Juu Hachi

792 78 5
                                    

"Kau..." suaraku tersekat ditenggorokan. 

Mata itu menatapku tajam. Kembali menguasaiku seperti sebelumnya. Rupanya tubuhku masih belum mampu melawan tatapan dingin itu. Akashi yang tak kukenal itu tersenyum simpul kemudian masuk ke dalam lift dan pergi begitu saja meninggalkan aku yang masih syok di depan kamarku. Aku tahu, 'dia' masih ada di dalam diri Akashi. Akashi pun mengatakan dengan jelas kalau 'dia' adalah bagian dari dirinya. Tapi, apa aku tidak boleh berharap agar 'dia' tidak muncul lagi?  

"Ah, Shinomiya? Kebetulan kau ada di sini." celetuk Pelatih keluar dari kamarnya mengejutkanku. "Ada yang ingin aku...Eh? Kau menangis?".

Segera aku mengusap air mataku. "Saya tidak apa-apa. Apa yang dapat saya bantu?" tanyaku sembari mendekat. Pelatih menatapku iba. "Apa terjadi sesuatu antara kau dengan Akashi?" tanyanya. 

Aku menggeleng. "Tidak ada apapun yang terjadi."

"Shinomiya, boleh aku bertanya sesuatu? Apa alasanmu menjadi manager klub basket Rakuzan?"

Aku tersentak. Kutatap kedua mata Pelatih yang menatapku tajam dari balik kedua kacamatanya. "Aku..."

"Apakah karena Akashi?" potong Pelatih. Aku terpaku. Pertanyaan Pelatih benar-benar tepat pada sasarannya. Dalam kondisi dimana diriku baru saja syok, mencari alasan untuk menyanggah pertanyaan Pelatih bukanlah hal yang mudah. Aku menyerah. Dengan pasrah aku menganggukkan kepalaku.

"Begitu..." dengus Pelatih. "Sayang sekali, padahal kinerjamu selama ini cukup bagus. Kalau begitu, bila aku mengeluarkan Akashi dari klub basket, kau juga akan keluar, bukan?" 

Seketika kepalaku mendongak. Raut wajah Pelatih tidak sedang bercanda. Apa maksudnya ini?

Akashi-kun... akan dikeluarkan dari klub basket?!

***

***

***

Malam itu, aku menerima kiriman email berisi foto dan pesan dari Satsuki-san ketika tengah menunggui latihan tim Rakuzan.

"Rasanya seperti kembali ke masa tim basket Teiko yang dulu. Shinomiya-san, terima kasih banyak!"

Begitu tulisnya.
Satsuki-san mengirimkan beberapa foto permainan basket mantan anggota tim basket Teiko tersebut. Kubuka satu persatu, lalu kuperbesar sebuah foto yang menangkap wajah Akashi. Dia tampak sangat menikmati permainan tersebut. Matanya berwarna merah pekat. Padahal sebelum berangkat tadi, 'dia' sempat muncul kembali mengambil alih tubuh Akashi.

"Shinomiya-san! Tolong kompresnya!" teriak salah satu anggota Rakuzan dari tengah lapangan. Sepertinya ada kecelakaan kecil yang terjadi.

"Baik!" sahutku sembari bergegas mengambil kompres di kotak.

.
.
.
.
AnimSUFF:

...........................
.
.
.
.
Yosh! Karena author takut berkomentar (yg mana akan memicu amarah pembaca yg setia menunggu 😂), author hanya akan menyampaikan
"Selamat Menikmati"

NB : Mungkin chapter kali ini singkat 😅
Hontouni Sumimasen deshita...




Beside You (Fanfict Story of Akashi Seijuro)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang