Bab 24

2.4K 134 10
                                    

She makes me feel
Like it's raining outside
And when the storm's gone
I'm all torn up inside
-Story of A Lonely Guy, Blink 182

Gana's POV

"Kamu masih inget sama Tante Ratih kan?" Tanya Nenek, mengusap pelan paha wanita disebelahnya, memberinya senyum sumringah paling ramah yang Nenek punya, lalu menatap gue bergantian. Wanita itu juga tersenyum ke arah gue, senyum ala-ala wanita bali yang manis, ramah, pokoknya iklhas tanpa pamrih. Kami bertiga tengah duduk di ruang tamu luas di dalam rumah Nenek yang penuh dekorasi Bali, ukiran berpelitur mengkilap nan antik, lukisan penari legong terpajang di dindingnya, juga foto keluarga berukuran besar terbingkai oleh kayu mahoni.

Memori gue kembali dilempar ke masa-masa liburan ke Bali waktu SD menjelang SMP. Waktu itu, tepat di hari pertama gue, Mama dan Papa tiba di rumah Nenek. Lalu tiba-tiba aja ada yang ngebunyiin bel rumah, sambil ngomong "Om Swastyastu." Begitu satpam ngebukain pintu, disitulah kali pertama gue ketemu Tante Ratih. Dia tipe wanita yang anggun dan penuh tata krama. Dari cara bicaranya yang lemah lembut gue bisa nebak, Tante Ratih berasal dari kalangan yang sangat dihormati.

Beda sama Mama, walaupun cara berpakaian Mama juga nggak kalah elegannya. Tapi tetep aja, sikap sebagai cewek itu nomor satu, Man. Mau lo pakai dress mahalnya Lady Diana sekalipun, tapi sikap lo slengekan, ya mau gimana. Mengingat kebiasaan Mama yang kadang suka mabok tengah malam di ruang utama deket bufetnya, juga bahkan sampai tiduran di lantai kalo nggak dibangunin sama pembokat, gue sedikit banyak mulai nggak sepenuhnya menyalahkan keberengsekan gue selama ini, toh buah jatuh nggak jauh dari pohonnya.

Balik lagi ke Tante Ratih. Dia datang kesitu sambil menjinjing setoples kacang dan satu loyang besar kue karamel. Kakek dan Nenek gue langsung menyambutnya dengan sangat akrab, seolah Tante Ratih adalah anak gadisnya yang baru aja pulang dari menimba ilmu di belahan bumi lain. Beda sama Papa, kesannya malah dia keliatan kikuk banget. Waktu kita ngobrol di ruang utama pun, Papa kebanyakan diem dan beberapa kali kepergok ngelamun karena nggak denger satupun pertanyaan yang dilontarkan ke dia. Gue nggak ngerti Papa kenapa waktu itu, disamping waktu itu gue baru aja lulus SD jadi nggak tahu banyak soal cinta-cintaan, tapi belakangan gue tahu Tante Ratih itu mantan pacarnya Papa.

Awalnya gue nggak peduli, walaupun sampai sekarang pun gue emang nggak ada niatan peduli sama yang namanya Tante Ratih. Tapi, setiap gue sekeluarga main ke Denpasar, entah ini sengaja atau enggak, wanita itu juga kebetulan lagi berkunjung ke rumah nenek. Dari sana kemudian, Mama mulai nggak suka. Gue liat dari gelagat Mama yang selalu ngebawa-bawa nama Tante Ratih tiap Mama dan Papa bertengkar. Gue pun nggak tau, apa Papa masih berhubungan sama Tante Ratih atau nggak. Disisi lain, walaupun Papa dan Mama udah bercerai sekarang, dan sepengetahuan gue suaminya Tante Ratih udah meninggal, tapi gue nggak suka, kalau dia, well, kembali sama Papa suatu saat nanti. Gue nggak tahu bakal seberapa bencinya gue sama Papa kalo hal itu sampe terjadi. Pertanyaannya sekarang, Nenek bela-belain nyuruh gue kesini demi ketemu sama wanita ini, gitu?

"Kamu udah tau kan, dia ini mantannya Papa kamu." Nenek menegaskan sekali lagi, membuat gue mengangguk dan tersenyum masam kearah Tante Ratih, gue rasa susah buat bersikap kurang ajar didepan wanita ini.

"Tante Ratih ini dari dulu sampai sekarang jegeg-nya sama sekali nggak berubah." Lagi-lagi Nenek menatap wanita itu dengan tatapan memuja.

Sementara Tante Ratih masih memamerkan senyumnya itu, seolah-olah hanya dengan tersenyum orang-orang bisa tau seberapa bahagianya hidup ini. "Bu Agung bisa aja. Tiang niki sampun lingsir." Sahutnya dengan Bahasa Bali yang nggak gue mengerti. Hah, asli gue rugi lahir di Denpasar, yang kaya beginian nih bikin gue rada males ngobrol sama orang Bali. Pasti mentok ujungnya mereka bilang, "Gus kan lahir di Bali, masa ngomong Bahasa Bali nggak bisa."

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang