Kode Sandal Jepit

290 16 7
                                    

Sebuah cerita dari Ranrini

---------

Nana dan Ari baru saja keluar dari masjid. Ari, yang dulu salah jalan kini sudah kembali ke jalan yang benar berkat sahabatnya, Nana. Mereka pulang bersama karena rumah mereka berdekatan.

Tapi, sedikit ada yang aneh dengan Ari.

"Na, lo tau gak bedanya elo sama sandal japit yang biasa gue pake ke masjid?"tanya Ari dengan santainya.

"Idih, jadi elo mau gombalin gue nih ceritanya."ucap Nana sambil menyikut Ari.

"Sandal yang gue pake itu ngebawa ane ke jalan yang bener, masjid, seperti elo yang juga udah ngajarin gue sholat yang bener."

"Terus, emang kenapa?"

"Nah, sandal gue itu suka ilang-ilangan, gue selalu putus asa gara-gara itu."

"Terus, elo ngambil sandal orang gitu?"

"Maunya sih gitu. Tapi, gue sayang banget sama sahabat gue. Gue sangat yakin sandal itu juga bakalan balik lagi ke gue. Seperti elo yang balik lagi ke gue setelah diputusin pacar elo."

"Emang, gue sama elo pacaran?"

"Ya, gak juga sih. Tapi, sejak elo pacaran sama do'i, elo sering ninggalin gue."

Nana tersenyum kecut. Memang itulah kenyataannya, saat Nana berpacaran dengan do'i, dia melupakan Ari sehingga Ari salah jalan. Namun, kini Ari sudah kembali ke jalan yang benar tidak seperti dulu lagi, seperti yang mabuk-mabukan, judi, bolos sekolah, dst.

Ari, adalah anak yatim piatu, ia merasa hidupnya sangat bebas sehingga ia menjadi salah jalan. Ia tidak memiliki teman ataupun sahabat yang mengingatkannya. Beruntung ia bertemu dengan Nana, dan sejak saat itu ia berubah sedikit dan menjadi salah jalan lagi ketika Nana meninggalkannya.

"Nah, terus apa hubungannya gue, sandal japit dan do'i?"

"Sandal japit elo hampir mirip sama gue."

"Terus?"

"Punya gue, item polos. Punya elo ada aksen bunga-bunganya. coba elo liat sandal elo."

"Oh, iya, ya ketuker. Pantes aja elo cekeremes."

"Ya, kalo udah tau dari tadi napa gak ditanyain kek."

"Hehehe"

"Tai lo, Na"

"Hati gue sudah nyantol ke hati Nana, tapi, hati Nana belum bisa nyantol ke hati gue. Seperti, sandal gue yang tadi dipake Nana dan sandal Nana yang gak bisa gue pake--kalo sandal Nana gue pake, gue bisa dikira banci, karena aksennya terlalu feminim--."
"Selain itu, kenapa lo juga gak nyadar na. Udah, gue kodein padahal."batin Ari sambil menatap Nana.

"Elo lagi mikirin gue ya?" "Elo mikir betapa imutnya gue kan?"tanya Nana penuh ekspetasi yang tinggi.

"Lo aja mirip sandal japit. Dimana letak imutnya."ucap Ari sambil menjitak kepala Nana.

"Kalo sandal japit gue ilang, gue sangat putus asa dengan itu, kalo elo yang mirip sandal japit gue ilang dari dunia ini. Gue gatau bakalan kaya apa nanti."batin Ari.

"Biarpun, sebenarnya gue bisa ambil sandal japit yang lain. Tapi, gue gak mau selain elo."batin Ari.

"Sini, gue pakein sandalnya."

"Eh, woy! Gue bisa pake sendiri."

"Dikodein gak sadar."

"Lo kesambet setan sandal japit apa ri?"

"Gak peka seperti sandal japit yang gak bisa dipatahin."gerutu Ari lagi.

"Woy, gue manusia."

"Elo dan sandal japit itu sama aja. Kalo salah satu diantara kalian ilang, bikin ngangenin."

"Kenapa sih lo?"

AnalogiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang