Tik tok tik tok.
"Ava anjir lo kenapa budeg?"
"HA?" Gue menoleh ke arah belakang tempat Clara berada, ia menatap gue garang. Salah gue apa?
"Apa sih?" Tanya gue lagi.
"Gua dari tadi manggil lo bego, lo liat noh si Daffa nungguin lo dari tadi di luar." Ujarnya marah, gue bingung. Gue mendongak ke arah pintu dan mendapatkan Daffa berdiri di ambang pintu sambil tersenyum menawan. Membuat pekikan nyaring dari teman-teman cewek.
Sementara gue mengernyit bingung, ngapain anak setan ke sini?
Oke, sekarang anak setan ada dua. Si Rey setan nyebelin sementara si Daffa setan ganteng bikin pusing. Yah gue muji si Daffa deh.
"Doi dateng di samperin dong Va, masa di liatin. Jamuran anak orang," Arga menyenggol bahu gue lalu melirik Daffa yang masih berdiri di ambang pintu sambil tebar pesona.
"Hus! Ava kan punya Rey, pea." Adit menjitak dahi Arga lalu duduk di tempatnya.
"Oh iya ya, aduduh Ava celingkuh, gue bilangin Rey ah." Ujar Arga dengan nada yang sengaja di imutkan, ewwhhh.
Mules.
Oh iya btw Rey ga sekolah, katanya sih sakit. Emang setan bisa sakit? Paling alaesan doang noh setan biar ga sekolah.
"Paancih Arga bilang-bilang yayang Rey." Kata gue dengan nada yang sama seperti Arga tadi. Geli sumpah gue ngomong di imutin gini.
Arga, Adit, dan juga Clara menatap gue horror lalu bergidik.
"Horror cuy," Clara mengusap tengkuknya lalu bergidik ngeri.
"Gila seketika hawanya jadi dingin!" Arga sedikit menjauh dari gue.
"Gue rasa ada yang raba punggung gue." Ujar Adit berdiri lalu pergi meninggalkan gue.
Seseram itukah?
"Mampus lo! Makanya jangan ngerjain gue!" Gue bangun meninggalkan Clara dan Arga yang masih syok, lalu menghampiri Daffa.
"Ngapain lo ke sini?"
"Ngapain ga boleh?" Daffa mengangkat sebelah alisnya lalu tersenyum.
Kayanya ni anak beneran gila, senyam-senyum mulu kaya monyet di kasi pisang!
"Kalo lo mau ajakin gue bolos, seribu kali gue tolak. Bhay!" Gue membalikkan badan hendak kembali menuju bangku gue tapi pergelangan tangan gue di tarik Daffa, seketika tubuh gue sudah ada di dekapannya yang hangat.
"Galak amat sih," ujarnya membuat gue tersadar, gue langsung mendorong tubuhnya lalu menampar pipinya.
"Lo pikir gua apa ha? Main peluk ae kaya guling!" Gue membalikkan tubuh gue dan meninggalkannya yang masih melongo tak percaya.
Mampus! Emang enak di tolak, buhahaha.
K E T U A K E L A S
Kelas serasa sangat indah tanpa Rey.
Rey ga sekolah, gue ga naik darah, ga ada yang bikin onar, ga ada yang buat gue masuk BK hari ini.
Udah lama gue ga ngerasain ketentraman seperti ini.
Tapi, kok gue bosen ya?
Kelas ga ada guru, biasanya gue bakalan ngebolang keliling sekolah buat nyariin Rey yang entah kemana dan akan berakhir di ruang BK karena berantem.
Kalo di pikir-pikir kok gue udah kaya anak berandalan ya berantem terus berakhir di BK.
Gue kan anak baik yang suka ke perpus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Kelas
Humor[CERITA INI SUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU] *** Semenjak kedatangan murid baru itu, hidup gue yang tenang menjadi gila dan banyak cobaan. Apa lagi hobinya yang suka ngelanggar peraturan membuat gue ikut terseret ke ruang BK untuk mempertanggungja...