Part 4

20K 756 8
                                    


Hati-hati bank typo

Enjoy & Keep Reading

_________________________________________

Dimas POV

"Dia tampak cantik, sungguh luar biasa. Aku tak mengira dia bahkan secantik ini jika tidak menggunakan seragam sekolah" batinku

Ku rasakan jantungku bergejolak sedari tadi. Entah mengapa aku merasa sangat bersemangat mengetahui mom dan tante melani bersahabat. Dan yang lebih mengejutkan Chacha yang selama ini mom ceritakan kepadaku adalah Fey yang dari pagi mengisi hari ku. Nama Fey tidak hilang dari kepalaku dan bahkan saat ini dia duduk di depanku.
Aku mengetahui kegilaan mom yang akan menjodohkanku dengan anak sahabatnya. Sudah beberapa kali aku menolak, bahkan aku selalu menjauhi gadis yang bernama Chacha. Aku tak pernah menemuinya bahkan jika aku berada di jakarta. Aku selalu beralasan ingin fokus sekolah, itulah sebabnya aku tak pernah bertemu dengannya. Namun kali ini aku terjebak, aku bahkan datang sendiri ke rumah tanpa di paksa. Ku pikir setelah waktu berlalu mom akan melupakan kegilaanya dengan perjodohan konyol bersama tante Melani. Seharusnya aku mengetahui ini akan terjadi mengingat sifat mom yang pantang menyerah. Namun di sisi lain aku cukup senang mengetahui dengan mudahnya aku bisa memiliki gadis yang menghiasi hari ku dari pagi.

Kulihat dia tampak sesekali melihat diriku. Dan saat pandangan kami saling bertemu kulihat dia tampak terkejut sampai tersedak namun dia berusaha menenangkan diri menyembunyikan ekspresi konyolnya seolah-olah tak terjadi apa pun.

Aku pun mengingat kejadian tadi siang dimana fey bergelayut manja di lengan seorang pria bahkan memberikan kecupan di pipi pria tersebut. Raut wajahku sontak berubah menjadi kaku dan tegang, aku marah bahkan hanya dengan mengingat sikap fey tadi siang. Aku pun memberikan pandangan mengintimidasi. Tak kualihkan kemana pun fokus mataku meski aku tetap berusaha melanjutkan kegiatan makanku.

Dia tampak sangat terintimidasi dan itu cukup membuatku senang karena hanya dengan memandangnya dia sudah tampak rapuh apalagi jika aku sudah benar-benar mendapatkannya, mungkin dia akan seperti boneka yang mudah untuk dipermainkan. Sungguh baru kali ini aku sangat terobsesi untuk memiliki gadis di depanku.

Tak lama aku melihat dia dengan perlahan mengangkat kepalanya dan pandangan kami terkunci. Ku lihat dia yang mulai terpancing emosi. Raut wajahnya menandakan dia mulai jengkel dengan caraku memandangnya. Aku tak mau kalah. Kali ini aku memutuskan untuk memfokuskan diriku kepadanya. Ku sandarkan tubuhku di sandaran kursi dan melipat tangan ku di depan dada. Tak ada yang memperhatikan tingkah laku kami berdua yang sedari tadi beradu pandangan. Perlahan raut wajahnya berubah menjadi malu meskipun tetap memandangku seolah tak mau kalah meski bisa kulihat semburat merah menghiasi wajah cantiknya ditambah make up tipis yang makin membuatnya tampak sangat menawan.

"Chacha udah kelas berapa nak?" suara mom tiba-tiba terdengar membuat adu pandang kami terhenti namun bukan berarti dia bisa lolos begitu saja dari ku.

"kelas 3 SMA tante" jawabnya

"jangan panggil tante dong cha, panggil mama aja biar sekalian latihan" balas mom ceplas-ceplos

"iya mam" balas fey patuh namun terlihat bingung. dia tampak sangat manis saat ini ingin sekali aku mengurungnya saat ini agar hanya aku yang memandangya sepuas mungkin

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sekarang kami berada di ruang tamu dan aku duduk di samping Fey. Kegiatanku sedari tadi hanya memandanginya. Dapat ku lihat jelas bahwa dia mulai resah dengan tingkahku. Aku bahkan bingung mengapa aku sangat tertarik dengan gadis ini. Obsesi ini terasa sangat asing dan sangat berbeda dengan obsesiku sebelumnya yang hanya memfokuskan dan tertarik dengan hal-hal seperti belajar dan bekerja. 

Love or ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang