, aku membentak sahabatku..
Rena Shiyata.
"Karena lo sahabat gue Rin. Gue tau luka lo. Lo ga mau kan orang lain ngerasain apa yang lo rasa? Jangan egois Rin. Lo udah berhasil keluar dari masa lalu itu, walau ga sepenuhnya.. tapi lo harus bantu Kevin. Gue peduli sama Kevin.. Kevin juga temen gue Rin. Kevin Kevin itu anaknya klien papa gue. Kevin yang disekolah dan dirumah beda Rin. Persis kaya lo dulu Rin. Bantu dia Rin, cuma lo yang bisa." Ucapan Rere membuat tubuhku lemas. Aku seperti tidak bisa bernafas dengan baik.
Haruskah?
Haruskah aku menolong Jojo? Haruskah aku buka luka lama? Haruskah aku mengorek masa lalu Jojo?
Sanggup kah aku lakukan itu?
*
Nah, itu gimana?? Riya tuh siapaaa??? Kevin kenapaa?
Hanya author dan Tuhan yang tahu. *ketawa setan*
Jangan lupa bintang ;)
![](https://img.wattpad.com/cover/44870372-288-k378611.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MRX1 - Ori(n)x
Teen FictionIni adalah cerita tentang Orixia, Orixia si gadis pemarah yang benci sama yang namanya Kevin. Tapi banyak yang bilang benci bisa jadi cinta. Apakah ini bisa terjadi di cerita kehidupan Orix? Apakah kisah Orix akan berakhir bahagia? Bagaimana dengan...