13. Berantem

1.5K 143 2
                                    

Shawn's POV

Drrrrt. Drrrrt.

Hapeku begetar, tanda ada yang menelfon. Gue harap sih aya. Soalnya gue mau minta maaf sama sikap cuek gue tadi di sekolah. Padahal kan gue bercanda, ceritanya cuma mau pura-pura marah gitu padahal engga.

Taylor Caniff Calling....

Tumben taylor nelfon ada apa ya?

"Hallo?" Kata gue tenang.

"Hai shawn. Bisa ketemu?" Kata tay.

"Di-dimana?" Kataku bingung.

Ada apa nih? Tumben amat minta ketemuan. Batinku.

"Dirumah gue sekarang. Bisa?" kata tay. "Ada anak-anak juga ko" lanjutnya.

ada anak-anak? Mereka mau apa?

"Tenang shawn, gue cuma mau nyelesein masalah aja ko. Gue udah cape berantem sama lo" ucap taylor "gimana? Bisa?" Lanjutnya lagi.

"oh oke. Gue otw sekarang" kataku yang langsung berangkat ke rumahnya taylor.

Kebetulan rumahnya taylor gabegitu jauh dari rumah gue jadi jalan aja bisa.

Nyampe dirumah taylor gue langsung masuk ke rumahnya, soalnya dulu gue emang sering main ke sini.

"Nak shawn ya?" Suara seorang perempuan mengintrupsiku.

"Iya tan, apa kabar?" Kataku salim. Ya dia mamanya taylor.

"Baik sayang, kamu apa kabar? Ko jarang main kesini lagi?" Kata momnya taylor ramah.

"Shawn banyak tugas tan jadi jarang main keluar rumah" kataku berbohong.

"Rajin banget kamu shawn, beda sama taylor yang kerjaannya main mulu" kata mom taylor.

"Eh engga juga tante hehe" kataku sedikit canggung.

"Haha kamu ini masih aja canggung sama tante, yaudah kamu ke atas aja sana. Udah ada jack's sama matthew" kata mom taylor "tante ke dapur dulu ya shawn" lanjut momnya taylor sambil melengos ke dapur.

Gue jalan ke kamarnya taylor, masih sama kaya terakhir kali gue kunjungin. Batin gue.

"H-hai guys" kataku sedikit canggung ketika melihat taylor, jack's, da matthew yang sedang bermain playstation.

"Eh shawn. Sini duduk" kata jack g ramah.

Sumpah gue kangen mereka banget.

"Eh i-iya" kata gue sambil nyamperin mereka berempat dan duduk dekat jack g.

"Apa kabar?" Tanya jonshon ramah.

"Baik, kalian?" Kataku sambil setenang mungkin.

"Hey guys lama menung......elo?! Ngapain lo disini" suara seseorang berhasil membuat fokus kita berlima cuma ke dia doang.

"Matt katanya sama anak-anak doang. Ko malah sama si cupu itu sih?" Kata hayes marah.

Iya, dia hayes.

"Dia juga termasuk 'anak-anak' kan" kata taylor sambil menekankan kata anak-anak.

"I-iya. Tapi dulu" kata hayes masih sedikit emosi.

"C'mon dude" kata johnson sambil bangkit dari tempat duduknya sambil merangkul hayes "kita ga mungkin gini terus kan? Cuma gara-gara cewe loh" lanjutnya.

"Lo semua gabakalan ngerti apa yang gue rasain dan apa yang dia" ucap hayes sambil nunjuk gue. "Perbuat ke gue. Gue belom bisa maafin dia" katanya
ketus.

"Ayolah yes, kita udah cape 'pura-pura' marah sama shawn. Dia gapunya salah sama kita" kata jack g menengahi.

"Sama kalian engga. Sama gue banyak" kata hayes tajam.

Sebenci itu hayes sama gue?

Tapi emang gue tolol banget sih harusnya waktu itu gue ngalah. Bego lo shawn bego. Batinku.

"Jadi selama ini lo manfaatin kita berempat buat jahatin shawn iya?" Kata matt mulai emosi.

"Gak gitu juga." Kata hayes tenang.

"yaudah lah. Males gue sama lo yes. Cape" kata matt sambil keluar dari kamar tay "gue gamau temenan sama lo lagi yes lo udah buat gue dan anak anak kecewa" lanjutnya.

"Eh matt---" kata gue mau mengejar matt. Tapi ada yang menahan langkahku.

"Biarin dia sendiri dulu" kata si pemilik suara.

Gue cuma ngangguk.

"gue kecewa sama lo yes. Matt pasti lebih kecewa" jack g bersuara.

"Kalian salah paham" kata hayes mulai panik.

"Jelas jelas lo bilang kalo kita gaada masalah sama shawn dan lo ada. Berarti secara ga langsung lo manfaatin kita kan?" Kata jack j nyolot.

"Bu-bukan gitu hey....."

"Yaudah lah. Gue males temenan sama lo." Kata jack j memotong omongannya hayes. "Mulai sekarang gue gamau lagi temenan sama lo" lanjutnya dan langsung meninggalkan kamar tay.

"E-ehhh son tungguin" kata jack g sambil mengekor di belakang jack j.

"Fvck?!" Umpat hayes "lo emang mala petaka buat gue shawn. Setelah semua perhatian orang-orang yang gue sayang tertuju sama lo. Sekarang lo juga mau ngambil temen-temen gue? Iya? Bangsat lo" kata hayes nonjok muka gue.

Gue yang kaget sama pukulan hayes cuma bisa diem aja, gue tau dia mau ngelampiasin semua amarahnya ke gue. It's ok.

"Lo" kata hayes sambil ngangkat gue " gue benci sama lo" katanya lagi sambil melayangkan tonjokannya tepat di bibirku.

"STOPPP!!!" teriak taylor. "Kalo mau tonjok-tonjokan jangan disini! Di ring tinju aja sana" kata tay ketus.

"Bacot" kata hayes sambil mukul gue sekali lagi.

"Gua benci lo shawn. Benci" kata hayes sambil ninggalin gue dan pergi dari kamar taylor. Rumahnya juga.

Hayes's POV

Gue keluar dari kamarnya taylor dan berjalan keluar rumahnya dengan keadaan emosi.

Gue liat di luar kamar ada jack's dan matt yang menatap gue gasuka.

Ya, emang gue pantes di benci.

Gue pun memacu motorku dengan kecepatan maksimal.

"sial shawn. Kenapa harus lu lagi sih?" Umpatku kesal.

5 menit kemudian gue udah sampai dirumah, kalo normal biasanya gue nyampe rumah dari rumahnya taylor itu 15menit tapi sekarang cuma 5 menit. Hebat kan? Hayes gitu loh.

"Darimana" tanya seseorang ketika gue baru masuk pintu utama. Nash.

"Taylor" kataku ketus. Moodku emang lagi buruk.

"Madi sana, abis itu tidur, kontrol emosi lo. Jangan sampe malam ntar jadi kacau gara gara lo gabisa ngontrol mood sama emosi lo" katanya dingin.

Gue mengangguk dan langsung melakukan "ritual" yang di suruh oleh nash tadi.

Gue ga habis pikir kenapa semua orang lebih milih shawn di banding gue. Jasmine? Nash? Mom? Dad? Aya? Bahkan temen-temen gue.

Apa coba kurangnya gue.
"Gue benci sama lu shawn sumpah" kataku kesal sambil menonjok dinding......

~~~~~

Haiiii ketemh lagi kita. Makin kesini makin absurd ya chapternya?:( maafkan.

Minta kritik dan sarannya dong buat chapter selanjutnya.
Thankyou.

Mrs.Mendes<3

Everything Has ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang