San

2.7K 183 4
                                    

Tiga minggu berlalu. Aku membayar jadwalku yang tertinggal dengan satu minggu kerja keras mengejar ketertinggalanku. Dan sebelum aku dapat menyelesaikannya, aku tidak diizinkan pulang sendiri. Dan itu artinya, aku harus bersabar untuk dapat menemui Akashi lagi seperti dulu.

Hari ini, aku berhasil menyelesaikan tugasku. Sore itu juga sepulang sekolah, aku menunggu di depan gerbang SMP Teiko hingga sore. Aku berusaha keras, kau tahu? Aku sampai merasa seperti orang gila karena mematung di tempat yang sama ber jam-jam. Saat hari menjelang petang, kesabaranku runtuh. Aku hendak beranjak ketika mendengar suara teriakan seorang wanita. Jika pendengaranku tidak salah, dia meneriakkan 'Tetsu-kun' dengan memanjangkan per ejaannya. Aku mengintip. Seorang gadis berambut pink tampak memeluk laki-laki berambut biru muda dengan erat. Di depan mereka, seorang laki-laki berambut biru gelap berkomentar, "Akhir-akhir ini kau jadi agresif ke Tetsu.".

Siapa mereka? Apa mereka siswa sekolah ini? Jadi Akashi dikelilingi oleh orang-orang seperti mereka, ya?

Mereka bercakap-cakap lama. Aku menengok jam tanganku. Apa Akashi sudah pulang duluan, ya? Tapi aku tidak melihatnya sejak tadi, meski ribuan mata menatapku heran dan memandang asing padaku. "Yo! Kuroko-chi, Aomine-chi!", terdengar suara lain. Seorang laki-laki berambut kuning melambaikan tangannya ke orang-orang yang tadi. Dia tidak sendiri, dua orang lain berjalan di belakangnya. Yang satu bertubuh sangat tinggi dan besar, dan yang satu lagi....huh? Bukankah dia yang bersama Akashi dulu? Laki-laki berkacamata itu.

"Kami mau pulang bareng. Momo-chi mau ikut?" tanya si rambut kuning.

"Ah, aku harus menyerahkan data yang diminta Akashi-kun." jawab gadis berambut pink yang membuat perhatianku terfokus. Jelas saja, dia menyebut nama Akashi.

"Akhir-akhir ini Akashi sering minta data darimu, ya?" kata si rambut hijau. Kalau tidak salah namanya Midorima Shintarou.

"Tidak apa, aku merasa lebih cocok dengan tugas ini kok." jawab gadis itu.

"Kalau begitu, kami duluan ya?" kata si rambut kuning. Gaya bicaranya sangat riang dan...entah perasaanku saja atau memang ada gaya bicaranya yang mempunyai karakter akhiran 'ssu'?

"Anu...anda mencari siapa?"

Aku nyaris terlonjak ketika laki-laki berambut biru muda itu tiba-tiba sudah ada di hadapanku. "Oi, oi, Tetsu. Kau mengagetkan dia tahu!" kata si rambut biru gelap dengan nada mengejek. Entah dia mengejek ke rambut biru muda itu atau ke aku. "Begitukah? Kalau begitu saya mohon maaf." pinta si rambut biru muda sambil membungkuk.

"Ah...ti...tidak kok! Aku tidak..."

"Bukankah kamu yang dulu pulang bersama Akashi?" celetuk Midorima.

"Hah? Aka-chin ternyata punya pacar?" sahut si rambut ungu dengan gaya bicara yang diseret.

"Serius? Kau pacarnya Akashi-chi?" pekik si rambut kuning.

Ah... aku benci mereka. Mereka sangat berisik. Aku sampai tidak punya celah untuk berbicara. Bagaimana Akashi bisa bertahan dengan orang-orang seperti ini?

"Aku tidak bilang dia pacarnya Akashi." kata Midorima.

Masih berlanjut rupanya? Sebelum mereka semakin jauh menerka-nerka statusku, aku segera mengajukan pertanyaan.
"Maaf, apa Akashi-kun masih belum pulang?".

Perbincangan konyol itu sukses terhenti. "Akashi-chi kurasa masih bersama pelatih. Sejak menjadi kapten, dia semakin sibuk." jawab si rambut kuning.

"Kapten? Akashi-kun menjadi kapten?" ulangku.

"Iya. Akashi-kun sangat berbakat. Dia langsung diangkat menjadi wakil kapten saat kelas satu. Dan sekarang menjadi dia menjadi kapten saat awal kelas dua." jelas si rambut biru muda dengan wajah datar.

Beside You (Fanfict Story of Akashi Seijuro)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang