Juu Ichi

1.9K 151 8
                                    


Momoi menatapku khawatir. "Ada apa? Kenapa kau duduk sendirian di sini? Ah?! Kau mena...", kata-kata? Momoi terhenti ketika Aku memeluknya tiba-tiba. Kuremas baju belakang Momoi. Badanku gemetar. "Shinomiya-san?" Momoi kebingungan.

"Satsuki!" panggil laki-laki berkulit hitam. Aku melepaskan pelukanku dan mengusap air mataku. "Dai-chan! Kenapa kau mengikutiku?!" sungut Momoi merasa kedatangan Aomine telah menggangguku.

"Huh? Apa maksudmu? Jalan untuk menuju arena memang lewat sini, kan?"

"Makanya..."

"Mine-chin, ada apa?" celetuk seseorang. Aku membulatkan mataku penuh kebencian. Orang ini, orang inilah yang membuat Akashi berubah! Gara-gara dia....Akashi-kun jadi.... Akashi milikku jadi....

PLAKKK!!!!

Murasakibara Atsushi, Aku begitu mengingat jelas nama itu terutama setiap Akashi memperlakukanku dengan buruk. Aku selalu ingin dapat memukul wajahnya jika bertemu dengannya. Tapi, perasaanku selalu belum cukup kuat di waktu yang ada sebelumnya. Dan sekarang, ketika hatiku berada dalam puncak duka yang mendalam. Aku berhasil memukul wajahnya. Mata dari pria bertubuh besar itu membelalak terkejut. Tak terkecuali Momoi dan Aomine.

"Aku membencimu. Sangat membencimu!" kataku dengan badan gemetar.

Kutatap balik pandangan kebingungan dari Murasakibara dengan tatapan tajamku. Tatapan tajam berhias air mata akan duka yang sedang Aku topang. Kemudian Aku menunduk.

"Kembalikan..." isakku. "Kembalikan Akashi-kun!"

Suasana di lorong itu menjadi sunyi. Suara sorak sorai dari arena pertandingan terdengar jelas dari sini. Pemenangnya sudah pasti Shuutoku. Karena terlalu memaksakan diri pada semi final kemarin, Kise Ryouta tidak bisa berpartisipasi pada pertandingan selanjutnya. Sebentar lagi, pertandingan final akan dimulai.

"Aku nggak ngerti apa yang terjadi, tapi bolehkah Aku pergi duluan?" kata Aomine dingin.

"Tunggu dulu! Dai-chan! Itu kejam tahu!" protes Momoi.

"Kenapa? Sejak awal Aku berniat datang untuk melihat pertandingan."

"Tapi..."

"Tidak. Dia benar, Momoi-san." sahutku.

"Eh?" Momoi kebingungan. Aku mengangkat wajahku menatap Murasakibara. "Aku permisi dulu." pamitku sambil membungkuk.  Aku dalam merasakan tatapan kebingungan yang menghujaniku dari belakang.

"Aku benar-benar nggak faham sama situasi ini." komentar Aomine begitu Aku sudah tak terlihat lagi.

"Dia memukul sekuat tenaga lho. Lagipula, dia siapa? " sahut Murasakibara.

"Tunggu dulu! Mukkun, Kau tidak ingat Shinomiya-san?" pekik Momoi. Murasakibara hanya menguap acuh.

"Aku nggak peduli. Ayo segera ke tribun!" Aomine melangkah.

"Dai-chan! Kau kejam!", Momoi kembali berucap.

"Berisik! Apa sih?!"

★★★★ ★★★★ ★★★★ ★★★★ ★★★★ ★★★★ ★★★★

Ketika Aku memasuki arena pertandingan, kedua tim sudah bersiap hendak memasuki lapangan. Akashi sempat melirik sebentar ke arahku saat Aku  menghampiri kursi cadangan Rakuzan. Benar-benar hanya sebentar saja. Begitu kedua tim memasuki lapangan, pembawa acara memperkenalkan masing-masing tim. Mulai dari pelatih dan anggota inti. Suasana menjadi menegang saat Akashi diperkenalkan. Semuanya seolah menanti, permainan monster macam apa yang akan ditunjukkan Akashi dalam pertandingan final ini? Tentunya mereka berharap permainan yang lebih seru dari pertandingan melawan Shuutoku.

Beside You (Fanfict Story of Akashi Seijuro)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang