2| Cahaya Kegelapan (2)

361 36 14
                                    

Tiga hari setelah hari kenaikan, Matthew tak sadarkan diri dan terbangun di sebuah ruangan terang berwarna putih. Kepalanya terasa pusing dan badannya agak kaku untuk beberapa saat. Di kepalanya dipasangi begitu banyak kabel, begitupula beberapa bagian tubuh yang lain.

Ruangan putih itu tidak sepenuhnya kosong. Terdapat peralatan komputer di sudut ruangan yang terus-terusan berbunyi bip secara berkala. "Dimana, aku?" Tanya Matthew pada dirinya sendiri, kemudian tiba-tiba dinding di sebelah kanan membentuk celah--menjadi sebuah pintu yang bergeser--seorang wanita dengan pakaian serba putih masuk ke dalam.

"Akhirnya kau sadar juga?" Katanya​, lalu pintu di belakang wanita itu menutup dan menjadi dinding seperti sebelumnya.

"Dimana aku?"
"Kau sekarang ada di rumah sakit?"
"Apa yang terjadi? Dimana Joana​?"
Kemudian wanita itu bergerak ke sudut ruangan, mengambil sesuatu seperti jarum suntik.

"Apa itu?"
"Oh, tenang," balas si wanita,"ini hanya serum, untuk mengembalikan tenagamu." Lalu menyuntikkan cairan itu pada Matthew.

"Dimana rekanku?" Tanya Matthew, lagi,"Joana, dimana dia? Apa dia baik-baik saja?"
Wanita itu tersenyum, warna bibirnya terlalu mencolok dalam balutan cahaya putih ruangan itu,"dia baik-baik saja."

Lalu salah satu dinding membentuk sebuah layar--seperti sebuah kaca tembus pandang--menampakkan Joana yang masih terbaring tidak sadarkan diri di ruangannya. Kabel-kabel juga terpasang di tubuhnya dengan tambahan alat bantu napas yang berada di bawah hidungnya. Pakaian usangnya telah diganti dengan baju polos warna putih.

"Joana!" Matthew berteriak, dan sekonyong-konyong ia berlari ke arah layar, tiba-tiba benda itu menghilang dari sana. Itu hanya sebuah pencitra. Alih-alih Matt berbalik ke arah wanita dan mengguncang tubuhnya,"katakan padaku kalau Joana baik-baik saja!"

"Dia oke," balas wanita itu seraya melepaskan tangan Matthew dari bahunya,"aku bisa mengantarmu kesana kalau kau mau, tapi lepaskan dulu tanganmu, kau menyakitiku."
"E-ee..., maaf aku hanya ingin melihat temanku." Kata Matthew.
"Ya, tentu."
"Kalau begitu," Matthew meragu," bisa kau antarkan aku?"
"Aku harus melepaskan alat itu dulu darimu," ujar wanita itu, dan hal itu agak aneh mengingat alat itu tidak lepas dari tubuh Matthew ketika ia berlari menjauh, bahkan Matthew sendiri tidak ingat ada banyak kabel ditubuhnya, mungkin karena dia terlalu khawatir pada Joana.

Matthew mengangkat bahu. Kemudian wanita itu mulai melepaskan kabel-kabel  itu.

"Aku Alicia," katanya,"Alicia Hawskin." Wanita itu punya rambut pirang, tubuhnya langsing dengan kulit yang sedikit pucat dengan bintik-bintik di hidungnya dan juga matanya berwarna kehijauan.
"Matthew," balas Matt.
"Hanya Matthew?" Dia hampir selesai mencopot semua peralatan kabelnya.

"Tidak," balas Matthew,"tentu saja tidak."
"Lalu?"
"Matthew Gareth Alderson." Matt meragu,"apa pentingnya menyebutkan nama lengkapku?"
"Kalau tidak penting, untuk apa kau memilikinya?"

Matthew terkekeh,"kau tahu, nama lengkap itu mmm ... Seperti tumpukan sampah dengan koloni lalat berseliweran di sekitarnya--tidak berguna. Lagipula kau lebih sering menggunakan nama panggilan kan ketimbang nama lengkap?"

Alicia tersenyum,"ada benarnya juga sih. Tapi, kau tidak tahu saja betapa berharganya sampah itu bagi para lalat."

Kemudian setelah selesai, mereka pergi meninggalkan ruangan putih itu. Ruangan tempat Matthew berada berpapasan langsung dengan dinding kaca yang mengarah tepat ke kota, sehingga ketika mereka berdua keluar dari sana, mereka bisa langsung melihat pemandangan kota Ozmorasia yang pada saat itu sedang malam.

Matthew berjalan pelan menuju dinding yang terbuat dari kaca tebal itu, menyentuhkan jarinya di sana. Dingin. Dia belum pernah melihat kotanya dari ketinggian sebelumnya. Lampu-lampu berpendar indah, jalanan dipenuhi garis-garis bersinar yang bergerak perlahan, gedung-gedung tinggi​ terlihat seperti tumpukan jarum yang tertancap di tanah dan disusun sedemikian rupa. Rumah sakit tempatnya berada pastilah sangat tinggi--Matthew seolah bisa melihat dan mengawasi seluruh kota dari tempatnya berdiri--tapi kali ini pemandangan kota terlihat berbeda, tidak ada IO yang berterbangan melintasi​ kota seperti biasanya dan itu membuat Matthew bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

BESCHEMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang