Disleksia???

176 10 0
                                    

          Sepulang aku dari kantor Aditya, aku terus memikirkan kata disleksia yang Aditya diucapkan.
"Anak saya menderita disleksia."
"Anak saya menderita disleksia."
"Anak saya menderita disleksia."
Ucapan Aditya terus terngiang-ngiang dibenakku. Jujur saja, aku tidak pernah mendengar penyakit itu sebelumnya. Apakah itu penyakit yang berbahaya seperti kanker atau meningitis yang diderita Olga Saputra? Atau jenis penyakit baru yang mematikan yang muncul baru-baru ini di Korea Selatan seperti mers? Disatu sisi aku sedih karena gadis kecil secantik Kaitlin menderita penyakit yang mematikan, tapi di satu sisi aku bahagia setidaknya aku mendapatkan pekerjaan yang lumayan untuk pemula sepertiku. Nanti pulang ke apartemen aku akan cari tahu saja penyakit apa disleksia itu.
Aku memutuskan segera kembali ke apartemen Farah daripada aku keluyuran di mall dan melihat barang branded aku menjadi stress. Soalnya aku tidak punya sepeser uang pun untuk membelinya. Sekarang saja aku nginap di tempat Farah. Untung saja Farah masih berbaik hati menampungku. Sesampai di apartemen Farah, aku segera berganti baju yang nyaman. Kata disleksia pun terlupakan. Ternyata keluar cari kerja cukup membuat capek. Mana laper lagi. Aku buka kulkas Farah. Aku hanya melihat isi kulkas Farah yang tersisa hanya buah-buahan dan sayuran. Tidak cukup untuk mengganjal rasa laparku. Tapi tetap saja aku harus makan. Aku memutuskan untuk membuat salad dengan dressing mayones. Walaupun berbelanja adalah kegiatan yang paling aku suka, tapi aku juga suka memasak. Selama tinggal 2 tahun di Amerika aku selalu memasak. Dengan memasak aku bisa mengurangi penyakit homesick. Tapi homesickness-ku tidak terlalu lama, papaku segera tahu aku tidak pernah kuliah selama dua semester dan membawaku pulang ke Indonesia.
Farah kembali dari tempat kerjanya bertepatan ketika aku ingin menyantap saladku.
"Tumben Elo pulang cepet?"tanyaku pada Farah.
"Gue izin sakit perut. Baru dapat haid pertama nih perut melilit bener. Mana bawaan gue emosian tingkat tinggi. Elo lagi makan apa? Setahu gue kulkas belum gue isi. Belum sempat belanja bulanan."
"Nih salad. Gue liat di kulkas elo hanya ada sayur sama buah. Kebetulan gue laper jadi gue buat salad dari sayur dan buah di kulkas elo. Lumayan buat ganjel perut. Punya elo gue tarok di kulkas. Ambil aja." Farah mengambil salad jatahnya dikulkas. Farah pun ikut makan bersama denganku.
"Gimana dengan wawancara elo dengan Mas Adit?",tanya Farah kepadaku.
"Hampir gagal. Just because I was wearing this morning kinda outfit, sepupu elo hampir menolak gue untuk jadi private teacher buat Kaitlin. Thanks God, he made up his mind."
"Mas Adit emang agak konservatif walaupun dia lama tinggal di Amrik. Wait, did you say Kaitlin just now?"
Aku mengangguk.
"Did you meet Kaitlin?"
Aku mengangguk lagi. "Tadi Aditya memperkenalkan gue ke putrinya. Kaitlin bener-bener gadis yang cantik. Apalagi mata hazel indahnya membuat gue seneng ngeliatnya. Kaitlin mirip bener dengan anak Tom Cruise dan Katie Holmes, Suri Cruise. Kalo gue nggak sadar kalo Suri ada di Amerika, gue pasti nyangka Suri diculik sama sepupu loe. But I sensed something strange about Kaitlin. But I dunno what is it ? Oh ya, apa Kaitlin sedang sakit parah?"
"She is perfectly fine. Kenapa elo ngomong kayak gitu?"
"Just Aditya told me she suffered from dementia or di...di...di, AH... whatever."Aku menarik rambutku karena frustasi tidak bisa mengingat apa nama penyakit yang diderita Kaitlin. "Damn it...I couldn't recall it. But it sounded a very rare and dangerous disease."
"Terakhir gue ketemu sih, that little devil masih sehat dan semangat. Gue aja sempat dikerja'in. She put the bubble gum to the chair I sat. Kalo ingat kejadian itu pengen rasanya gue balas dendam. She ruined my new Louis Vitton dress I just bought. But she is just seven. That's what I regretted! Gue nggak mungkin balas dendam dengan anak sekecil itu. Gara-gara itu, gue mesti meditasi buat nenangin hati gue dari dendam membara. Elo mesti hati-hati! I guess Kaitlin needs special treat and care dari elo. Elo udah dengarkan kalo sebelum elo, Kaitlin berhasil membuat lari 6 guru privatnya dengan sedikit trik yang dia buat. Gue harap elo nggak jadi yang ketujuh. Behind her hazel eyes, there is a little devil in her. She is not that innocent. Don't be deceived by her angel look."
Aku merinding ngeri mendengar peringatan Farah. Membayangkan kenakalan Kaitlin yang harus aku hadapi...ah...aku berteriak dalam hati. Aku harus bertahan demi untuk makan dan hidup.
"Thanks for warning me! Yang jelas gue nggak akan menjadi yang ketujuh. I am going to be her last and she will work thrice harder to face me. Dare me, Kaitlin!"

Precious Words for Kaitlin!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang