Teman Sebangku

288K 13.7K 880
                                    

Hari ini pelajaran PKN dan guru yang mengajar adalah Bu Ajeng, wali kelas gue. Bu Ajeng nampak tenang tapi masih terasa hawa seram bertanda ia marah.

"Ava," panggilnya setelah terdiam lama membuat gue sedikit terkejut, tanpa bersuara gue mendongak menatap Bu Ajeng yang berdiri sambil menatap gue, terlihat jelas kilat marah dari matanya.

Mungkin kalo tatapan seseorang bisa membuat orang lain kenapa-kenapa, mungkin tatapan Bu Ajeng bisa ngebuat gue terbakar detik ini juga. Serem.

"Baru tiga bulan kalian menginjakkan kaki sebagai anak kelas 11, tapi sudah banyak catatan BK yang mengatas namakan anak di kelas ini. Kalian tau? Ibu sangat malu setiap Bapak Kepala menceramahi ibu, mau ditaruh di mana muka Ibu yang cantik ini?" Bu Ajeng menghela nafas kasar lalu menatap gue dan Rey bergantian. Tiba-tiba firasat gue ga enak.

"Ibu akan menentukan teman sebangku kalian, jadi bersihkan bangku dan berdirilah di depan." Ujar bu ajeng denhan nada tegas bertanda ia tidak mau di bantah.

Oh my gue bakalan duduk sama siapa? Gue lirik Clara yang sedang melakukan sumpah serapah di samping gue sambil membereskan mejanya.

"Gue ga tau deh bakalan di jodohin sama siapa, gue harap gue tetep sama lo Va, nanti gimana nasib gue kalo pelajaran Matik sama Kimia? Matilah gue, otak gue kan ga nyampe." Clara memanyunkan bibirnya lalu berjalan ke depan dengan langkah menghentak, Clara sedang ngambek.

Gue hanya bisa menatap Clara iba, walaupun dia oonnya melebihi pak haji bolot, tapi dia tetep temen sebangku gue yang paling... apa ya, pokoknya nyaman banget gue duduk sama dia.

Gue pun memasukkan kotak pensil beruang ke dalam tas lalu berjalan ke depan dan berdiri di sebelah Clara yang masih memanyunkan bibirnya sambil menatap gue tak terima.

Bisa apa gue, walaupun ketua kelas gue ga bisa menentang perintah wali kelas bukan?

"Sudah semua? Baiklah ibu akan membacakan teman sebangku kalian dan silakan memilih tempat duduk. Dito dengan Arga, Clarabelle dengan Adit." Ujar Bu Ajeng, Dito dan Arga bertos ria sementara Clara nyaris menangis saat mendekati Adit yang sudah duduk di bangku pojok nomor tiga.

"CIE CIE ADIT SAMA CEWEK PIUWIT." teriak Dito dan Arga berbarengan, Adit yang disoraki hanya tersenyum penuh arti sementara Clara sudah menjambaki rambut Adit dengan ganas.

Asal kalian tau, Clara paling anti sama Adit soalnya Adit itu suka godain Clara dengan seribu macam jurus gombalnya yang menurut Clara itu gak banget. Maka dari itu Clara nyaris menangis dan sekarang malah menjambaki rambut Adit. Sangat ketara jika Clara sedang menyalurkan amarahnya ke Adit. Kasian Adit.

"APA LO CIE CIE, MAU GUE SUMPELIN SEPATU?!" Teriak Clara ke arah Dito dan Arga yang semakin gencar menggodanya.

"Aw, mau dong di sumpel." Goda Arga sambil berkedip, parahnya Arga dan Dito duduk di belakang Clara dan Adit, mampus Clara bakalan stres sendiri dikelilingi curut-curut rese itu.

K E T U A K E L A S

"Ava dengan Reynand," ujar Bu Ajeng membuat mata gue melotot dan gue rasa hampir keluar.

Gue menatap Bu Ajeng dengan tatapan tak terima, tapi Bu Ajeng tak peka malah melanjutkan membacakan pasangan duduk yang lain. Dari beberapa orang yang masih bediri, kenapa gue mesti sama si gila Rey? Kayanya di kehidupan gue sebelumnya gue punya banyak dosa sampe-sampe harus duduk sama anak setan.

"Ava, kenapa kamu masih berdiri?" Tanya Bu Ajeng membuat gue tertarik kembali ke kehidupan nyata yang menyakitkan ini, ouch.

"Bu, kenapa saya harus sama si Rey sih? Kenapa saya ga sama Clara atau Ana aja deh, dia kan belum ada pasangan." Bu Ajeng menggelengkan kepalanya lalu menatap gue dengan tatapan 'Nilai-kamu-taruhannya!'

Ketua KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang