EMPAT

2K 93 0
                                    

"Drrtttt drrtttt drrttt"

Kulirik meja di sampingku. Asalnya dari sana. Segera Kurogoh lacinya dan-

"Ini kan, HP Laila!"

Mataku rasanya sudah hampir jatuh sebab terus memelototi benda pipih yang ada di genggamanku ini. Layarnya masih menyala dengan menampilkan roomchat antara aku dan Laila di aplikasi whatsapp. Aku terdiam cukup lama hingga Bu Rahma masuk ke dalam kelas.

"Assalamualaikum anak-anak. Harap perhatian sebentar!" Ucap Bu Rahma dengan nada tinggi hingga membuat seisi kelas terdiam dan memperhatikan dengan saksama.

"Ibu Salma tidak bisa masuk karena para guru harus rapat dengan kepala sekolah"

"Alhamdulillah!!!" Ucap seisi kelas kompak.

Hari ini hari yang sangat beruntung untuk kelas kami. Dari pagi sampai siang tidak ada guru yang masuk mengajar. Dan karena guru sedang rapat, sudah dapat dipastikan kami akan segera dipulangkan. Kamipun segera mengambil tas dan bergegas untuk pulang. Namun, ucapan Ibu Rahma seketika membuat kami kembali terduduk.

"Siapa bilang kalian boleh pulang?" hening. Tak ada jawaban.

"Ibu sudah bawakan kalian soal latihan untuk ujian tengah semester. Ini amanah dari bapak kepala sekolah supaya kalian siap menghadapi ujian. Sedikit kok, cuma 50 nomer jadi, harap segera dikumpulkan di ruangan ibu. Yang sudah selesai silahkan pulang. Galen tolong yah diawasin" lanjutnya.

Setelah menitipkan tumpukan kertas berisi soal Bahasa Indonesia itu pada Galen Ibu Rahma pun keluar dari kelas.

"INI MATEMATIKAAAAA!" Ucap Arsya teman sebangku Galen dengan ekspresi kaget yang berlebihan.

"Loh kok mtk sih?! Gue kira bahasa indo!"

"Sejak kapan bu Salma jadi guru mtk woy?!"

Hafizh pun mulai membagikan soal-soal yang tadi diberikan Bu Rahma.

"CUMA 50 NOMER?! HAH?! MALAH SOALNYA BERANAK LAGI!"

"ITU PILIHAN GANDA WOY! BUKAN BERANAK!"

"POKOKNYA SUSAH!"

"YANG SUDAH SELESAI SILAHKAN PULANG?! MANA BISA!"

"GILA NIH! SOALNYA SUSAH BANGET!"

"WOY! LATIHANNYA AJA GINI! GIMANA NANTI UJIANNYA!"

"Bacot ah. Kerjain aja." akhirnya Hafizh buka suara setelah semua soal terbagi.

"Alhamdulillah, gue sebangku ama Galen" lagi-lagi Arsya membuat seisi kelas kembali heboh.

"Oper-oper jawabannya bro!"

"Jangan lupakan aku dikala kamu senang Arsya!"

"Arsya jangan lupa potoin terus share di grup kelas!"

"Jangan jadi kawan gatau diri ya Sya!"

"Bacot klean" ucap Arsya dengan nada bangga.

"Kerjain aja" lanjutnya dengan mengikuti gaya Hafizh. Sontak Arsyapun di hadiahi timpukan dan sorakan tidak terima oleh seisi kelas.

Sedangkan, aku yang tak mau peduli hanya diam saja memandangi soal matematika itu. Mood ku hancur lagi karena Laila.

Karena aku tidak bisa berpikir jernih, akupun memutuskan untuk menenggelamkan wajahku dalam lipatan tangan. Mencoba sedikit tenang hingga aku sanggup membaca soal matematika yang ada di hadapan.

"Hai Syah. Boleh duduk sini ga?" Aku sedikit mengintip dari balik lenganku. Apa aku tidak salah liat? Ini tadi anak yang udah bikin heboh sekelas kan? Si Arsya! Teman sebangku Hafizh!
Aku memutuskan untuk tidak peduli dan tetap mempertahankan posisi nyamanku.

"Syah boleh yah?! Soalnya si Galen ngusir gue nih! Katanya gue berisik masa?!"

"Emang" benar kan? Apa ada istilah lain selain berisik untuk orang yang suka bikin heboh sekelas hah?!

"Ih jahatnya! persis kayak Galen!"

"Bodo amat"

Setelah itu tak ada suara lagi. Entah dia sudah pergi kemana sekarang. Aku tak peduli.

"Drrrrttt"

Aku terbangun karena getaran handphoneku yang ada di laci. Namun, bukan notifikasi dari operator hadiah mobil yang membuatku terkejut tetapi, kehadiran Hafizh yang sudah ada di bangku Laila!

"Heh! Kok lo ada disini?!"

"Hussstttt!"

Dengan wajah seriusnya dia kembali melanjutkan pekerjaannya tanpa memperdulikanku. Aku akhirnya memilih diam. Bukan karena suka dengan kehadirannya! Tetapi, siapa sih yang suka jika diganggu saat sedang serius. Lagian, jarang-jarang Hafizh bisa kalem. Selama dia tidak mengganggu seperti Arsya yang suka bikin heboh, kurasa tidak masalah.

kertas yang awalnya kosong kini ia penuhi dengan angka yang berisi jawaban dari soal matematika. Setelah mencorat-coret kertas itu iapun melingkari jawaban dari pilihan yang tertera dibawah soal. Tunggu?! Kenapa aku jadi memperhatikan dia?!

"Eh Ca pinjem penghapus dong" dia menengadahkan tangannya tanda meminta.

"Jadi cowok ga modal banget" tanpa pikir panjang aku malah meminjamkan penghapusku. Sedangkan dia hanya cengengesan sambil tetap mengerjakan soal matematikanya.

"Nih!" dia memberikan kertas dan penghapus secara bersamaan.

"Apaan nih?" aku mengangkat kertas yang diberikannya.

"Ini udah selesai. Tinggal tulis nama aja"

Apa? Barusan dia bilang apa?!

"Itu juga udah ada cara kerjanya. Siapa tau kamu ragu sama jawaban aku. Tapi, kayaknya ga ada waktu buat ragu lagi. Soalnya udah mau jam pulang" ucapnya sambil lalu.

"Ih tunggu!" dia berhenti dan berbalik.

"Ngapain lo ngerjain soal mtk gue!" lanjutku sedikit kesal

"Kuker" Sudah itu saja. Setelah itu iapun segera menuju meja nya dan memberikan kertas kecil pada Arsya lalu keluar kelas.

"Ih apaan sih! Ga jelas banget!"

---

00:47 - Sabtu, 1 Juni 2019
-Ziwew

Hai hai Sahabat Pembaca! Maaf yah karena Zi baru update pekan ini! Insya Allah Zi akan update setiap hari Sabtu secara konsisten! Jadi tungguin terus ya~

AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang