24. Lost

1.8K 132 16
                                    

Naraya's POV

Selama 1 bulan terakhir gue sama hayes sibuk ngurusin BP masing-masing. Gue jarang balik bareng dia soalnya dia yang ngawasin semua perlombaan al-hasil dia pulang agak malem. Kadang nginep juga di sekolah.

"Nay, balik bareng yok?" Tanya hayes yang baru saja datang dari lapang basket.

"Lu udah selesai emang?" Tanyaku.

"Udah" katanya sambil mengambil tasnya. "Mau ga? Udah lama kita ga balik bareng" lanjutnya.

"Boleh deh" kataku akhirnya.

Diperjalanan gue sama hayes saling diem, agak canggung gimana gitu. Padahal gue kan sama dia gaada problem sama sekali sebelumnya.

"Nay"
"Yes"

Kami berbicara berbarengan.

"Ladies first" lanjutnya. Pandangannya masih menuju ke jalan.

"Um....lu ngerasa kita jadi canggung ga si?" Kataku to the point.

"Iya. Padahal sebelumnya kita gaada problem kan?" Tebaknya.

"Yap" kataku sambil ngeliat hayes.

"Kayaknya kita udahan aja deh nay pacaran pura-puranya" kata hayes.

"Kenapa?" Tanyaku kaget.

"Gue udah bosen. Gue juga mau nyari pacar beneran kali nay" kata hayes. "Ya kecuali kalo lo mau jadi pacar beneran gue" lanjutnya.

Andai perasaan bisa di kontrol yes, gue mau ngontrol perasaan gue supaya suka sama lu.

"Sorry" kataku nunduk.

"It's oke. Gausah minta maaf lu gasalah" kata hayes sambil ngelus tangan gue.

"Gue salah yes. Seharusnya gue ga narik lo ke masalah gue" kataku dengan suara bergetar.

Hayes menepikan mobilnya. Setelah menepikan mobilnya hayes berbalik arah menghadap ku sambil menatapku lembut.

"Denger nay" kata hayes sambil megang bahu gue. "Gue sayang sama lo. Lebih dari sayang ke seorang sahabat" katanya.

Hayes suka sama gue?
Dia bercanda kali.
Gue ngeliat hayes. Gaada ekspresi bercanda sedikit pun dimukanya. Dia serius.

"Tapi, gue tau perasaan gabisa dipaksain. Gue ga nyalahin lo. Gue juga ga nyalahin diri gue. Karena gue tau sesuatu yang di paksain itu pasti gabakal baik akhirnya" ucap hayes sambil menatap mataku intens.

"so-sorry" kataku menahan tangis.

Gue ngerasa bersalah sama perasaan yang hayes punya buat gue.
Gue ngerasa bego, udah nyia-nyiain orang yang sayang sama gue buat orang yang gue sayang.

"Nayara. Cukup lo terima gue di kehidupan lo juga gue udah seneng ko" katanya lagi sambil senyum ganteng ke arah gue.

"Tapi----"

"Kita tetep sahabat ya? Gue tau ini bakal susah buat gue atau lu. Tapi gue mohon, lo jangan jauhin gue" kini hayes mengelus pipiku.

Gue meraih tangan hayes yang berada dipipiku. Aku menggenggam tangan kekarnya.

"Makasih buat semuanya yes" kataku menatap dia lembut.

Hayes merangkulku kedalam pelukannya. Air mataku yang sedari tadi kutahan kini meluncur begitu saja di pipiku.

"Maaf, gue gabisa bales hiks perasaan lo" kataku dalam pelukan hayes.

"Shhh. Gue ga minta lo buat ngebales perasaan gue ko. Gue cuma pengen lo tau kalo gue sayang sama lo. Udah itu aja" hayes mengelus-elus punggungku. Dan berulangkali mengecup puncak kepalaku lembut.

Everything Has ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang