3| Cahaya Kegelapan (3)

333 28 3
                                    

Beberapa jam berlalu, tak terasa hari telah berganti. Jam tangan Joana yang berada dalam genggaman Matthew menunjukan pukul 06.00, bunyi bip dari alat yang berada di sudut ruangan menjadi cepat, dan Joana mendadak gelisah di tempatnya terbaring membuat Matthew yang saat itu masih terlelap jadi terbangun dan langsung berusaha menyadarkan Joana dengan sedikit panik.

Joana terbangun dalam posisi duduk dengan wajah berkeringat, walau begitu dia belum sepenuhnya keluar dari entah mimpi buruk macam apa yang menghampirinya. Matanya berkeliling mencari sesuatu.

"Joana," kata Matthew sambil menempatkan tangan di pipi Joana,"aku disini."
"Matthew." balas Joana kemudian memeluknya erat. Dia sangat ketakutan.

"Kau aman Joana. Aku ada bersamamu."
"Apa yang terjadi Matthew?"
"Aku juga masih belum tahu."

Matthew menjelaskan semua yang terjadi pada hari kenaikan pada Joana, dia bilang bahwa mereka tidak sadarkan diri selama beberapa hari dan sekarang dalam masa pemulihan, Matthew juga menjelaskan bahwa IO sudah tidak ada di kota sejak hari kenaikan. Joana mendengarkan dengan seksama dan sepertinya dia sangat terkejut dengan penjelasan Matthew.

Beberapa saat kemudian Alicia datang dan memerikasa keadaan Joana, dia bilang keadaan Joana cukup baik tapi masih belum bisa kemana-mana karena kakinya belum bisa digerakan, tapi karena keadaan kota mulai mengalami beberapa masalah semenjak hari kenaikan dan beberapa jam lagi akan ada pertemuan yang harus mereka berdua hadiri, maka mau tidak mau Joana harus ikut meski harus dengan kursi roda.

Tiba-tiba muncul layar di salah satu dinding yang menampilkan seorang pria yang usianya cukup tua mengenakan seragam berwarna coklat dengan simbol burung berwarna biru berada dibagian kerah sebelah kanan. Burung Lymara, sebuah simbol kedamaian.

Pria itu punya tatapan mata yang tajam berwarna kecoklatan dan dia mempunyai suara berat yang membuatnya berwibawa sekaligus mengancam secara bersamaan.

Dia mengenalkan dirinya sebagai seorang tetua, dia adalah salah satu pimpinan para Beschemer sekaligus melatih mereka dalam pertempuran. Adam Lambert Oliver, begitu dia menyebut dirinya.
"Perkenalkan diri kalian anak muda." katanya. Matthew sempat berpikir kalau, alat pencitra didepannya hanya menampilkan rekaman yang sudah disiapkan beberapa waktu sebelumnya tapi rupanya dia keliru. Layar itu adalah alat komunikasi, seperti sebuah telepon video hanya saja dengan tampilan lebih realistis meskipun masih berada satu tingkat dibawah teknologi hologram.

Alicia yang berdiri dibelakang Matthew menyikutnya.
"A-aku Matthew," katanya,"Matthew Gareth Alderson."
Joana memperbaiki posisi selang yang menempel di hidungnya,"aku Joana Alexander Flynn," katanya.

"Aku akan sedikit menjelaskan beberapa hal pada kalian, setelah beberapa hari lalu kalian terpilih menjadi Beschemer baru, bayak hal terjadi dan kurasa kalian sudah mengetahui beberapa." ujar Adam.

"Dan aku ingin memberi tahu juga," lanjut Adam."kalau ada kemungkinan bahwa kalian berdua adalah yang terakhir. "
"Apa?!" kata Matthew, "tapi, bagaimana bisa?"
"Aku juga masih belum mengetahuinya secara pasti, nak, tapi tetap ada kemungkinan kalian adalah generasi terakhir Beschemer." Adam menimbang-nimbang,

Adam berdiri dari tempat duduknya, kamera mundur perlahan dan menampilkan ruangan menjadi lebih luas. Di belakang Adam terdapat layar lebar, menampilkan sebuah peta dengan titik merah berkedip yang aneh.

Adam tidak sendirian, lima Beschemer lain ada disana, juga seorang wanita tua dengan mantel kunonya.

***

Matthew mendorong kursi roda Joana lebih cepat, Alicia berjalan didepan mereka, langkahnya sama cepatnya. Dia berkata kalau ruang utama atau ruang pertemuan berada di lantai teratas, dan itu artinya mereka harus naik lift beberapa puluh lantai untuk sampai di puncak--rumah sakit ini benar-benar tinggi, dan sepertinya menjulang sampai ke langit.

BESCHEMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang