“People come and people go. The best will always stay” - Priskila Andromeda
***
Backsound : Cho Kyuhyun - At Gwanghwamun
****
BULAN Desember kini telah datang menghampiri, lengkap dengan awan hitam yang bergelayut di ujung cakrawala. Gelap. Bahkan tidak ada celah awan putih segaris pun.
Aldrin terduduk di taman--- didekat kedai kopi langganannya dulu saat dirinya dan Kila masih menjadi mahasiswa. Seminggu setelah kejadian itu, Aldrin memutuskan meninggalkan Vegas dan meninggalkan semua kenangan di New York. Dia menutup semua cerita tentang dirinya dan Vanessa. Bahkan sejak ia melihat liputan gadis itu yang keluar dari hotel dan menangis , Aldrin benar-benar lost contact dengan Vanessa. Aldrin bukan orang yang egois ataupun kacang lupa kulitnya. Dia berulang kali menghubungi gadis itu namun hasilnya nihil. Vanessa hilang tak berjejak. Mungkin ia butuh waktu sendiri. Namun dua hari setelah berita itu, Vanessa menghubunginya menggunakan telepon umum. Gadis itu hanya mengatakan jika pernikahan mereka batal dan Vanessa langsung menutup telepon itu bahkan sebelum Aldrin mengucap sepatah kata.
Dan disinilah Aldrin sekarang, di tanah kelahirannya.
Kila.
Satu nama yang mampu membuat degup jantung Aldrin menggila. Satu nama yang membuat napas Aldrin sesak dan tertohok godam dengan telak. Satu nama yang membuat Aldrin berani mengingkari sumpahnya. Satu nama yang membuat Aldrin kembali terperosok jatuh di parit bumi terdalam tempat hatinya dulu bersemayam. Semua berakhir. Benarkah?
Kila tidak ada kabarnya semenjak hari dimana ia memilih pergi bersama Raka. Tepat dimana hari penembakan itu. Kila hanya menulis satu pesan untuk Aldrin. Pesan abu-abu.
KilsKilaa : People come and people go. The best will always stay.
Dua kalimat abu-abu tak bermakna. Atau mungkin hanya Aldrin yang tidak mampu menelaah apa pesan di balik kata itu.
Semua yang datang pasti ada masanya untuk pergi. Namun itu hanya untuk orang yang tidak mau memperjuangkan apa yang memang pantas untuk di perjuangkan.
Menyerah?
Tidak. Aldrin tidak menyerah untuk gadis itu. Kila adalah degup jantungnya. Dia akan berjuang. Aldrin memang tidak sekaya Raka namun ia punya cinta yang besar untuk Kila. Aldrin masih mampu mencukupi kebutuhan Kila jika suatu saat nanti mereka memilih bersama.
Aroma kopi menguar membuyarkan lamunan Aldrin. Pria itu menengok ke belakang dan melihat kedai kopi yang ramai. Aldrin menghela napas berat dan pandangannya tertumpu pada jalanan di depannya.
Dulu, Aldrin selalu melewati jalan ini saat pulang kampus dengan motornya. Tentu saja dengan membonceng Kila. Bahkan gadis itu mati-matian menolak mencicipi kopi saat Aldrin mengajaknya ke kedai itu.
Tapi setelah beberapa kali Aldrin mengajaknya, Kila malah semakin maniak dengan kopi. Bahkan gadis itu mewajibkan Aldrin untuk mengajaknya ke kedai itu minimal sekali dalam seminggu.
Aldrin tertawa kecil lengkap dengan sebulir airmata yang ikut turun perlahan ketika memorinya mengulang kisah-kisah indahnya dulu.
Sesak.
Sangat!!!
Tidak selamanya kenangan meninggalkan kebahagiaan. Ada Kalanya kenangan menorehkan sebuah pembelajaran atau bahkan luka. Kehidupan adalah sebuah pentas pertunjukkan yang harus di lakoni manusia. Akan selalu ada awal,perjuangan,kekalahan,liku hidup,dan akhir. Hidup tidak melulu soal kebahagiaan ataupun happy ending.