Part 10

15.1K 542 20
                                    

Hey udah bulan febuari. Gak terasa ya cepet amat hehe
Niatnya mau dipost sesegera mungkin tapi votenya dikit amat T.T
Yaudah deh kelamaan ngambeknya. Tapi kl votenya masih dikit nanti aku post part berikutnya lebih lama lagi :p
___________________

Dimas pov

Dia tampak mengenaskan. Ingin rasanya memeluk dan melindunginya. Tubuhnya tampak sangat kurus dan lemah. Hatiku semakin pedih saat dokter memberitahuku bahwa dia sedang dalam keadaan stress.

Semua ini salahku, seharusnya aku tidak meninggalkannya dan bisa mengontrol emosiku. Pikiran negatif selalu saja mengalahkan logika. Penyesalan selalu datang terlambat hingga gadis yang kucintai menjadi korbannya.
Aku terdiam entah harus bagaimana. Haruskah aku menghilang dan benar-benar pergi meninggalkannya? Masih pantaskah aku kembali ?
Entahlah apa yang harus kulakukan.
Brengsek. Mungkin itulah panggilan yang tepat untukku. Menghindar dari masalah membuatku menyadari betapa pengecutnya diriku.
Aku mulai berandai-andai seharusnya aku tetap memberi kabar saat aku melakukan pengobatan di luar negri. Namun membuat fey cemas bukanlah pilihan yang tepat.
Ku kecup keningnya dan membiarkan fey istirahat agar dia bisa segera sembuh

_____________

Flash back on

Gadisku tidur terlelap dalam pelukanku. Wajahnya yang polos membuat dia tampak cantik natural. Semburat merah yang selalu menghiasi pipinya dan bibir merah yang pernah ku kecup selalu saja bisa mengalihkan perhatianku tanpa diketahui olehnya. Berdua dengannya tentu bukanlah hal mudah. Sebagai lelaki ingin sekali aku melakukan hal yang lebih jauh, namun menghormatinya sebagai wanitaku dan sebagai calon isteriku tentu saja aku harus menjaganya.
Tak pernah ku sangka bisa sejauh ini perasaanku pada gadis mungil ini. Semula aku pikir perasaan yang aku miliki hanyalah sebatas obsesi. Namun semakin aku mengingkarinya semakin aku tahu bahwa aku sudah jatuh cinta. Dan semakin dalam perasaanku.
Mungkin perempuan selalu membayangkan kehidupan dan kisah cintanya bersama pasangannya itu adalah hal normal menurutku. Namun ketika seorang pria sudah menetapkan hatinya dan menjalin hubungan tanpa main-main itu tandanya pria itu serius.
Dan hal itulah yang aku rasakan. Aku sudah siap melamarnya. Tinggal menunggu kesiapannya untuk menikah. Aku harus menyesuaikan diri dengan Fey. Meninggalkan orangtuanya dan tinggal bersama seorang suami tentu membutuhkan proses dan kedewasaan yang matang.

Sebuah getaran tiba-tiba mengalihkan perhatianku dari fey. Ponselnya bergetar tanda ada pesan masuk.

"Cha, aku akan kembali ke indonesi :)

Marck"

Pesan singkat yang tentu saja tidak pernah kuduga akan ada di ponsel fey. Aku cukup tahu pria ini. Dia mantan kekasih fey.
Apakah mungkin mereka masih menjalin hubungan. Lalu selama ini apakah fey hanya mempermainkanku dan hanya sebatas pelampiasan saja ? Dia bahkan tidak pernah mengungkapkan perasaanya.
Rahangku mengeras, berbagai pikiran buruk muncul di kepalaku. Ingin sekali mengguncangnya dan membangunkanya. Ingin sekali aku melontarkan pertanyaan yang bersarang di kepalaku. Namun disisi lain aku tidak bisa berbuat sekasar itu padanya. Dia selalu saja mampu meredamkan emosiku.
Tak yakin aku masih bisa bekerja. Aku berniat membawa fey pulang dan membiarkan diriku tenang agar bisa membahas masalah ini dengan fey dengan cara yang dewasa tentunya.
Aku harus memastikan apa yang fey rasakan padaku. Jika dia memanga benar memilihku maka aku tidak akan melepaskannya. Namun jika dia memilih marck. Lebih baik aku mengetahuinya secepatnya agar hatiku tak semakin dalam terluka.

Dia tetap terlelap dalam pelukanku saat aku membawanya ke mobil. Aku bisa merasa bahwa orang-orang disekitarku segan untuk menyapaku. Mungkin aura kemarahanku sangat tercetak jelas dengan bahasa tubuhku. Hatiku benar-benar terluka tentunya mengetahui gadisku masih memiliki komunikasi dengan mantan pacarnya sedangkan aku benar-benar mempercayainya.

Aku membawa mobil dengan begitu cepat. Berusaha mengontrol amarahku agar tidak membuat gadisku terbangun. Namun semua tak berjalan lancar. Aku menabrak pembatas jalan. Satu hal yang langsung kulakukan adalah menarik fey untuk melindunginya. Dan aku sadar gadisku terluka. Rasa perih ditubuhku tak sesakit ketika melihat fey terluka. Seharusnya aku bisa lebih hati-hati saat mengendarai mobil. Darah segar mengalir. Aku bahkan tak tahu itu darahku ataupun darah dari gadisku.
Beberapa orang berkumpul dengan segera menelepon ambulance. Sementara yang lain membantu kami untuk keluar dari mobil. Aku tetap memandang fey. Satu hal yang aku tahu bahwa dia tak sadarkan diri. Berbagai pikiran buruk berkecamuk dalam diriku. Sampai semuanya menggelap di saat yang sama ambulance pun tiba.

Flash back off

______________________

Segini dulu yah, udah kemalaman soalnya
See you
Xoxo

Love or ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang