6| Tembok Timur (2)

27 10 0
                                    

Matthew dan Joana tahu, banyak orang akan mengharapkan keduanya satu hari nanti. Joana menanyakan banyak hal kepada Sophia misalnya; tentang bagaimana hari-harinya di tempat itu, atau apa yang harus mereka lakukan agar mampu menjadi Beschemer yang hebat. Sophia senyum-senyum sambil menjawab bombardir pertanyaan yang diajukan oleh Joana dan Matthew dan karena tertarik dengan obrolan sore itu, Delmar bangkit dari tempat tidurnya menangkap tongkatnya dan berjalan menghampiri tiga orang yang sedang bercakap-cakap itu.

"Kalian ingin jadi Beschemer yang hebat?" tanyanya sambil berjalan mengitari meja tempat Sophia duduk, sementara Matthew dan Joana berada di kursi."aku beri kalian sedikit saran. Kuatkan hati kalian. Sungguh, kalian akan memerlukannya lebih dari apapun."

Delmar digadang-gadang sebagai salah satu Beschemer terkuat saat ini, perawakannya tinggi besar, susunan tulang rahang yang kokoh dengan tatapan mata elang menjadikannya kombinasi yang sepertinya pas untuk julukan the guardian yang dipegangnya.

Sejak kecil Delmar dan mungkin seluruh kota tahu, dirinya akan jadi Beschemer suatu hari. Saat dia lahir, dia sudah memiliki sayap walaupun dia menceritakannya dengan sedikit guyonan--katanya, ibunya sempat ketakutan ketika melihat Delmar pertama kali. Ibunya berpikir kalau anaknya cacat karena memiliki tangan tambahan di punggung. Namun setelah dokter menjelaskan, susunan tulang yang tumbuh di punggungnya lebih persis dengan susunan sayap burung, dan benar saja begitu. Semakin bertambahnya umur sayap itu ditumbuhi bulu-bulu burung. Namun bukannya diterima sebagai sosok yang istimewa, orang-orang disekitarnya menganggapnya sebagai sesuatu yang berbeda.

Pernah suatu hari Delmar saat usianya sepuluh tahun, menangis sesenggukan dalam kamar mandi yang kotor dan bau sambil membawa sebilah pisau dapur yang dicurinya dari seorang tukang masak tempatnya sekolah. Saat itu dia benar-benar depresi dengan tatapan orang-orang, dia berpikir untuk jadi normal seperti anak yang lain lantaran sayapnya lumpuh dan tidak bisa melakukan apapun. Jadi hari itu dia memotong sayapnya sampai habis--baginya hari itu sangat menyakitkan--sepanjang hari dia menahan perih, tak kunjung usai, sementara dia pulang berlumuran noda darah dimana-mana.

Sophia meraih tangan Delmar, "kita akan menghentikan mereka." katanya, "devorator. Biar bagaimanapun, tempat mereka bukan disini. Kita akan binasakan mereka."

"Ya, itu pasti. Tapi, jangan pernah menyimpan dendam. Kau ingat, kan?" kata Delmar, "itu hanya membuat mereka bertambah kuat."

Joana bertanya kepada Delmar, "lalu bagaimana sayap itu kembali?"

"Oh, benar." kata Delmar melanjutkan,"sayap ini tumbuh lagi dipagi hari, ketika aku terbangun, kupikir hidupku akan jadi normal seperti anak sepuluh tahun yang lain. Namun saat aku pergi ke depan cermin, dan saat itu aku masih setengah terpejam... Benda ini sudah ada di tempatnya lagi. Kemudian aku menangis lagi seharian."

"Dasar cengeng!" kata Sophia.

"Kaupun sering menangis saat pertama kali kesini. Kau tidak ingat?"

Sophia memutar mata.

"Tidakkah membingungkan?" Kata Delmar merapihkan rambutnya yang acak-acakan."tetua menganggap bahwa kalian adalah yang terakhir, mengapa?"

Matthew menyandarkan tubuhnya pada kursi,"kamipun tidak tahu." Katanya. "Memangnya menurutmu apa yang membuat para tetua berpikiran demikian?"

"Pernah dengar kisah orang pertama?" cetus Amy, yang saat itu masih sibuk dengan buku-bukunya. mereka bertiga hanya gelen-geleng kepala sementara yang lain secara diam-diam menguping pembicaraan.

"kudengar orang pertama juga kerasukan io hitam itu. sama seperti kalian." kata Amy,"mungkin itu yang membuat para tetua berpikir kalau kalian adalah dua orang terakhir. siapa yang tahu soal itu."

"Maksudmu, kami kesurupan hantu orang dulu?" Celetuk Matthew bingung. Sophia memasang ekspresi aneh saat mendengar pertanyaan Matthew, dan Delmar hanya melirik-lirik geli.

Sepertinya Joana sedikit memahami maksud dari temannya itu, tapi dia tidak tahu bagaimana cara dia mengungkapkannya. Terlalu canggung buatnya berada disini.

"Ah, sudahlah." Ketus Amy,"pusing. Nanti saja ceritanya."

"Kalian mau jalan-jalan?" Tanya Sophia, rambutnya tiba-tiba terbang-terbang sendiri padahal tidak ada angin."jangan khawatir, tempat ini aman. Aku janji."

"Dia senang sekali kedatangan orang baru." Delmar tersenyum.

"Baiklah Sophia, aku dan Matthew akan ikut berkeliling denganmu." Kata Joana.[]

BESCHEMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang