BAB 7

786 59 7
                                    

“Never say goodbye when you still want to try. Never give up when you can still take it. Never say you don't love them when you can't let go” --- @dailyteenwords

***

Backsound : Awake - Secondhand Serenade

***

KILA memutar volume radio pada mobilnya. Sesekali ia mengikuti alunan lagu yang mengalun. Raka mengeram di kursi penumpang. Ia sangat kesal dengan Kila yang sudah mengganggu tidurnya.

“Kita mau kemana Princess?” , Raka hanya bisa terduduk pasrah di Mercedes Benz kesayangan princess nya ini.

Pagi-pagi sekali Kila sudah menyambangi apartemennya dan membangunkannya dengan kasar. Bagaimana tidak, Kila datang pukul enam pagi dan memporakporanda kan mimpi indah Raka dengan alunan panci yang super bising. Raka tak habis pikir bagaimana gadis bar-bar seperti Kila bisa menjadi model yang super anggun ketika di layar kamera.

Kila tidak bilang mau mengajak dirinya kemana. Gadis itu hanya menyuruh Raka bergegas mandi dan mengenakan baju casual. Dengan terpaksa ia mengikuti kemauan Kila.

“Diamlah ditempatmu. Nanti kamu juga tahu kita mau kemana”

“Kamu tidak berniat membunuhku dan membuangku ke hutan kan?”

“Aha.. Ide yang bagus. Akan aku lakukan nanti. Lumayan buat naikkin pamor kamu -- Raka Auriga di temukan mati terbunuh di hutan. Itu kelihatan sangat spektakuler”

Raka menggulung koran di depannya dan memukul pelan Kila dengan gulungan itu. “Iya spektakuler banget terus besoknya semua headline bakal muat wajah kamu sebagai buronan. Puas”

Tawa Kila berderai. Inilah yang paling ia sukai saat menjahili Raka. Pria itu sangat mudah marah maupun merajuk dan itu adalah kebahagiaan tersendiri untuk Kila.

“Tenanglah. Aku tidak akan membunuhmu. Kamu itu kakak tersayangku, aku tidak akan tega melukaimu”

Raka tersenyum miris, sekali lagi ia tertampar dengan kata kakak. Kila hanya menganggapnya kakak --tidak lebih dan itu membuat hati Raka remuk untuk kesekian kalinya.

***

Kila mengetuk pintu dan sebelah tangannya memegang kue. Diikuti dengan Raka yang berdiri dibelakangnya. Pintu itu terbuka dan menampilkan seorang pria yang tampan.

“Hai” , Aldrin menyambut Kila dengan senyum manisnya. Sementara itu Raka masih diam membatu ditempatnya. Jadi Kila heboh sedari tadi hanya karena ingin berkunjung ke tempat pria ini. Raka mengumpat di dalam hati.
“Ayo masuk” , Kila mengikuti langkah Aldrin dari belakang. Mereka masuk ke ruang keluarga yang begitu riuh dengan canda tawa.

Aldrin duduk disamping Ibunya. Semua belum menyadari kehadiran Kila. Akhirnya Kila berdehem sejenak “Selamat Pagi”

Semua mata terpusat pada Kila. Ibu Aldrin begitu kaget saat melihat Kila, dia tidak habis pikir dengan Aldrin. Mengapa ia begitu berani mengundang Kila disaat Vanessa masih ada disini.

“Ini teh beneran neng Kila” , Nenek Aldrin berdiri dan memeluk Kila. Gadis itu terkekeh dipelukan Nenek Aldrin. Dia tidak menyangka jika mempunyai fans dari berbagai usia.

“Iya saya Kila, nek”

“Aih kesini sama pacarnya ya. Siapa namanya? sini kenalan sama Nenek”

Raka tersenyum dan mengulurkan tangannya pada Nenek Aldrin. “Raka Auriga”

“Nenek mah sudah tahu. Kamu yang pengacara itu kan. Aih neng Kilaaa, nenek mah setuju kalau neng Kila jadian sama nak Raka. Dia keliatan baik. Nenek nggak setuju kalau kamu sama stepen stepen itu.”

Back to DecemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang