1

402 36 5
                                    


(edited) 2-01-16

Lia's POV

Sebuah tamparan yang mendarat di pipi kiriku membuatku terbangun. Jika kau bertanya, itulah yang selalu ia lakukan untuk membangunkanku. Siapa lagi? of course it's my lovely dad. (note the sarcasm)

"wake up bitch," satu tamparan lagi mendarat di pipiku. 

"bangun dan buatkan aku sarapan!!" Bentaknya. Membuatku melonjak kaget. 

"ya a-aku akan segera kebawah." ucapku tergagap. "good girl" ucapnya sebelum membanting keras pintu kamarku. Aku segera beranjak dari tempat tidurku, dan segera turun kebawah untuk menyiapkan sarapan untukku dan ayahku.

"what's for breakfast?" tanyanya. 

"Um hanya roti panggang dan segelas jus jeruk" ucapku sambil memainkan jemariku.

"hanya itu? SEBUAH ROTI PANGGANG DAN SEGELAS JUS JERUK TIDAK AKAN MEMBUATKU KENYANG, BODOH!!" bentaknya di depan wajahku. 

"h-hanya itu y-yang ada d-di dapur." air mata sudah membendung di pelupuk mataku.

 "aku tidak peduli. sepulang sekolah kau harus pergi berbelanja bahan makanan!" aku mengangguk.

BUK

Sebuah pukulan mendarat di perutku. Aku meringis dan memegang bagian perutku yang terkena pukulan ayahku. Aku menahan rasa sakit itu dan berjalan menuju kamarku untuk bersiap berangkat ke sekolah. Lebih tepatnya neraka ku yang kedua mengingat 5 orang tampan yang membully ku. wait, what? apa aku baru saja menyebut mereka tampan? well, sejujurnya mereka memang tampan, tapi tidak dengan perilakunya.

Aku bergegas mandi dan memakai pakaian yang akan kupakai ke sekolah. Aku tidak terlalu mementingkan pakaian yang kupakai. well, who cares about me anyway. Jika aku memakai pakaian yang bagus dan mahal pun mereka akan tetap memanggilku dengan sebutan 'fatass' or 'ugly bitch' . well, memang kenyataannya aku tidak bisa dibilang kurus.

**

Aku berjalan menuju tempat pemberhentian bis. Aku melihat arlojiku, waktu menunjukkan pukul 07:20 sedangkan kelasku dimulai pukul 07:30. Aku memiliki waktu 10 menit untuk mencapai sekolah. Sebenarnya jarak dari rumahku ke sekolah tidak terlalu jauh, namun aku akan menunggu bis yang kutunggu datang.

5 menit sudah berlalu. Sekarang aku hanya memiliki 5 menit untuk mencapai sekolah. Hm, tak apalah jika aku telat, lebih mending pendapat penahanan daripada harus menghadap 5 laki-laki itu dan mendapat pukulan dan semacam itu. Aku akan berjalan saja menuju sekolah.

Aku tidak beruntung hari ini. Bagaimana bisa mereka masih berada di depan gerbang sekolah? Apakah mereka menungguku? Apakah mereka akan menghajarku 10 kali lebih buruk dari yang aku bayangkan? Oh no.

"Oi fatass! Apa yang kau lakukan disana? Kemarilah!" ucap Harry. Harry adalah yang terburuk dari yang lain. Dia sangat kasar. Dan dia sangat membenciku. Aku mulai berjalan ke arah mereka. Aku ingin lari dari mereka, tetapi jika aku melakukan itu, aku akan mendapatkan 'perlakuan' yang lebih parah dan aku tidak mau hal itu terjadi.

"Kau seperti siput, jalan lama sekali." ucap Niall sambil menarik rambutku kasar. Aku meringis kesakitan.

"Karena kau telah membuat kami lama menunggu, kau akan mendapat double beating hari ini." Aku melebarkan mataku setelah mendengar ucapan Harry. 

"M-maafkan aku, aku mohon jangan lakukan itu." Aku bermohon kepada mereka. Mereka mengabaikan permohonanku. Kemudian aku merasakan dua tangan menarik kasar tubuhku. Aku mendongak dan melihat Liam dan ia memberikanku death glare yang membuatku tertunduk. Aku tidak bisa melakukan apa-apa sekarang. Mereka membuatku melewatkan pelajaranku, dan sekarang aku akan mendapatkan double beating. I hate my life.

Seperti biasanya, mereka membawaku ke gang kecil yang gelap. Biasanya di gang kecil dan gelap ini sering terjadi pembunuhan. Aku berharap mereka menghajarku sampai mati. Bukankah itu yang mereka inginkan? Bukankah mereka berharap aku tidak pernah hidup di dunia ini? Aku pun berharap begitu.

"we're here. are you ready for your double beating, fatass?" ucap Harry. Aku hanya menunduk dan mengangguk. "apa kau tidak memiliki mulut?" Aku mengangguk lagi. Aku tidak mempunyai keberanian untuk berbicara. "BICARALAH SESUATU!!" bentak Harry membuatku tersentak. "a-aku.." ucapanku terpotong oleh tamparan Harry. Tamparannya tidak terlalu kencang, tetapi menyakitkan. Harry mengangkat daguku, membuatku menatapnya. Mataku bertemu dengan matanya. Jujur, Harry memiliki mata yang indah. Aku mampu menatapnya selama berjam-jam karena mata indahnya membuat semua orang yang melihatnya terpaku. Seketika pikiranku terbuang oleh pukulan Harry yang mendarat di hidungku membuatku tersungkur. Aku bisa merasakan cairan hangat yang keluar dari hidungku, tetapi aku mengabaikannya.

"lakukanlah apa yang kalian inginkan terhadap gadis bodoh ini, lads" ucap Harry kepada teman-temannya. Niall menghampiriku dan menyeringai. Ia mendaratkan 2 pukulan di perutku, dan 2 pukulan di wajahku. Seketika aku merasakan pandanganku memburam, lalu aku menutup wajahku dengan tanganku. Aku hanya bisa menangis ketika pukulan, tendangan mendarat di setiap bagian tubuhku. they've done too much. 

"stop, please stop" mohonku. "what did you say, bitch? i don't hear you" aku mendengar Louis berbicara. 

"Aku mohon hentikan" isakku. Aku hanya dapat mendengar mereka mengatakan hal yang menyakitkan.

"stupid"

"bitch"

"ugly fatass"

"you deserve this because you're an ugly whore"

"tidak ada orang di dunia ini yang ingin kau hidup"

"seharusnya kau tidak ada di dunia ini"

"i hope you're dead"

setelah itu, semuanya berubah menjadi gelap.

------------------

HEEEEE! maaf sebelumnyaa kalau bahasanya terlalu kasar gimanaa gitu.

tbh i really enjoyed writing this chapter.

leave a comment and vote for this book pls thanks xoxo




why me? ↠ one directionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang