Cemburu

1.1K 101 10
                                    

Cerah, dan hangat yang bersatu menjadi satu. Bersatunya mereka memberikan keindahan tersendiri yang masing-masing tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Pagi datang menyambut, Gin dan Luka melepaskan pelukan dan pagutan mereka. Namun dibalik kehangatan mereka berdua ada luka yang terukir, Rey hanya bisa membutakan matanya dan memalingkan wajahnya seakan-akan dia tidak pernah melihat hal itu.

"Wah, rasanya tidurku tidak nyaman deh," Kerey duduk dan bersila. "Rey, ayo bangun. Hari ini kita harus pergi mencari gulungan itu," Kerey mengguncang perlahan tubuh Rey.

"Hn, ia aku bangun," Rey bangun dan terduduk ditempatnya dengan tatapan yang dingin yang sangat menghujam kearah Luka.

"Selamat pagi Rey," Gin tersenyum kemudian berjalan kearah sumber air. Gin berniat untuk membersihkan dirinya dan juga membersihkan fikirannya terhadap apa yang dilakukan oleh Luka.

Rey memandang Luka tajam "Kau tidak berniat untuk menghianati Gin bukan, Luka," Ucap Rey dengan tatapan yang tidak kalah dingin dari tatapan Luka.

"Aku akan selalu memegang janjiku. Aku sudah katakan padamu, aku sangat mengenal Gin." Luka juga menatap Rey dengan dingin dan menghujam.

'BRUUUGHH!'

Rey memukul Luka, namun Luka berhasil menangkisnya. Luka menggenggam erat tangan Rey yang menggepal menahan amarah. Disekujur tubuh Rey dikelilingi daun-daun bewarna hijau, begitu juga dengan matanya yang juga bewarna hijau. Luka juga mengaktifkan kekuatan intinya, dan terlihatlah warna merah terang yang menyelimuti mata Luka yang awalnya gelap.

"Vesell!, Rey!, kenapa kalian berantem dipagi hari begini sih, lebih baik nanti saja kita harus bersiap-siap untuk pergi dari sini," teriak Kerey kepada Luka dan Rey yang ingin adu jotos.

"Aku tetap tidak percaya dengan para petinggi," Rey berlalu sambil menyindir Luka yang hanya diam tidak menanggapi Rey.

Rey berjalan kearah Gin yang sedang mencuci wajahnya, Rey melihat wajah manis Gin yang sedikit merona.

"Gin, jangan melamun, didalam sana sangat banyak monster air yang mengerikan loh," Suara Rey mengejutkan Gin yang memang sedang melamun.

"Hahaha, Rey. Kau ini membuatku takut saja," Gin membalas senyuman geli Rey yang ditujukan kepadanya. "Rey, sebaiknya kau juga harus membasahi tubuhmu dengan air terlebih dahulu. Nanti kau bisa mengering lagi. aku sangat khawatir," Gin menyuruh Rey untuk berdiri didekatnya.

Rey berjalan mendekat. "Aku sangat senang karena kau mengkhawatirkan aku Gin, dan tetaplah menjadi Gin yang aku kenal ya," Rey membelai rambut Gin tulus, senyum yang menenangkanpun juga diberikan oleh Rey untuk Gin.

"Yosh kalau begitu, diam disana aku akan mengguyurmu dengan air," Semangat Gin. Gin menggerakkan tangannya dan mengarahkannya kesumber air. Serbuk milik Gin membuat cekungan dan kemudian didalamnya terdapat air yang sudah dikumpulkan, perlahan-lahan Gin mengarahkan serbuk miliknya yang sudah tertampung air itu kearah Rey.

Tetesan air yang menyerupai hujan turun dengan lembut kearah Rey. "Indah," Ucap Rey melihat serbuk-serbuk biru dan hijau milik Gin bertebaran disekitar Rey. "Sepertinya kau bisa menggunakan serbuk ini sesuai dengan apa yang kau inginkan ya Gin," Rey mengedarkan senyumannya kearah Gin yang ada didekatnya.

"Aku akan berusaha, untuk melindungimu Rey, dan juga aku akan selalu ada disisimu." Jawab Gin mantap

"Bagiku, kau selalu menjadi yang terbaik untukku Gin," Rey langsung menarik tubuh Gin mendekat kepadanya dan langsung memeluk Gin.



Rey's POV


Aku selalu terpana akan apa yang ada padamu Gin.

"Aku akan berusaha, untuk melindungimu Rey, dan juga aku akan selalu ada disisimu." Jawab Gin dengan mantap sembari tersenyum tulus kepadaku. Hatiku terasa meluap-luap, aku ingin sekali menangis saat dia mengucapkan kata-kata itu, kata-kata yang bagaikan mantra untukku.

Devil In My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang