Jip Neil melaju membelah padang rumput yang mereka lewati beberapa hari sebelumnya. Namun, sepanjang perjalanan tidak ada percakapan antara mereka berempat. Diam membisu. Hanya bunyi deru angin, dan raungan jip hijau milik Neil yang memenuhi udara di sekitar mereka. Sesekali tubuh mereka terguncang oleh jalanan yang berupa bebatuan yang tidak rata. Bau lelumutan hutan masih terasa meski mereka telah berada jauh di luar hutan. Merasa jengkel kebisuan ini, Dann memulai pembicaraan.
”Begitu kita kembali ke penginapan, apa yang akan kita lakukan?” tanyanya.
”Kau dan Neil istirahatlah, aku akan membawa hasil perburuan ke klien bersama Nuva.” Rey hanya menjawab singkat sambil memandangi buntalan yang dibawanya. Buntalan itu sedikit berlumuran darah. Rey menolak menjawab ketika Dann menanyakan apa isi buntalan itu.
Mereka membisu lagi. ” Dann, bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar ke taman pusat kota nanti?” ajak Neil yang memegang stir jip. Rey disebelahnya menguap, bosan.
”Boleh saja, aku dengar mereka akan mengadakan pasar malam nanti,” seru Dann riang. ”Pasti menyenangkan ke pasar malam di musim panas seperti ini, apalagi ini hari penutupan musim panas. Aku dengar akan ada pesta kembang api,” keriangan Dann sepertinya menjalar pada Neil. ”Bagus,kita akan bersenang-senang malam ini,”
Nuva menoleh sedikit. Dann bukannya tidak menyadari kalau Nuva sebenarnya ingin ikut, tapi tidak dengan Neil berada di dekatnya.
”Ikut, Nuva?” tanya Neil, berbasa-basi.
”Tidak,”jawab Nuva sambil membuang tatapannya ke jendela mobil. Beberapa rusa liar duduk-duduk santai di bawah pohon rindang. Melindungi diri mereka dari sengatan matahari musim panas.
”Bagaimana denganmu Rey?” Kau ikut?”
”Tidak,” tapi Rey menoleh pada Neil sambil mengedipkan sebelah matanya.
Dan itu menjadi percakapan terakhir mereka sampai mereka kembali ke penginapan.
******
Pasar malam dipenuhi hiruk pikuk orang-orang yang lalu lalang. Disana-sini, para pedagang menawarkan dagangannya dari balik meja toko. Membandingkannya dengan barang dari toko sebelah. Tawar menawar terjadi, dan persetujuan pun menyusul setelahnya. Di beberapa tempat, para pedagang bahkan ada yang langsung menggelar barang dagangannya di jalanan. Pernak-pernik rumah tangga, penemuan terbaru yang mengundang decak kagum dari orang-orang, serta para penjual senjata. Para pemain akrobat menunjukkan keahliannya. Melompati cincin api, melempar pisau, sulap, sedikit pertunjukan sihir murahan, bahkan di salah satu sudut pasar ada yang menggelar sirkus kecil. Riuh rendah mewarnai kerumunan saat seorang pemain menyemburkan api berwarna-warni dari mulutnya. Penjual kue dan permen berkeliling, sesekali berhenti untuk melayani anak-anak yang membeli dagangannya. Berbagai jenis makanan ringan dijajakan di tepi-tepi jalan.
Lentera-lentera mana dinyalakan hampir di setiap sudut pasar, tutup-tutupnya diberi warna-warna cerah dan berbagai motif. Ada yang berbentuk bunga, pohon pinus, dan binatang. Banyaknya lentera mana yang dipasang membuat sinarnya seolah memantul ke langit. Menjadikan suasana malam semakin semarak.
Di sebuah toko, Dann sedang melihat-lihat sebuah pisau berburu berbilah ganda di tangannya. Pisau itu sepanjang lengan bawah orang dewasa, dengan berat yang seimbang dengan ukurannya. Gagangnya terbuat dari kulit rusa albereon. Menjadikannya begitu mantap saat Dann mengenggam pisau itu. Sarungnya terbuat dari kulit lembu berwarna coklat cerah. Bilahnya sendiri terbuat dari baja putih, dicampur dengan beberapa hasil logam alkemi, begitu kata si penjual.Terdapat ukiran-ukiran berbentuk kepala elang di tengah bilahnya. Dan saat Dann mencoba menebaskan pisau itu, pisau itu terlihat begitu berkilau karenaterkena cahaya-cahaya lentera. Dann menimang-nimang benda itu. Menimbang apakah akan membelinya atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heroes of Gaia
FantasyKarena ini bukanlah legenda yang ditulis dengan tinta emas, melainkan dengan darah, airmata, dan cinta. Apa yang disandang oleh bahu mereka bisa membuat seluruh dunia membenci mereka. Bayangan hitam dari masa lalu yang terus menghantui bahkan dal...