Juu Yon

1.7K 153 9
                                    

Terjadi sesuatu pada Akashi. Itu kesimpulanku. Tapi, bagaimana pun itu, tidak mengubah keterkejutanku akan fakta jika senyuman hangat itu telah kembali.

"Pelatih, tolong izinkan aku bermain lagi." pinta Akashi.

"Apa maksudmu Akashi? Memainkanmu kembali? Permainanmu tadi kan hancur-hancuran. Kau yakin tidak apa-apa?" tanya Nebuya senpai.

"Ya, aku sudah menunjukkan permainan yang buruk. Untuk itu, aku harus meminta maaf pada kalian." Akashi membungkukkan badannya di depan anggota Rakuzan. "Aku minta maaf." katanya.
Semua anggota Rakuzan terpana. Tidak percaya jika Akashi akan meminta maaf. Sebab, Akashi Yang mereka kenal selama ini adalah Akashi yang 'itu', bukan Akashi yang sedang berdiri sekarang.

Ya, satu hal yang bisa aku pastikan.

Akashi telah kembali pada dirinya yang dulu!

Akashi mendekatiku, perlahan. Dia berkata pelan di telingaku. "Maaf, aku tidak bisa berbicara denganmu sekarang. Aku akan memenangkan pertandingan ini, dan menebus dosaku padamu, Shinomiya-san."

Lama sekali.... sudah lama sekali aku tidak mendengar panggilan itu. Terasa hangat, juga menyesakkan. Betapa rindunya aku sekedar mendengar dia memanggilku demikian? Kalian tidak akan mengerti. Aku mencintainya. Suka, sayang. Aku sangat menyayangi Akashi-kun.

Rasa rindu yang meluap merambat tumpah meleleh dari ujung pelipis mata. Berbeda dengan yang sebelumnya, ini tanda kebahagiaan. Aku menggenggam kaos seragam Akashi. Tanganku gemetar. "Menang...lah Akashi....kun...." kataku terbata.

Akashi mengelus kepalaku. "Ya. Tunggulah sebentar lagi."

Aku tak berani mengangkat wajahku. Kepalaku terasa berat. Semua emosiku berkecamuk, membuat tangisku semakin tersedu.

Kutukan yang kuucapkan berbalik padaku. Ya, itulah yang kurasakan saat melihat Akashi menangis dan menjabat tangan Koroko atas kemenangan Seirin. Perih rasanya melihat air mata itu mengalir dari wajah lembutnya yang tetap menyunggingkan senyuman hangat. Sekelebat awan hitam menyeruak di dalam hati. Sebuah rasa penyesalan yang dalam dan kelam, sampai-sampai kau merasa ingin menghilang.

Setelah penutupan Winter Cup, semua orang yang hadir di stadion mulai pulang. Tim Seirin jelas akan merayakan kemenangannya terlebih dahulu. Sedangkan Rakuzan, kekalahan itu membuat mereka memutuskan langsung pulang. Aku tidak berkata apapun. Diriku merasa tidak layak untuk berbicara dengan Akashi yang sekarang, terutama setelah melihat air matanya tadi.

Diam-diam aku memisahkan diri dari rombongan tim dan keluar lewat pintu stadion yang lain. Ah... diluar benar-benar dingin. Aku berjalan sendirian menyusuri jalanan yang masih ramai. Mataku memicing.
Aku benar-benar payah....
Aku bahkan tidak mengerti apa yang sebenarnya aku inginkan.
Wajah seperti apa yang harus aku tampakkan pada Akashi nanti? Percakapan seperti apa yang biasanya kami lakukan dulu?

☆★☆★☆★☆★☆★☆★★☆☆★☆★☆★☆★

Eh? Aku di mana? Begitu tersadar aku sudah berada di tengah keramaian pertokoan. "Huh? Shinomiya-san?!" pekik seseorang di belakangku. Kudapati sosok Momoi dengan senyumannya saat aku membalik badan. "Ah! Ternyata benar! Sendirian saja? Sedang apa di sini? Ah, mau membeli sesuatu?". Sejujurnya aku masih sulit dapat terbiasa diberondong pertanyaan bertubi semacam itu. Ayolah, mengingat urutannya sangat merepotkan bagiku.
Aku baru membuka mulut hendak menjawab saat Momoi-san menyambung pertanyaannya. "Apa kau lapar? Aku dan Dai-chan mau mampir ke cafe sebentar. Ikutlah dengan kami!" ajaknya. Aku tak diberi kesempatan menolak. Masih sulit kufahami gadis ini bisa membuat Akashi menaruh kepercayaan padanya.

Cafe yang dimaksud Momoi-san adalah sebuah Maid Cafe yang baru buka dan menggunakan metode fan-service sebagai daya tarik. Sepanjang aku duduk dan menunggui kedua orang bodoh itu, sepanjang itu pula Momoi-san akan mengomel saat mengetahui Aomine melirik dan menatap polos dada para maid. Aku mengaduk Milkshake ku dengan pelan. Sambil memikirkan apa yang harus aku lakukan besok.

Apakah aku akan tetap dingin seperti ini dengan Akashi?

Haruskah aku mengajaknya berbicara?

Tapi, bagaimana....

Pikiranku kacau. Aku sendiri tidak mengerti apa yang membuatku bimbang seperti ini.

"Tunggu lah sebentar lagi...."

Aku dapat merasakan wajahku memanas setiap mengingat kalimat yang dia bisikkan itu. Juga kelembutan yang tersirat yang selama ini kurindukan.
"Huh? Shinomiya-san, ada apa? Wajahmu merah. Apa kau sakit?" tanya Momoi.

"Tidak ada apa-apa?" jawabku singkat.

"Ah, disini rupanya?".
Aku tersentak. Suara ini! Benar saja, Akashi sudah berdiri di belakang kursi kosong disampingku. "Selamat malam, Momoi, Aomine." sapanya

"Woah... hebat. Benar-benar kembali ke Akashi yang dulu..." gumam Aomine.

"Selamat malam Akashi-kun! Bagaimana kabarmu?" seru Momoi.

"Haha, kau berkata seolah kita sudah lama tidak bertemu. Shinomiya-san, aku baru saja mendapatkan penggilan dari ibumu yang cemas karena kau belum pulang." jelas Akashi.

"Eh? Ibu? Kenapa tidak menghubungi nomor ku?" tanyaku sambil memeriksa Hp. Gawat, aku lupa mematikannya sejak pertandingan tadi dan belum aku hidupkan lagi.
"Sepertinya kau sudah mengetahui alasannya, bukan?"

Aku menunduk malu.

"Ada apa Shinomiya-san? Tidak biasanya kau ceroboh seperti ini." Aku benar-benar kacau hari ini. Berniat melarikan diri, malah ditemukan secepat ini. Bahkan kebiasaanku untuk menghubungi ibuku setiap selesai melakukan kegiatan sampai terlupa. Aku menunduk sambil menghela nafas.

Aku merasakan kepalaku ditarik lembut kedepan. Dan Akashi mengecup keningku perlahan.

Momoi memekik hebat, Aomine melongo dengan wajah bodohnya, dan aku merona seketika. Ini di tempat umum!

Grap! Akashi menggenggam tanganku. "Maaf, ya Momoi, Aomine? Tapi aku harus segera mengantar Shinomiya-san pulang. Kami permisi dulu." pamit Akashi kemudian cepat-cepat menarikku pergi dari tempat itu.

★***********☆************★************☆***********★*******

Anim_FUI :

Anu... mungkin akan ada yg protes atau kecewa karena udah lama updatenya, ceritanya gaje pula. Ya, ini sambil mau pengumuman sedikit kalau aouthor akan lanjut nulisnya ntar dua minggu lagi. Karena sekarang masih diribetkan sama UAS dan persiapan PKL. Maap, ya semua?

Kemarin sedikit maksa nulis, karena ada yg komen udah sampai lumutan (dan kebetulan saya phobia lumut) , akhirnya maksa muter otak. Tapi hasilnya jelek banget... cuma kepikir gini doang... 😭😭😭😭

Setelah UAS nanti, selama liburan, author akan kerja full deh.
Janji... hehehehehehehehehe

Thanks udah mau mampir.
Like dan comment ya? Masukan kalian sangat kami harapkan.

Bye-bye.....

Beside You (Fanfict Story of Akashi Seijuro)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang