BAGIAN 5

3.4K 337 10
                                    

Mereka semua sedang menikmati makanan siap saji yang di ambil oleh Ferdi di dapur kantor kepolisian. Rasa lapar ini tidak mereka rasakan bahkan untuk mengunyah dan menelan makanan saja mereka harus bersusah payah. Vanessa dari tadi sibuk menyuapini anak yang berada di pelukannya, Anak itu bernama Deisy.

"Aku rindu ibuku... aku ingin pulang..." Ucapnya lirih dengan setetes air mata di pipinya.

"Dimana rumahmu?" tanya Vanessa lembut.

"Aku tinggal tidak jauh dari Mall Plaza Semanggi." Katanya sambil mengunyah makanan.

"Guys bagaimana, apa kita harus mencoba datang ke tempat ibu anak ini? Siapa tau saja ibu anak ini masih hidup?" Tanya Venessa menatap teman-temanya.

Hendri menghela nafas, "Bagaimana kalau kau mengurungkan niatmu itu? Pasti di tempat perumahan anak ini tinggal banyak sekali mayat hidup." Deisy yang mendengar ucapan Hendri langsung menangis di pelukan Vanessa.

"Aku rindu ibuku..." Deisy menangis kencang.

"Tenanglah sayang, kamu akan bertemu dengan Ibumu..." Ucap Vanessa mengelus rambut Deisy.

"Hen, lebih baik kita mencoba ke tempat ini." Usul Dimas, Sarah dan Pevita langsung mengangguk setuju.

"Iyah Hen... Siapa tau saja kita menemukan petunjuk baru." Lanjut Pevita.

Hendri menghembuskan nafasnya kembali "oke baiklah... Dimana rumahmu adik kecil?" tanya Hendri tersenyum membuat Deisy menghapus airmatanya. Lalu Deisy memberi petunjuk alamat rumahnya.

Hendri menjalankan mobilnya secara perlahan dan berhenti tepat di depan rumah Deisy. Mereka memandang takjub rumah anak ini, gaya bangunan rumah anak ini bergaya Romawi sangat indah. Vanessa memandang sekeliling lingkungan rumah Deisy sangat begitu sepi dan sunyi dari pintu masuk perumahan ini mereka tidak melihat hal-hal yang membuat jantung mereka berdegup dan tidak ada mayat hidup di sekitar sini.

"Ayo, aku ingin bertemu dengan Ibu..." ucap Deisy gembira.

"Tunggu sebentar Nak, aku akan mengecek keadaan rumahmu dulu." Ujar Rian sambil membuka pintu mobil. Rian langsung berjalan mendekati gerbang rumah milik Deisy. Rian mengintip dari celah-celah gerbang tidak ada tanda kehidupan di dalam rumah miliknya. Rian menatapi sekeliling rumah Deisy, dilihatnya CCTV Di sudut tembok pagar rumahnya. CCTV itu bergerak.

"Tolong buka pintu Gerbang ini.." Seru Rian membuat CCTV itu berhenti dan menatap Rian. Rian menatap CCTV itu penuh dengan tanda tanya. "Gue minta buka pintu gerbang ini." Pinta Rian kembali.

"Kak, Biar aku saja..." Seru Deisy tersenyum dan berlari mendekati Rian. "Hello..." Ucap Deisy sambil melambaikan tanganya kearah CCTV. Gerbang langsung terbuka, Deisy langsung menatap Rian dengan senyuman. "Ayahku telah memasang system di rumah ini dan mereka hanya mendengar ucapan pemilik rumah ini." Ucapnya sambil mengandeng tangan Rian masuk ke teras rumahnya. Rian hanya mengangguk mengerti.

Hendri langsung memarkirkan mobilnya di teras rumah Deisy dengan sendirinya pintu gerbang itu tertutup, mereka langsung keluar dari mobil dan memandang takjub interior bangunan rumahnya. Deisy langsung menarik tangan Vanessa dan Sarah untuk masuk ke dalam rumahnya di ikuti mereka semua. Lagi-lagi mereka memandang takjud isi rumah Deisy.

"Ibu... aku pulang!" teriak Deisy langsung berlari menuju dapur. Tidak berapa lama kemudian Deisy menghampiri Pevita. "Aku tidak menemukan ibuku dimanapun, dia hanya meninggalkan catatan ini." Ucapnya sambil menyerahkan secarik catatan itu kepada Pevita.

"Sayang jika kau kembali ke rumah, tetaplah tinggal dirumah. Jangan pergi kemanapun Ibu akan segera menjemputmu." Pevita membaca surat itu dan menatap teman-temannya satu persatu. "Ibu-mu masih hidup De..." Ucap Pevita tersenyum, Deisy langsung tersenyum bahagia dan mengajak mereka semua ke dapur.

SCHOOL ZOMBIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang